Oleh Ristna Faizza
Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kapan, bagaimana, dan dimana kita meninggal hanya Allah yang tahu.
Kita hanya berusaha memberikan yang terbaik sebelum menghadap Allah, Sang Maha Pencipta. Amalan terbaik inilah bekal yang menyelamatkan kita di Hari Perhitungan.
Upaya untuk kembali kepada Allah tak perlu menunggu waktu. Berdalih usia masih belia, hidup penuh foya dan segala bahagia yang fana. Seolah ajal masih "nun jauh di sana". Padahal, datangnya tiada diduga. Itu sebabnya kita harus selalu menghasilkan "ihsanu amalan" atau amal yang terbaik. Dengan mengisi hari-hari kita kepada keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Memunculkan rasa takut kepadaNya bila tak patuh pada syariat-Nya.
Hari-hari yang memuat setiap jam, menit, detik akan kita lalui dengan ibadah baik itu wajib maupun sunnah.
Kita harus paksakan melakukan amalan yang diperintahkan Allah supaya menjadi kebiasaan. Berusaha fokus memperbaiki dan memperbanyak amalan kita. Kalau bukan sekarang kapan lagi kita akan memulainya.Yuk jangan ditunda melakukan kebaikan mumpung masih diberi kesempatan oleh Allah.