Oleh: Afina Ratnasari, S.Psi (Praktisi Pendidikan dan Aktivis Dakwah)
Umat saat ini tentu merindukan kepemimpinan syari’. Sebab kesadaran keislaman mereka semakin meningkat dari hari kehari. Selain itu, mereka sesungguhnya muak dengan sistem yang ada saat ini yaitu sekuler-kapitalis- liberal.
Pada sistem ini melahirkan banyak persoalan di negri yang mayoritas muslim, antara lain kemiskinan, pengangguran, utang luar negeri, kriminal yang melahirkan kesengsaraan , tercerai berai dan terjajah.
Diawal tahun 2019, publik dikejutkan dengan penutupan PT hero supermarket Tbk. Ada 26 toko ritelnya yanag ditutup sehingga berdampak pada 532 karyawannya yang dipaksa mengakhiri hubungan kerja, sehingga akan melahirkan pengangguran baru (ekonomi-kompas.com). sementara menurut pengamat ekonomi Arim Nasim, kondisi ekonomi yang terus memburuk saat rezim jokowi diebabkan kekeliruan kebijakan ekonomi oleh team ekonominya. Ini terlihat dari pencabutan subsidi, import besar- besaran dan pembangunan infrastruktur yang tidak tepat sasaran dan dibiayayai oleh utang menjadi faktor utama semakin terpuruk.
Selain dari ekonominya yang terpuruk, tercerai berainya kaum muslim. Tampak jelas gagasan dari PBNU Yahya Chalis Staquf yang menyebutkan organisasi pengusung khilafah seperti Hizbut Tahrir dan ikhwanul Muslimin tak beda dengan gagasan komunis internasional (.cnnindonesia)
Menurutnya gerakan yangbercita-cita khilafah tergolong gagasan baru yang sedang dipaksakan pada dunia islam sehingga menghasilkan kemelut dan kekacauan. Ia pun menyebutkan tak ada kewajiban umat islam untuk menerapkan sistem khilafah yang mencakup seluruh dunia dalam satu kekuasaan sistem politik.
Terpuruknya ekonomi itu karena kelalalian manusia dalam membuat hukum, padahal sudah jelas bahwa Islam mengatur sistem ekonomi yang terstruktur. Bukan saja akan melahirkan keuntungan bagi yang menjalankannya tapi juga keberkahan didalamnya.
Pernyataan dari PDBNU Yahya Chalis Tsaquf membuat hati teriris karena mencapur adukan anatara yang hak da bathil. Semua telah mengetahui bahwa kekezaman rezim komunisme itu jelas melahirkan kesengsaran bag manusia karena tidak sesuai dengan fitrah dari manusia itu sendiri. Berbeda dengan sistem pemerintahan islam yaitu Khilafah yang didasarkan pada prinsip kedaulatan ditangan syariah dan kekuasaan ditangan rakyat. Sungguh berbeda dengan saat ini? Dimana kekuasaan ditangan peguasa begitupun kedaulatannya.
Daulah islam dipimpin oleh seorang khalifah yang bertugas untuk menerapkan dan menegakan syariah islam didalam negeri serta mengemban risalah islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Oleh karena itu aturan yang dipakai dalam daulah islam adalah aturan islam bukan yang lain.
Allah SWT berfirman “ Demi tuhanmu mereka (pada hakikatnya) tidak berimanhingga mereka menjadikan kamu Muhammad sebagai hakim dalam perkara yang mereka selisihkan. (Q.S An Nisa: 65)
Allah SWT berfirman :” Hendaklah kamu Muhammad memutuskan perkara ditengah-tengah mereka menurut wahyu yang diturunkan.”(Q.S Al Maidah :49).
Atas dasar ini dalam sistem pemerintahan Islam wajib berupa syariah islam yang digali dari aqidah islam yakni bersumber dari Al-Quran dan As-Sunah itulah khilafah a’la minhaj annubuwah, kepemimpinan Islam di atas metode kenabian.
wallahu alam bi sawwab