Oleh:Wida eliana
(Pejuang Mustanir)
Allah SWT telah menetapkan bulan-bulan tertentu sebagai bulan haram (suci), sebagaimana firmanNya dalam surat at Taubah ayat 36, yang artinya:" Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah SWT ada dua belas bulan dalam catatan Allah pada hari, ketika Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram [suci]. Itulah agama yang lurus. Maka, janganlah kalian menzalimi diri kalian di bulan-bulan itu.”.
Empat bulan haram/suci di ayat tersebut dijelaskan oleh Nabi saw: "Sungguh waktu itu telah diputar sebagaimana keadaanya saat Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan diantaranya ada empat bulan haram (suci) tiga berurutan yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharam. Lalu Rajab bulan Mudharr yang terdapat diantara jumadi dan Sya'ban"(HR Muslim).
Allah SWT telah memilih bulan Rajab, menjadi momen hijrah kaum Muslim yang pertama ke Habasyah pada tahun ke 5 kenabian.
Pada bulan Rajab pula Allah SWT meng- isra'-mikraj-kan Rasul saw. Atas kehendak Allah SWT bulan Rajab pun menjadi momen pertemuan pertama kali Nabi saw, dengan kaum Anshar yang mempunyai kemuliaan. Melalui tangan merekalah Negara Islam pertama tegak di Madinah, sejak itu seluruh hukum syariah pun bisa diterapkan secara total. Bulan Rajab juga telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai momen istimewa peralihan kiblat kaum Muslim, dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram (Ibnu Katsir, Al Bidayah wa an-Nihayah)
Kesucian bulan haram termasuk didalamnya bulan Rajab sudah semestinya kita muliakan, kita jaga , kita hormati dengan melakukan amal kebajikan dan menghindari dari kemaksiyatan; semakin disiplin dalam menunaikan shalat lima waktu, shalat sunnah, puasa sunnah, sedekah, menasehati orang lain, membantu orang lain, melakukan amar makruf nahi mungkar, memperjuangkan khilafah agar semua hukum Allah SWT bisa diterapkan. Kemaksiyatan pun harus kita hindari semisal muamalah dengan riba, hasud, dengki, berlaku zalim, apalagi kalau kezaliman itu dilakukan oleh para pemimpin yang suka berbohong. Perilaku ini tidaklah dibenarkan oleh syara' bulan haram yang seharusnya diisi dan diwarnai aktivitas taqarrub Ilallah justru mencederainya dengan berbagai kemaksiatan kepada Allah. Momen Rajab bukan sekedar mengingat berbagai peristiwa penting yang terjadi didalamnya, namun ada hal yang lebih krusial untuk membangkitkan semangat kaum Muslim diseluruh dunia agar bersegera mengembalikan kemuliaan Islam sesudah diruntuhkan oleh Kafir laknatullah yang juga terjadi dibulan Rajab. Dengan demikian salah satu cara meraih semua itu dengan cara melaksanakan amal-amal shalih, giat melaksanakan kewajiban-kewajiban dari Allah SWT dan memperbanyak amalan-amalan sunnah.
Kenyataan saat ini ketika umat Islam jauh dari al Quran akibat diterapkan kapitalisme sekular, kemaksiyatan, kezaliman tak terelakan telah banyak mengotori kemuliaan bulan Rajab. Padahal melalui surat at-Taubah: 36, dengan tegas Allah SWT melarang kita melakukan kezaliman terhadap diri kita di bulan-bulan tersebut. Jika melakukan kezaliman di bulan-bulan lain dilarang, maka penegasan Allah atas larangan melakukan kezaliman di bulan haram ini menunjukkan larangan tersebut dosanya sangat besar. Begitu juga, kita dilarang menzalimi diri sendiri, maka larangan menzalimi orang lain tentu dosanya lebih besar lagi, sebagaimana dikemukakan oleh Imam al-Baihaqi dalam kitabnya, Sya’b al-Iman, menyatakan bahwa Allah SWT telah menjadikan dosa yang dilakukan di bulan-bulan [haram] tersebut lebih besar. Begitu juga amal shalih dan pahalanya [yang dilakukan di bulan-bulan haram tersebut] juga sangat besar [al-Baihaqi, Sya’b al-Iman, Juz III/370]. 111/252-253).
Setelah kita mengetahui kemuliaan bulan Rajab marilah kita raih kemuliaan tersebut dengan mengokohkan tekad untuk memperbaiki diri sendiri juga kondisi umat, dengan bersama-sama menyerukan tegaknya aturan Islam secara kaffah dalam institusi khilafah. Karena hanya dengan Islam kaffah bulan-bulan haram akan kembali dimuliakan, kemuliaan umat pun akan kembali bisa diraih.
Wallahu a'lam.