Oleh : Vivi Nurwida
Persaudaraan Alumni (PA) 212 menyebut akan mengibarkan satu juta bendera dengan kalimat tauhid pada Reuni Akbar Mujahid 212 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (2/12). Ketua PA 212 sekaligus penanggung jawab acara Slamet Maarif mengatakan bendera berkalimat tauhid yang dikibarkan akan berwarna-warni.
"Ayo jadi salah satu pembela kalimat tauhid, jadilah bagian peristiwa bangsa Indonesia. Kibarkan bendera satu juta bendera merah putih, dan satu juta bendera tauhid warna-warni," kata Slamet dalam jumpa pers di Gedung DDII, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (28/11). (cnnindonesia .com 28/11/2018)
Nampak bendera berwarna merah, merah muda, biru, kuning, dan hijau. Semua bendera itu bertuliskan kalimat tauhid berwarna putih. Bendera-bendera tersebut terdiri dari beberapa ukuran. Ada yang relatif besar, ada pula yang berukuran sedang. Bendera tauhid yang berwarna-warni memang nampak dibawa oleh massa reuni 212 kali ini. Akan tetapi, jumlah bendera tauhid yang berwarna hitam dan putih masih mendominasi. (Cnnindonesia.com 2/12/2018)
Walaupun bendera tauhid dengan warna hitam dan putih masih mendominasi pada acara alumni 212 hari itu namun adanya bendera dengan lafadz tauhid di berbagai warna kain tak luput menjadi perhatian, sebenarnya apa dan bagaimana seharusnya panji dan bendera tauhid? Bolehkah dengan alasan persatuan kita memodifikasinya?
Sebelum ini memang banyak sekali stigmanisasi dan kriminalisasi pada bendera tauhid. Namun makin kesini ummat semakin sadar dan bangga dengan panji dan bendera tauhid. Panjinya ummat Islam, bendera ummat Islam. Ummat justru berbondong-bondong ingin tau apa dan bagaimana bendera dan panji tauhid itu.
Islam adalah agama yang sempurna, dimana Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, pun diantaranya juga terkait pengaturan bendera. Dan Rasulullah adalah suri tauladan yang wajib kita sebagai ummat Islam ikuti. Al Liwa dan Ar Rayah adalah warisan Rasulullah SAW. Al Liwa bewarna putih dengan kath hitam berjumlah satu, sedangkan Ar Rayah bewarna hitam dengan kath bewarna putih berjumlah satu. Sebagaimana hadits rasulullah diantaranya dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu :
كَانَ لِوَاءُ -صلى الله عليه وسلم- أَبْيَضَ، وَرَايَتُهُ سَوْدَاءَ
“Bendera (Liwa) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna putih, dan panjinya (Rayah) berwarna hitam.” (HR. Al-Hakim, Al-Baghawi, At-Tirmidzi)
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhu :
كَانَتْ رَايَةُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سَوْدَاءَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضُ، مَكْتُوبٌ عَلَيْه ِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّ
“Panjinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna hitam, dan benderanya (Liwa) berwarna putih, tertulis di dalamnya: “Laa Ilaaha Illallaah Muhammad Rasulullah”.” (HR. Ath-Thabrani).
Sedangkan fungsi dan kegunaannya, awalnya Ar Rayah adalah panji-panji perang. Sedangkan Al Liwa adalah simbol dari kepemimpinan umum. Namun bukan terbatas pada peperangan saja dan buka hanya sekedar simbol. Lebih dari itu dalam Liwa dan Rayah terdapat lafadz tauhid dimana itu adalah lambang dari aqidah Islam yang membedakan antara yang muslim dan kafir. Yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Pemersatu ummat Islam tanpa adanya sekat wilayah, ras, suku bahkan warna kulit. Ia adalah simbol kepemimpinan, pembangkit keberanian yang akan menggentarkan para musuh.
Maka dari itu sudah seharusnya kita sebagai ummat Islam meneladani apa yang telah Rasulullah wariskan, mengenal dan memuliakannya.
WalLahu a'lam bi ash-shawab