Makna Dibalik Slogan 'Indonesia Maju'

Oleh: Cucu Asifa (Komunitas Pena Islam Jatinangor)


Slogan 'Indonesia Maju' yang dipakai pasangan calon presiden Joko Widodo-Maruf Amin merupakan sebuah wujud optimisme. Demikian yang disampaikan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Erick Thohir dalam Konvensi Rakyat yang bertema 'Optimis Indonesia Maju' di Sentul Internasional Convention Center, Minggu (24/2).

Menilik makna dari Slogan "Indonesia Maju" itu sendiri, kata "maju" disini bisa diartikan sebagai perubahan menuju kondisi yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Sedangkan, kata "Indonesia" posisinya sebagai objek untuk "Maju". Jadi Slogan "Indonesia Maju" adalah visi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Tentu kalimat ini cukup menyenangkan bagi masyarakat Indonesia.

Hanya saja yang menjadi pertanyaan disini, yang mereka maksud dengan "Indonesia" itu bagian apanya dari Indonesia? Apakah Alam Indonesia, warga Indonesia secara menyeluruh, ataukah para pejabat pemerintahan Indonesia? atau anggota DPR Republik Indonesia dan  segelintir pengusaha-pengusaha Indonesia kaya yang berperan sebagai sponsor-sponsor saat mereka berkampanye saja? Lalu apa artinya "maju", jika kemajuan itu hanya dinikmati oleh segelintir orang? Bagaimana dengan mayoritas masyarakat Indonesia dan kelestarian alam Indonesia ini?

Mari sejenak kita arahkan pendangan kita ke lingkungan di sekeliling kita. Bagaimana terpuruknya lingkungan kita saat ini, baik manusia maupun alamnya secara umum. Pergaulan semakin rusak. Akhlaq semakin rendah, narkoba semakin marak, pendidikan terpuruk, kriminalitas semakin tinggi, korupsi merajalela, mencari nafkah sulit, harga kebutuhan hidup semakin mahal, hukum tumpul terhadap penguasa dan kawan-kawannya, eksploitasi Alam secara berlebihan, pencemaran alam (air, tanah, laut dan udara), dan kerusakan-kerusakan lainnya serta permasalahan lain yang bermunculan.

Ganti Rezim, Solusikah?

Apakah dengan bergantinya Rezim yang berkuasa bisa menghasilkan suatu paket hukum yang mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dan kelestarian alam secara adil? Sesungguhnya bukan hanya rezim apa yang sekarang berkuasa, tapi yang terpenting adalah paket aturan apa sekarang diterapkan.

Maka ribuan kali Rezim bergantipun hasilnya dipastikan akan sama saja. Siapapun, kapanpun, di manapun juga tak akan berubah. Selama paket hukum yang diterapkan bersumber dari pemikiran manusia semata. Dalam sistem saat ini, manusia diberikan wewenang untuk membuat hukum. Dapat dipastikan hukum yang dibuatnya tidak akan bisa adil, karena sebelum memikirkan hal lain, minimal hukum yang dibuatnya itu pasti bukanlah hukum yang akan merugikan atau mencelakakan dirinya sendiri, keluarga dan kelompoknya. Poin selanjutnya, hukum itupun haruslah yang menguntungkan pihaknya juga. Inilah tabiat manusia. Ia akan mengupayakan yang menguntungkan baginya.

Meskipun teknologi yang bisa dicapai dalam kehidupan manusia semakin canggih, tapi selamanya manusia tidak akan bisa membuat seperangkat aturan hidup masyarakat yang baik, yang adil terhadap manusia dan alam. Karena manusia sungguh terbatas.

Kembali pada Hukum Allah

Hukum siapa yang harus kita gunakan, jika hukum buatan manusia pasti akan merusak. merusak manusia dan alamnya. Tentu saja hukum dari Sang Pencipta yang seharusnya kita pakai sebagai sumber hukum utama, yaitu Al Qur'an dan Hadits. Adapun hukum-hukum lain yang dibuat sesuai kebutuhan tidak boleh menyalahi sumber hukum utama.

Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik”. (Qs. Al-An’am : 57)

Jadi, yang harus kita lakukan adalah berhenti memilih seseorang atau sekelompok orang sebagai tuhan-tuhan kita. Yaitu, yang kita jadikan para pembuat hukum, atau menjalankan hukum buatan manusia sebagai pemimpin-pemimpin atas diri kita. Sudahi memilih berhukum pada hukum buatan manusia. Berhentilah menyepakati sistem Demokrasi. 

Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” [al-Mâ`idah/5:50]

Marilah bersama-sama kita sepakati sebuah negara yang menjadikan Al Qur'an dan Hadits sebagai sumber hukum utamanya. Karena syariat Islam adalah seruan Allah SWT. Petunjuk yang sempurna bagi manusia dari Sang Pencipta.

"Yang mengajar "manusia" dengan pena(4), Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya(manusia) (5)"[al-Alaq/4-5 : 96]

Istilah untuk sistem kenegaraan yang menjadikan Alquran dan Hadits sebagai sumber hukum utamanya adalah Khilafah. Khilafah inilah yang InsyaAllah akan mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dan kelestarian alamnya di seluruh dunia. Dengan menjadikan Alquran dan Hadits yang merupakan petunjuk hidup dari Sang Pencipta untuk manusia sebagai sumber hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Khilafahlah yang akan mewujudkan kehidupan yang Islami, kehidupan yang Rahmatan lil Aalamiin. Rahmat bagi Manusia dan Alam seluruhnya. "Wallahu a'lam bishshowwab"

Sang Mentari

Assalamualaikum sahabat... Aku hanya seorang biasa yang sedang belajar tuk jadi pribadi yang tak biasa. Setiap desain adalah passionku, menulis dan bercerita merupakan kesukaanku, berbagi hal yang bermanfaat adalah kegemaranku. Islam sebagai way of life adalah dienku. Semoga dengan izinNya segera kan tegak kembali di bumi Allah ini. Aamiin @naybeiskara

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak