Oleh: Mamik laila*
Akhir-akhir ini semakin nyata ketakutan yang terjadi pada ide khilafah. Terbukti dengan pembubaran aktivitas mahasiswa "dialogika" di UIN SU jumat, 8 maret 2019 kemarin. Yang mengangkat tema malapetaka runtuhnya khilafah (www.dakwahsumut.com).
Dunia kampus adalah dunia pendidikan, dunia dimana logika ilmu pengetahuan digembleng. Bukan malah dihinakan. Dengan jargon intoleran, harus mengedepankan persatuan maka ide yang seolah menjadi dalang perpecahan akan ditindas. Apapun itu bentuknya. Nah, menurut mereka ide khilafah sebagai pemecah persatuan. Namun logika tersebut tumpul.
Ide khilafah bukanlah ide pemecah persatuan, bahkan sebaliknya. Ide khilafah akan mampu membuat pemiliknya, yakni kaum muslim akan bersatu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa khilafahlah yang menyatukan negeri-negeri kaum muslim. Bukan berdiri dibawah ketiak OKI yang didirikan antek barat sekuler.
Dalam Mu’jam Musthalahat al-‘Ulum as-Syar’iyyah, istilah Khilafah ini didefinisikan dengan:
النِّيَابَةُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فِي حَرَاسَةِ الدِّيْنِ، وَسِيَاسَةِ الدُّنْيَا، وَمِنْ أَمْثِلَتِهِ كَوْنُ أَبِيْ بَكْرٍ، وَمِنْ بَعْدِهِ مِنَ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، وَنَحْوِهِمْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ خُلَفَاءَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فِيْ حَرَاسَةِ الدِّيْنِ وَسِيَاسَةِ الدُّنْيَا.
“Menggantikan Nabi saw. dalam menjaga agama dan mengurus dunia, di antaranya seperti Abu Bakar, dan para Khulafa’ Rasyidin sepeninggalnya, dan yang lain seperti mereka, semoga Allah meridhai mereka, merupakan pengganti Nabi dalam menjaga agama dan mengurus dunia.” [Majmu’ah Muallifin, Mu’jam Musthalahat al-‘Ulum as-Syar’iyyah, hal. 756].
Artinya khilafah adalah kepemimpinan yang dimiliki kaum muslim yang sangat sejalan dengan titah rosul. Mana intolerannya?
Khilafah sendiri dewasa ini tidak ada. Tidak ada satupun negeri-negeri muslim yang melirik menggunakan sistem kenegaraan khilafah ini. Sistem ini telah lama ditumbangkan oleh Mustafa Kemal Pasha Attaturk pada 3 Maret 1924M. Sistem ini yang telah Jaya sekitar 14 abad kehidupannya telah nyata menjadi pemersatu bangsa-bangsa didunia. Bukan malah pemecah belah.
Logika yang dipakai dalam memaknai ide khilafah salah. Pasalnya, mereka melihat bahwa ide khilafah tidak sesuai dengan sistem demokrasi kapitalis yang saat ini berkuasa. Kenapa? Karena demokrasi dan khilafah sudah sangat berbeda jauh dari ide dasarnya atau sumbernya.
Dr. Mahmud al-Khalidi, dalam disertasinya di Universitas al-Azhar, Mesir, menyatakan, “Khilafah adalah kepemimpinan umum atas seluruh kaum Muslim di dunia untuk menerapkan syariah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.” [Al-Khalidi, Qawâ’id Nizhâm al-Hukm fî al-Islâm, hlm. 226].
Sistem khilafah adalah sistem kenegaraan, yang memiliki beragam sistem aturan. Yang menonjol dalam sistem khilafah adalah sekalipun kepala negara khilafah adalah seorang pemimpin namun dia tidak memiliki hak totaliter melegislasi hukum dari pikirannya sendiri. Namun, Kedaulatan hanya bersumber dari hukum syara', sehingga akan sangat terjaga dari otoriterisme.
Di samping itu khilafah tidak boleh menindas kaum minoritas. Orang-orang non muslim dilindungi oleh negara dan tidak dipaksa meninggalkan keyakinannya. Hal ini terbukti kaum non muslim, tetap bisa menjalankan keyakinannya, hidup tenteram damai sebagaimana yang dulu pernah diberi hak istimewa oleh khalifah Sulaiman Al-Qonuni di masa Bani Ustmaniyah.
Ini akan memudarkan opini jahat bahwa ide khilafah adalah pemecah belah persatuan. Khilafah bukan sistem tiran yang mementingkan kehidupan duniawi semata atau hanya materi semata. Dunia bukan tujuan bagi khilafah, meskipun manusia memiliki fitroh mencintai materi. Pengaturan yang dilakukan oleh pencipta manusia lebih komprehensif dan selalu lebih baik. Karena dialah yang menciptakan serta dialah yang mengatur. Masih adakah ketakutan dalam benak, jika khilafah suatu saat nanti tegak? Tidak ada yang ditakuti, tidak ada yang dirisaukan kecuali para komprador Barat ketakutan akan munculnya khilafah. Namun pasti, lambat atau cepat khilafah akan muncul.. Wallahua'lam
*Komunitas Penulis Nganjuk
Ilustrasi history.com