Oleh : Cuci Setiawati
(Mahasiswi Fakultas Ushuluddin)
Wanita adalah tiang negara, jika wanitanya baik, maka baiklah negara. Dan jika wanita buruk maka negara juga ikut buruk. Begitulah pengibaratan dalam sebuah hadist Nabi-Nya.
Namun, di kapitalisme para wanita berlomba-lomba meraih karir. Wanita pun bekerja di luar rumah karena himpitan ekonomi. Tak di pungkiri, sebagian wanita bekerja demi memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya.
Sebagian wanita memandang bahwa wanita yang produktif adalah wanita yang dapat menghasilkan uang. Terutama para pengusung ide feminisme. Mereka menganggap bahwa Islam telah mengekang kebebasan wanita muslimah. Dan mereka berdalih bahwa Islam tidak adil, maka mereka mempromosikan emansipasi terhadap wanita, serta kesetaraan gender.
Banyak wanita muslimah yang terkecoh oleh ide tersebut. Mereka pun bersaing secara ketat dengan laki-laki dalam meraih karirnya. Siapa yang menghasilkan uang yang banyak, maka dipandang lebih terhormat. Hal ini membuat sebagian wanita lebih memilih bekerja di luar rumah ketimbang mengurus anak-anaknya di rumah. Akhirnya, anak-anak tidak terurus dan terlalaikan.
Contohnya adalah Negara Inggris, hampir seluruh wanita sibuk bekerja dan bersaing dengan laki-laki. Akibatnya, banyak wanita yang sudah berumur 30 tahun tidak menikah dan bahkan meninggal tanpa menikah.
Maka, peran wanita pun ternoda. Wanita yang seharusnya mengatur, megurus seluk beluk urusan rumah tangga serta mendidik anak-anaknya, wanita yang seharusnya menjadi ummu wa rabatul bait dan menjadi tiang negara, kini berubah menjadi atap negara. Maka runtuhlah dan hancurlah negara tersebut tanpa tiang yang kuat!
Karir Mulia Untuk Wanita Dalam Islam!
Wanita sangat berperan dalam kehidupan rumah tangga, sehingga diibaratkan tiang negara. Karena wanitalah yang mengandung, melahirkan serta mendidik anak-anaknya. Sebagaimana sabda Nabi SAW.:"Dan istri adalah pengatur rumah tangga suaminya, dan dia bertanggung jawab atas pengaturannya." (HR. Bukhari Muslim)
Allah telah memberikan keistimewaan bagi wanita dan keutamaan dengan perannya mengatur keluarga dan mendidik anak-anaknya. Sehingga di dalam hadist disebutkan bahwa"Surga dibawah telapak kaki ibu."
Oleh sebab itu, wanita mulia dalam Islam. Namun, kemulian tersebut takkan pernah bisa tercipta selama sistem yang diterapkan adalah sistem buatan manusi yakni demokrasi-kapitalisme. Hal ini bisa tercipta apabila yang di terapkan adalah aturan sang pencipta, yakni Syariah (hukum Allah SWT. ) dalam bingkai Khilafah!
Wallahu 'alam bish-shawwab