Perempuan Mulia Dalam Peradaban Islam


Oleh: Heni Yuliana


Wanita dijajah pria sejak dulu, dijadikan perhiasan sangkar madu. Namun ada kala pria tak berdaya, tekuk di sudut kerling wanita


Petikan lagu di atas adalah isi dari lagu lawas berjudul sabda alam yang diciptakan oleh Ismail Marzuki. Lagu tersebut menggambarkan keterjajahan kaum perempuan yang selalu di tempatkan setelah pria.


Keterjajahan kaum perempuan tersebut dianggap  karena perempuan tidak diberi kesempatan di ruang publik. Maka perempuan menuntut kesetaraan. Meminta hak-hak nya. Menginginkan peran yang sama seperti peran seorang laki-laki. Dan gerakan ini biasa disebut dengan gerakan feminisme.


Dan pada tanggal 8 Maret 1975 ditetapkanlah sebagai hari perempuan internasional oleh PBB untuk membela hak-hak perempuan dan memperjuangkan kesetaraan gender. Dengan kehidupan yang serba sekular, kaum feminis seakan hidup di habitatnya. Negeri dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia inipun latah. Ikut-ikutan perayaan ala barat.


Dan tahun ini mereka mengangkat tema "Balance for Life". Mereka ingin menciptakan planet 50:50. Kamu sekular menginginkan kesetaraan antara perempuan di segala bidang kehidupan. Jumlah perempuan yang bekerja harus sama dengan laki-laki. Perempuan bisa menempati posisi seperti yang laki-laki tempati 


Maka dibuatlah aturan agar semakin banyak perempuan yang keluar dari rumah-rumah mereka. Dalam UU No. 10 Tahun 2008 ditegaskan bahwa partai politik baru dapat mengikuti setelah memenuhi persyaratan menyertakan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat.


Peraturan lainnya adalah dengan menerapkan zipper system yang mengatur bahwa setiap 3 bakal calon terdapat sekurang-kurangnya satu orang perempuan. Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 55 ayat (2) UU No. 10 Tahun 2008. 


Belum lagi dengan himpitan ekonomi akibat tidak ditetapkannya syariat Allah. Ekonomi hari ini hanya menguntungkan segelintir orang. Yaitu kaum bermodal saja. Semua serba di privatisasi. Kekayaan milik umum diakui sebagai milik pribadi. Akibatnya perempuan jugalah yang jadi korban. Sehingga Mereka ikut banting-tulang mencari nafkah. Kewajiban yang hanya Allah bebankan pada kaum pria.


Perempuan dipaksa menginggalkan kewajiban yang seharusnya mereka pikul yaitu menjadi ibu dan pengatur rumah tangga. Dan hari ini kita lihat kedudukan ibu rumah tangga dipandang seolah hina. Tidak bermartabat. Karena dalam standar kapitalis perempuan hari ini diukur dari seberapa besar mereka bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. 


“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari 893 dan Muslim 1829).


Peran seorang ibu adalah peran yang vital. Ia adalah ibu dan pengatur rumah tangga. Dan kewajiban ini datang langsung dari Allah swt Sang Pencipta manusia. Ada pertanggungjawaban di setiap amanah yang dipikul. Begitupula akan kewajiban pengurusan rumah. Ada pahala dan siksa. Ada surga dan neraka. Dan surga sebaik-baik tempat kembali.


Menjadi ibu juga menjadi sosok pembangun peradaban. Darinya lah lahir para pejuang Islam yang akan membela kemuliaan agama ini.


Lalu peran strategis perempuan lainnya adalah mendidik umat. Melalui dakwah. Menyebarkan pemikiran Islam. Menjadikan Islam sebagai solusi atas segala problematika kehidupan.


Karena Islam dengan aturannya sangat memuliakan perempuan. Kehormatan mereka dijaga, nafkah mereka ditanggung oleh wali dan suami mereka. Islam juga tidak melarang wanita berkiprah di ranah publik. Tapi harus dengan ketentuan syara yaitu terlaksananya segala kewajiban mereka terlebih dahulu.


Kita bisa melihat ini dari sosok Fathimah al Fihriy, muslimah asal Tunisia yang mendirikan mesjid yang dinisbatkan sebagai universitas tertua di Tunisia. Darinya kita bisa belajar bahwa muslimah bisa berkiprah di ranah keilmuan untuk membangun peradaban. Tanpa ada diskriminasi. Dibedakan dengan laki-laki.


Dan tentu semua ini disokong oleh super sistem. Yaitu sistem kehidupan yang menggunakan Islam sebagai asasnya. Bersumber dari zat yang maha adil. Yang tahu potensi dan peran antara laki-laki dan perempuan. Memuliakan keduanya. Yaitu sistem Islam atau khilafah Islam yang akan menerapkan Islam secara kaffah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak