Oleh: Nuni Toid
(Pejuang Mustanir)
"Bohong, kamu suka bohong, katanya,.... "
Teringat lagu dulu. Pun realitanya sekarang memang sedang terjadi kebohongan yang menimpa rakyat. Berbohong atau berdusta adalah perilaku yang tercela. Orang yang sudah biasa berbohong akan terus menerus ketagihan dan menjadi suatu kebiasaan yang lumrah bagi dirinya.
Berbohong juga merupakan salah satu dari ciri-ciri orang munafik. Bila berkata bohong atau dusta, berjanji tidak di tepati, jika diberi amanah dia khianat. Maka berbohong adalah suatu bentuk ucapan atau pernyataan yang tidak benar. Atau pernyataan yang di sampaikannya tidak sesuai dengan fakta atau kenyataannya yang sebenarnya.
Saat ini pun rezim melakukan kebohongan lagi.Tampak sekali mengeksplorasi keberhasilannya selama empat tahun terakhir. Dengan harapan tentu ingin mendapat sanjungan atau pujian atau pun simpatik dari masyarakat sehingga bisa menaikkan elektabilitas yang konon menurun akhir -akhir ini.
Tak ayal lagi demi terpilih kembali rezim ini melakukan kebohongan demi kebohongan untuk bisa bertahan dan menjadi penguasa di negeri ini selama dua periode.
Ini terjadi pada saat debat calon presiden kedua yang di selenggarakan oleh sebuah TV swasta secara live. Seorang Capres mengungkapkan dan membeberkan data-data keberhasilannya, antara lain data yang terkait dengan pangan, energi dan lingkungan. Tentu dengan percaya diri. Untuk sesaat publik di buat terkesima dan acungkan jempol bila mendengar dan melihat langsung data tersebut.
Namun publik akhirnya tersadar kalau itu adalah sebuah kebohongan karena media massa lebih dulu mengecek kebenaran data tersebut. Semua data yang di beberkan rezim pada saat debat calon presiden itu bukan sekedar salah tapi sudah merupakan kebohongan.
Begitulah di sistem yang bathil ini yakni Demokrasi sekular yang tidak mau menggunakan aturan aturan Allah. Segala cara di tempuh demi mendapatkan kekuasaan dan tetap bertahan berkuasa.
Seperti yang sudah di jelaskan di atas kebohongan atau dusta adalah salah satu dari ciri -ciri orang munafik dan termasuk dosa besar.
Sabda Rasulullah saw, "Sungguh kebohongan itu menghantarkan pada kejahatan dan kejahatan itu menghantarkan ke neraka" (HR Bukhari dan Muslim).
Tentunya kita tak ingin punya seorang pemimpin yang pandai berbohong, membohongi rakyat dan agamanya.Yang terus menerus berbuat yang merugikan rakyat. Kita ingin hidup sejahtera dan merasa aman terlindungi dengan seorang pemimpin yang jujur dan amanah.
Semua itu akan bisa terjadi dan terwujud hanya bila negara ini, bangsa ini mau merubah sistem yang bathil dengan sistem yang baik yakni sistem Islam. Karena hanya sistem Islamlah yang akan menyelamatkan kita di dunia dan di akherat yakni dengan mewujudkan Khilafah 'ala minhaj an nubuwwah.
Wallah a'lam bi ash-shawab.