Saat Ayat Al-Qur'an Dipermainkan

Oleh: Rindoe Arrayah


       Belum hilang dalam ingatan saat ramai diperbincangkan tentang kata "kafir". Yang menjadi pertanyaan mengapa polemik ini baru muncul sekarang? Bukankan istilah itu sudah ada ribuan tahun yang lalu tanpa menimbulkan konflik. Abu Jahal dan Abu Lahab tidak pernah merasa tersinggung dengan penyebutan itu.


Polemik ini muncul setelah terjadinya Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat pada 27 Februari hingga 1 Maret 2019 menghasilkan beberapa rekomendasi.


Rekomendasi tersebut dipaparkan di Komisi Bahtsul Masail Qanuniyah (peraturan), Komisi Bahtsul Masail Maudluiyyah (tematik), dan Bahtsul Masail Waqiiyah (aktual). ini Komisi Bahtsul Masail Maudluiyyah mengusulkan agar NU tak lagi menyebut kafir bagi warga negara yang tak memeluk agama Islam (alinea.id, Rabu 06/03/19).


Bahkan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku akan menempeleng oknum yang mudah memberikan cap kafir kepada orang lain.


"Masuk neraka itu urusan Tuhan. Enak saja bilang kafir-kafir. Kalau ada yang bilang kafir saya tempeleng," sambungnya (Tribunnews, Selasa 05/03/19)


Sungguh disesalkan sikap dari orang-orang yang mengaku muslim. Sama saja mereka telah mempermainkan ayat-ayat Allah SWT.


Penyebutan kafir itu Allah SWT yang telah menyematkannya. Banyak didapati di dalam Al-Qur'an. Salah satunya adalah surat Al-Kafirun.


Seperti inilah fakta yang didapati manakala umat Islam hidup tanpa ada pelindung, yaitu Khilafah yang akan menerapkan syari'at-Nya secara merata. Pastinya akan ada sangsi tegas yang akan diberikan kepada orang-orang seperti di atas.


Umat Islam butuh Khilafah agar hidup semakin berkah.

Wallahu'alam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak