Oleh : Iis Kurniati, S.E.
(Muslimah Peduli Umat)
Pasar tradisional memang tidak bisa dipisahkan dengan sampah, karena di sanalah tempat para pedagang menjual sayuran, daging, ikan, dan bahan makanan lain yang bersifat basah dan cepat busuk. Ditambah dengan banyaknya pembeli dengan berbagai karakter berkumpul di sana. Sehingga tidak heran akan mudah sekali dijumpai sampah di sana. Hal itu tentu saja memerlukan penanganan serius dari dinas kebersihan, agar sampah-sampah itu tidak sampai menggunung dan menyebarkan bau tak sedap dan bibit-bibit penyakit. Pengangkutan sampah yang dilakukan oleh petugas dinas kebersihan, harus rutin dan sesering mungkin.
Tapi apa yang terjadi di Pasar Wahana Rancaekek Kabupaten Bandung, membuat kita miris. Siapapun yang pernah melewati belakang pasar tersebut pasti akan mencium bau busuk yang menusuk hidung. Apalagi jika terkena air hujan, maka bau busuk itu akan semakin menyengat.
Idealnya, sampah dibuang di Tempat Penampungan Sampah (TPS), tapi di pasar tersebut tidak tersedia TPS sehingga para pedagang juga penduduk sekitar membuang sampah di bagian belakang pasar tersebut. Dan mirisnya lagi, banyak kios-kios kosong di sana yang dijadikan tempat sampah.
Seorang pedagang, Budi (50), mengatakan bahwa lokasi belakang pasar tersebut sudah lebih dari 10 tahun digunakan oleh para pedagang sebagai TPS, sehingga sampah kerap menumpuk hingga ketinggian dua meter.
"Lokasi belakang itu sebenarnya kaya bangunan bekas kios-kios, tapi karena sudah tidak ditempati sejak lama, dijadikan tempat sampah," kata Budi di Pasar Wahana Rancaekek, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jumat (15/3/2019).
Gunung sampah itu tentu saja sangat mengganggu para pedagang, para pembeli, penduduk sekitar, maupun orang-orang yang sekedar lewat karena di belakangnya ada jalan umum yang sering dilalui.
Seorang pembeli, Titin Surtini (50), mengatakan bahwa keberadaan tumpukan sampah tersebut terkadang tercium hingga lokasi depan pasar dan semakin menunjukkan kesan kumuh.
"Makannya saya jarang beli di kios belakang yang dekat tumpukan sampah, takut ada apa-apa," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Asep Kusumah, belum bisa memberikan keterangan.
Masalah sampah adalah masalah bersama, maka sudah seyogyanya pemerintah tidak tutup mata terhadap masalah ini. Karena menyangkut kebersihan, kenyamanan dan kesehatan masyarakat.
Tapi dengan sistem sekuler saat ini yang penuh dengan birokrasi, maka penyelesaian masalah ini akan lama dan cenderung terabaikan. Penguasa-penguasa negeri muslim hari ini hanya sibuk dengan pancitraan dan bermental pedagang dengan rakyatnya. Sehingga kegiatan untuk mengurusi rakyat tidak lagi menjadi hal utama dalam pemerintahannya.
Berbeda dengan sistem islam, di mana jika ada pengaduan dari masyarakat tentang masalah apapun, negara akan segera menyelesaikannya. Termasuk masalah sampah yang sangat erat kaitannya dengan kesehatan.
Salah satu contoh adalah pada kurun abad 9-10 M, Qusta ibn Luqa, ar-Razi, Ibn al-Jazzar dan al-Masihi, para ahli medis dan ilmuwan, atas perintah Khalifah al Makmun dari Bani Abbasiyah, membangun sistem pengelolaan sampah perkotaan, yang sebelumnya hanya diserahkan pada kesadaran masing-masing orang, yang di perkotaan padat penduduk akan menciptakan kota yang kumuh. Kebersihan kota menjadi salah satu modal sehat selain kesadaran akan kesehatan yang diperoleh dari pendidikan.
Peradaban Islam telah memberikan tinta emas dalam perjalanan kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Kemajuan ilmu pengetahuan hingga kesejahteraan masyarakat turut menjadi catatan gemilang ketika peradaban Islam tegak di muka bumi ini. Peradaban Islam tersebut adalah masa dimana Islam menjadi pedoman dalam segala lini kehidupan rakyat dengan kesempurnaan aturan yang ada di dalamnya dan tegak dalam satu institusi politik Khilafah Islamiyyah.
Kegemilangan ini bukan muncul karena kebetulan atau isapan jempol belaka apalagi hanya retorika semata. Namun itu salah satu hikmah dan rahmat yang Allah jaminkan ketika setiap aturan diterapkan secara utuh tanpa memilah-milih. Sebagaimana ada kaidah yang mengatakan bahwa setiap ada syariah, maka pasti akan ada maslahat. Itulah kemudian yang menjadikan Khilafah Islamiyyah secara imani dan alami akan memberikan keterjaminan berkah dan maslahat bagi kehidupan manusia, dan termasuk di dalamnya kesehatan dan kesejahteraan.