oleh: Lilieh Solihah*
Setiap tanggal 8 maret, diperingati sebagai hari Perempuan Internasional atau International Women Day. Sebuah hari besar yang dirayakan di seluruh dunia untuk memperingati keberhasilan kaum perempuan yang menorehkan catatan sejarah atas sebuah perjuangannya untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat seperti halnya kaum laki-laki.
Sejarah mencatat konon kaum perempuan dari pabrik tekstil menyatakan protes pada tanggal 8 maret1857 di New York City. Mereka (kaum perempuan) memprotes kondisi kerja yang sangat buruk dan tingkat gaji yang rendah. Selain itu juga pada tahun 1917perempuan di Rusia pertama kalinya diberikan hak suara oleh pemerintah Rusia, dan inilah yang menjadi tonggak awal peringatan seluruh perempuan dunia. Oleh karena itu pada 8 maret 1975 PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) menjadikannya sebagai Hari Perempuan Internasional.
Di sisi lain banyak perempuan di zaman kapitalis saat ini yang mengalami kekerasan fisik maupun psikologis, dengan melihat kondisi tersebut terlihat jelas bahwa perlindungan terhadap perempuan masih rendah, dan negara seolah abai dalam melindungi hak-hak perempuan. Malah justru di sistem demokrasi sekarang ini kaum perempuan disetarakan dengan kaum laki-laki.
Hal ini terjadi tidak lepas dari sistem yang di emban dan diterapkan di berbagai negara, sistem kapitalisme sebagai sistem yang diterapkan oleh kebanyakan negara di dunia termasuk Indonesia. Saat ini perempuan diperlakukan dan dipandang sebagai komoditas dan"mesin pencetak" uang, oleh karenanya tidak heran kini kasus trafficking serta pelecehan perempuan kian marak.
/Islam memuliakan perempuan/
Sebagai makhluk beragama sudah sepatutnya berkaca dan bertanya bagaimana agama memandang permasalahan di dunia ini termasuk permasalahan perempuan. Islam merupakan satu-satunya agama dan sistem yang mempunyai solusi tuntas atas permasalahan ini, karena ia berasal dari Allah yang menciptakan manusia beserta alam semesta dan isinya.
Islam memuliakan perempuan di tengah penghinaan terhadap perempuan. Islam memerintahkan manusia untuk menghormati ibu (perempuan) tiga kali lebih dulu dibandingkan ayah. Melalui lisan Rasulullah Saw, diterangkan bahwa perempuan yang taat kepada suami, pahalanya menyamai orang yang berjihad di jalan Allah. Ketaatan ini bukanlah ketaatan "buta", tapi dengan dilandasi menaati perintah Allah dan keyakinan dalam memenuhi perintah Allah pasti ada jaminan kebaikan dan pahala dari Allah SWT.
Dalam riwayat yang lain disampaikan, barang siapa yang diamanati oleh Allah seorang putri, dan dididik secara baik, maka ia mendapat jaminan surga. Islam pun memuji perempuan sholehah sebagai sebaik-baiknya perhiasan dunia.
Islam tidak mewajibkan perempuan untuk bekerja, dan tidak pula ada larangan dalam Islam bagi perempuan untuk bekerja. Hanya saja, kini perempuan yang bekerja identik sebagai "alat komoditi" yang justru menguntungkan pihak kapitalis.
Hendaknya perempuan karir berpikir kembali untuk apa sebenarnya mereka bekerja, adakah penyusupan niat meraih prestige. Islam mengizinkan perempuan bekerja, namun tidak dalam kondisi perbudakan, penghinaan, dan penindasan seperti sekarang. Melainkan, dalam kondisi yang terjamin keamanan dan bermartabat sehingga statusnya di masyarakat pun senantiasa terjaga. Inilah bentuk penjagaan Islam terhadap perempuan.
Islam yang diterapkan dalam naungan institusi negara, Khilafah, menjamin kebutuhan pokok warganya, mengatur kepemilikan di tengah umatnya, menyediakan lapangan pekerjaan, dan menyediakan layanan pendidikan.
Islam memberikan kewajiban untuk mencari nafkah pada kaum pria, bukan perempuan. Islam juga memberikan kewajiban bagi kerabat dekat untuk membantu saudaranya yang kekurangan. Jika kerabat dekatnya juga tidak mampu untuk membantu, maka negara berkewajiban untuk membantu rakyat miskin dengan memberikan zakat. Islam pun mewajibkan semua kaum muslim untuk membantu orang-orang miskin.
Islam memposisikan perempuan pada posisi yang sangat mulia, secara politis islam menempatkan peran utama bagi perempuan adalah ummun warobbah al Bayti (ibu dan pengelola rumah tangga)
Islam memberikan keadilan dan kesejahteraan tanpa diskriminasi dan tanpa mencabut fitrahnya sebagai perempuan dan ibu.
wallahualam bisshawab.
* (member revowriter)