Oleh: Ranti (Ibu Rumah Tangga)
Minggu 24 februari 2019 pukul 08.00 WIBdi Riau kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis kondisi kabut asap kebakaran hutan dan lahan semakin parah.Hal ini menyebabkan banyak sekolah yang diliburkan. Disampaikan oleh Koordinator wilayah kecamatan RupatDinas Pendidikan kabupaten Bengkalis, tercatat ada 13 sekolah yang terpaksa diliburkan. 10 Sekolah Dasar (SD) dan 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 843 hektare lahan terbakar di Provinsi Riau dari 1 Januari hingga 18 Februari 2019. Sebaran dari kebakaran mencakup Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 117 hektare, Dumai 43,5 hektare, Bengkalis 627 hektare, Meranti 20,2 hektare, Siak 5 hektare, Kampar 14 hektare, dan Kota Pekanbaru 16 hektare.
"Ada beberapa daerah pesisir (yang terdampak). Dumai, Bengkalis, dan Rupat yang masih ada (kebakaran). Jenis lahan yang terpapar banyak, ada lahan sawit, ada hutan. Ada ratusan hektare kalau digabungkan. Tapi tidak semua yang terbakar, ada juga yang sudah padam," papar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, kepada BBC News Indonesia, Kamis (21/2).
Kebakaran hutan dan lahan yang telah terjadi berulang kali menandakan tidak adanya keseriusan dari pemerintah dalam menanggulangi permasalahan ini.Pun tidak adanya pengelolaan yang baik terhadap lahan sawit dan lahan gambut hingga mengakibatkan kebakaran, juga menjadikan sawit sebagai bahan dasar dari biofuel menjadikan permasalahan semakin pelik. Betapa tidak, sistem kapitalis yang hanya memikirkan bagaimana caranya meraup keuntungan yang besar membuat para pengusaha tidak memikirkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan sekitar.
Untuk itu sudah saatnya kita mencampakan sistem yang hanya mampu melahirkan kesengsaraan pada umat. Beralih pada sistem islam dalam naungan Khilafah yang akan mampu mengelola dan mengeluarkan kebijakan sesuai dengan aturan allah bukan hanya memikirkan keuntungan semata.
Wallahualam Bi Shawwab.