Oktavia Nurul Hikmah S.E. (Komunitas Sinergi Muslimah, tinggal di Gresik)
Tengah terjalin hubungan mesra antara Arab Saudi dan Cina. Sebagaimana dilansir kiblat.net (24/2), Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman mendukung pembangunan kamp konsentrasi untuk Muslim Uighur. Dia mengatakan bahwa tindakan Cina itu dapat dibenarkan.
“Cina memiliki hak untuk melakukan pekerjaan anti-terorisme dan ekstremisme untuk keamanan nasionalnya,” kata Bin Salman, yang telah berada di China menandatangani banyak kesepakatan dagang pada Jumat (22/02/2019).
Bin Salman pun membuat kesepakatan untuk memasukkan Bahasa Cina dalam kurikulum pendidikan Arab Saudi. “Rencana ini bertujuan untuk memperkuat persahabatan dan kerjasama antara Kerajaan Arab Saudi dan pemerintah Cina dan untuk memperdalam kemitraan strategis di semua tingkatan”, demikian menurut laporan Badan Pers Saudi (SPA).
Putra mahkota negeri muslim yang bermukim di tanah haram, membuat kesepakatan sambil menutup matanya atas berbagai kejahatan yang ditimpakan pemerintah Cina pada muslim Uighur. Kamp konsentrasi bagi lebih dari satu juta muslim Uighur hakikatnya adalah tempat penyiksaan. Muslim Uighur mengalami cuci otak yang melemahkan keimanan serta penyiksaan fisik yang tak banyak terpublikasi karena pemerintah Cina yang tertutup.
Beberapa penguasa negeri muslim mengecam, namun hanya berhenti di ucapan tanpa tindakan. Nasionalisme mencegah satu negara mencampuri urusan negara lainnya. Sementara mayoritas penguasa negeri muslim yang lain, memilih bungkam. Komentar sehalus apapun akan mempengaruhi hubungan politik maupun ekonomi negara mereka dengan Cina.
Demikianlah, kepentingan nasional negara harus diprioritaskan di atas kepentingan sesama muslim. Seolah-olah sabda nabi terlupakan.
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim).
Empati atas nama ukhuwah sesama muslim tergerus kepentingan receh duniawi. Penguasa negeri-negeri muslim tak lagi takut kepada Allah. Mereka lebih takut pemutusan hubungan diplomasi atau terkucilkan dari pergaulan dunia. Saatnya mengakhiri kedzaliman atas umat Islam. Persatuan kaum muslimin akan menggetarkan musuh-musuh Islam. Mari perjuangkan Khilafah yang akan melahirkan penguasa yang takut kepada Allah dan garang kepada musuhNya. Mari terapkan Islam kaffah untuk mengembalikan kemuliaan umat.
Wallahu'alam bishowab