Oleh: Kunthi Mandasari
(Member Akademi Menulis Kreatif)
Bukan sesuatu yang mengejutkan, jika pada akhirnya putra mahkota Arab Saudi mendukung pembangunan kamp konsentrasi untuk Uighur. Mengingat milyaran dolar uang milik China telah mengalir di Arab Saudi dalam bentuk investasi. "China memiliki hak untuk melakukan pekerjaan anti-terorisme dan ekstrimisme untuk keamanan nasionalnya," penuturan Muhammad bin Salman, yang telah berada di China menandatangani banyak kesepakatan dagang, (kiblat.net, 24/2/2019).
Selain itu, salah satu isi kesepakatan tersebut yaitu memasukan bahasa China dalam kurikulum. Yakni dalam semua tingkat pendidikan di Arab Saudi. Latar belakangnya tak lepas dari kerjasama yang tengah dilakukan. Agar kedepannya semakin mempermudah dalam berkomunikasi.
Padahal sebagaimana dunia tau bahwa penyediaan kamp konsentrasi digunakan untuk pemurtadan kaum Muslim Uighur. Dengan disertai berbagai penyiksaan yang tidak manusiawi. Sayangnya jerit tangis Muslim Uighur tak mampu menggugah hati pemimpin Muslim. Hanya segelintir yang berempati. Namun banyak yang lebih peduli terhadap kepentingan pribadi negara.
Kekejian yang dilakukan negeri komunis tersebut tak menjadi soal. Karena yang terpenting adalah keuntungan. Memberikan dukungan pada kaum Muslim Uighur hanya akan membawa kerugian material. Karena pemimpin tersebut telah terjangkit cinta dunia. Yang menakar segalanya hanya pada yang nampak membawa keuntungan, sehingga enggan membela sesama.
Padahal dunia hanya sementara, tak akan kekal selamanya. Sungguh merugi menuruti hawa nafsu semata. Yang pada akhirnya hanya akan membawa kehinaan di dunia dan juga penyesalan kelak di alam baka.
Nasionalisme yang telah menjadi penghalangnya. Tembok nasionalisme menjadikan kaum Muslim terkotak-kotak, sehingga hanya mementingkan dalam negeri semata. Darah dan kehormatan kaum Muslim dinilai murah. Dengan mudah dirampas dan ditindas. Padahal darah kaum Muslim lebih berharga dibandingkan dengan seluruh kekayaan yang ada di bumi.
Kondisi kaum Muslim akan selalu tertindas selama tidak ada pelindung yang menaunginya. Dengan demikian tak ada harapan selama nasionalisme dipertahankan. Kaum Muslim membutuhkan kepemimpinan sejati yang mampu melindungi seluruh kaum Muslim di dunia. Selama kepemimpinan tersebut belum ada, kaum Muslim termasuk Uighur akan menjadi santapan kaum kafir.
Mari bangkit dan sama-sama bahu membahu dalam mewujudkan kepemimpinan tersebut. Dengan itu kaum Muslim akan menjadi mulia. Wallahu 'allam bishawab.