Oleh: Sumiati (Praktisi Pendidikan dan Member AMK )
Di dunia ini begitu banyak manusia beragama Islam, sayang tidak banyak yang tahu tentang peristiwa bersejarah di bulan maret, yang tepatnya tanggal 3 maret 1924. Kurang lebih 95 tahun yang lalu. Tragedi maha dahsyat yang menjungkirbalikan posisi umat Islam. Yaitu runtuhnya Negara Adidaya Daulah Khilafah Islamiyah.
Orang yang paling harus bertanggung jawab atas kehancuran ini adalah Mustafa Kemal Ataturk seorang militer Turki dari Salonica. Namanya bagus tapi pribadinya busuk. Dia sangat benci Islam dan bangsa Arab. Dalam dirinya mengalir darah Yahudi tulen yaitu Yahudi Daunamah. Seorang Yahudi yang berpura-pura memeluk agama Islam.
Apa yang sudah dilakukannya membuahkan hasil bagi dirinya sendiri, bahkan diakhir hidupnyapun sengsara didera sakit yang menyiksa, tubuhnya panas terus-menerus, hingga diletakkan diatas kapal ditengah laut, gatal yang tiada henti, bau busuk yang sangat menyengat hingga tak ada yang peduli terhadapnya. Bahkan ketika ajalnya tibapun bumi tak mau menerimanya.
Hanya saja semua itu tidak dijadikan pelajaran oleh kaum muslim, bahkan menjadikan Mustafa Kemal Ataturk itu sebagai Bapak Kapitalis atau Bapak pembaharuan yang membebaskan manusia dari ikatan Islam yang Allaah SWT ridhai. Umat muslim tidak faham bahwa mabda yang diembannya adalah mabda yang merusak dan menghancurkan. Apalagi aqidahnya sekuler menyebabkan umat Islam seolah bermuka dua, terkadang taat terkadang ingkar dan ini dianggap biasa. Berislam yang tak sempurna, inilah akibat kebodohan umat Islam yang tidak faham. Menutup mata, menutup telinga hingga ilmupun enggan menghampirinya dan akhirnya menjadi manusia yang jumud.
Bagaimana Islam memandang kekhilafahan? Tentu ini adalah kewajiban paling utama, agar umat muslim bisa menjalankan Islam sempurna. Karena orang yang mencuri, zina, membunuh tidak bisa dengan hukuman penjara, karena Islam telah mengatur bagaimana cara menghukumnya. Allaah SWT berfirman:
ٱلزَّانِيَةُ وَٱلزَّانِى فَٱجْلِدُوا۟ كُلَّ وَٰحِدٍ مِّنْهُمَا مِا۟ئَةَ جَلْدَةٍ ۖ وَلَا تَأْخُذْكُم بِهِمَا رَأْفَةٌ فِى دِينِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَآئِفَةٌ مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿٢﴾
"Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman."
(Q.S.24:2)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِصَاصُ فِى ٱلْقَتْلَى ۖ ٱلْحُرُّ بِٱلْحُرِّ وَٱلْعَبْدُ بِٱلْعَبْدِ وَٱلْأُنثَىٰ بِٱلْأُنثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِىَ لَهُۥ مِنْ أَخِيهِ شَىْءٌ فَٱتِّبَاعٌۢ بِٱلْمَعْرُوفِ وَأَدَآءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَٰنٍ ۗ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿١٧٨﴾
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qişāş berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan. Tetapi barangsiapa memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan baik, dan membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Barangsiapa melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih."
(Q.S.2:178)
Wallaahu a'lam bishawab.