Oleh : Dian Safitri, S.Pd.I
Berbicara terkait kemajuan Indonesia, pasangan calon presiden nomor urut 1 menggaungkan Indonesia harus maju dan kami optimis. Demikian yang disampaikan ketua tim kampanye paslon nomor 1, Erick Thohir dalam konvensi rakyat yang mengangkat tema Optimis Indonesia Maju, di sentul Internasional Convention Center pada Minggu, 24 Februari 2019 (rmol.co).
Senada dengan Erich Thohir, wakil paslon no.1 Ma'ruf Amin mengatakan untuk Indonesia maju kita harus menang, untuk menang kita harus memiliki modal besar. Menurutnya mereka sudah memiliki modal besar yakni berbagai hal yang telah berhasil dicapai oleh pemerintahan jokowi-Jk sebagai landasan kuat dan program-program yang akan ditawarkannya akan menambah kemajuan atas apa yang telah berhasil dicapai, imbuhnya. Oleh karena itu kita optimis maju dan menang (kompas.com).
Kita sadari Indonesia tidak akan pernah maju dan bangkit ketika negeri ini masih menerapkan sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan peran agama dalam mengatur kehidupan.
Kita bisa melihat dan merasakan fakta menunjukkan Indonesia kini mundur dalam segala aspek. Contohnya, kemiskinan yang menimpa negeri ini, padahal kita sama-sama tahu Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah. Apakah Rezim yang berkuasa saat ini tidak mampu mengelolanya? Jawabannya adalah rezim saat ini telah menyerahkan sebagian besar kekayaan alam milik rakyat kepada pihak swasta dan asing. Contohnya, jutaan ton tambang emas di Papua. Berpuluh tahun tambang tersebut sebagian besarnya dinikmati oleh perusahaan asing, PT Freeport. Kekayaan alam yang melimpah ruah tidak dinikmati oleh rakyat negeri ini, bahkan rakyat Papua di tengah limpahan emas, tembaga, malah banyak yang hidup miskin.
Kemiskinan di negeri ini juga diakibatkan oleh utang ribawi. Bahkan nyaris menyentuh angka 5.000 triliun dengan bunga yang harus dibayar setiap tahun lebih dari 100 triliun Rupiah. Akibatnya, pendapatan negara yang seharusnya bisa digunakan untuk mengatasi kemiskinan, terpakai untuk membayar utang ribawi dan bunganya.
Sistem demokrasi menjadi biang penyebab maraknya kerusakan di negeri ini, korupsi, kenakalan remaja, pergaulan bebas, narkoba, pornografi dan aneka perilaku dekadensi moral juga semakin marak. Jadi jelas berbicara tentang Indonesia maju, tidak mungkin akan bisa terlaksana jika sistem yang rusak sekarang ini masih terus diterapkan di negeri ini.
Negeri ini akan maju dan bangkit jika menjadikan Islam sebagai sistem hidup yang diterapkan dalam naungan Daulah Khilafah. Karena Khilafah adalah jalan kebangkitan hakiki, selama 13 abad lamanya Islam berjaya dan tercatat dalam sejarah.
Dengan Khilafah, umat ini akan benar-benar bangkit. Negeri ini dan negeri-negeri Islam lainnya akan bangkit menjadi negara besar dan berwibawa bahkan menjadi negara adidaya. Dengan Khilafah, kehormatan umat Islam akan terpelihara dan kekayaan negeri juga akan terjaga. Negeri-negeri Islam akan dipersatukan dan yang terjajah akan dibebaskan. Dengan Khilafah pula Islam akan diemban dan disebarkan ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Selain sebagai pengayom dan pelindung kaum muslim di seluruh dunia, Khilafah adalah satu-satunya institusi pelaksana syariah Islam secara kaffah.
Penerapan syariah Islam secara kaffah tentu telah diwajibkan oleh Allah Swt atas seluruh kaum muslimin sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an surat Al-baqarah ayat 208
"Hai orang-orang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara total".
Syariah Islam secara kaffah, hanya akan tegak di dalam institusi Khilafah dan umat islam akan meraih kemuliaannya kembali seperti pada masa Rasulullah dan kekhilafahan setelah beliau.
Wallahua'lam.