Kajian Muslimah: Muslimah Perindu Surga Karawang "Islam Menjaga Perempuan"

Kontributor: Vio Ani Suwarni


Alhamdulillah, Ahad, 24 Maret 2019 Muslimah Perindu Surga Karawang menggelar acara Kajian Muslimah khusus untuk muslimah yang bertemakan: "Islam Menjaga Perempuan". Bertempat di Masjid Jamie Al-Ikhlas Jalan Raya Proklamasi, Kampung Kaceot II, Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat - Karawang.


Di pagi hari yang sangat cerah, para peserta berdatangan menghadiri Kajian Muslimah: Muslimah Perindu Surga Karawang. Kurang lebih 100 orang peserta menghadiri acara tersebut dengan semangat yang menggelora. Tentu saja acara kajian tidak hanya dihadiri oleh para ummu warobbatul bayyit saja. Tidak mau ketinggalan para calon ibupun ikut ambil bagian dalam kajian bulanan yang In Shaa Allah mendapatkan keberkahan.

Acara dibuka oleh Ukhty Mimin selaku MC yang akan memandu jalannya kajian. Sebelum penyampaian materi oleh narasumber, acara diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh Ukhty Dinda. Untuk menambah kesyahduan kajian, lantunan Shalawat Asyghil pun dibacakan oleh para peserta kajian dan dipimpin oleh Ustazah Rukmini dan Ustazah Warsah.


Tampil sebagai narasumber Ustazah Siti Rahmah, Teh Siti sapaan hangat beliau. Teh Siti menyampaikan bahwa ada seorang Profesor dari Colombia yang meneliti terkait bagaimana kehidupan seorang muslimah. Ia banyak mencari tahu terkait muslimah dengan cara mempotret para muslimah. Dari foto-foto yang ia dapatkan, ia menarik kesimpulan bahwasannya para muslimah menampakkan wajah yang sangat muram karena terkekang oleh pakaiannya. Sehingga ia beranggapan muslimah itu harus ditolong harus dikeluarkan dari ajarannya (Islam). Padahal foto-foto itu diambil ketika kaum muslimah sedang mengalami ketertindasan di negaranya. Ekspresi itu nampak pada wajah muslimah bukan karena pakaian yang ia kenakan.

Dalam pandangan Islam justru pakaian seorang muslimah yang sesuai dengan Surat An-Nur : 31 dan Surat Al-Ahzab : 59 merupakan sebuah bukti kalau kita adalah ummat Nabi Muhammad. Maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa hasil penelitian dari Barat tersebut merupakan sebuah kesalahan. Akan tetapi profesor tersebut tidak mau menarik hasil penelitiannya itu. Alih-alih mengakui kesalahannya, justru ide tersebut disebarluaskan keseluruh dunia.


Akibat dari penyebarluasan ide tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan muslimah. Sehingga banyak slogan "jilbabi dulu saja hatinya". Banyak keragu-raguan di dalam hati seorang muslimah. Bahkan tak jarang ada orang tua yang justru menghendaki anaknya berpakain tidak sesuai dengan syariat Islam dan malah tidak suka anaknya berpakain syar'i.


Tidak hanya di ranah berpakaian saja. Bahkan peraturan-peraturan di dalam Islam yang ditujukan untuk seorang muslimah pun ikut-ikutan di gugat oleh orang-orang Barat. Seperti halnya hukum waris yang dinilai tidak adil, karena laki-laki mendapatkan bagian yang lebih banyak dari pada perempuan. 


Sebagai seorang muslim, kita tidak boleh menggugat aturan Allah. Karena taat kepada peraturan Allah merupakan wujud keimanan kita kepada Allah SWT. Sudah dapat dipastikan dalam setiap peraturan Allah mengandung maslahat di dalamnya. Seperti hukum waris tadi, ketika anak perempuan hanya mendapatkan setengah bagian dari peninggalan orang tuanya dan anak laki-laki mendapatkan satu bagian. Pasti ada makna yang terkandung di dalam ketentuan tersebut. Karena seorang laki-laki harus bertanggungjawab atas istrinya, ibunya, saudara-saudara perempuannya. Sedangkan perempuan tidak perlu melakukan hal tersebut.


Selain bab hukum waris tadi, menyoal pologami pun menjadi sorotan orang-orang Barat. Poligami dianggap sebagai bentuk ketidakadilan untuk perempuan. Ketika laki-laki boleh memiliki istri lebih dari satu, maka seharusnya perempuanpun bisa memiliki suami lebih dari satu. 


Justru sebenarnya Islam mengatur itu semua, Islam mengatur hal tersebut sesempurna mungkin. Laki-laki adalah makhluk yang memiliki benih anak keturunan. Sedangkan perempuan adalah makhluk yang memiliki rahim (tempat tumbuh dan berkembangnya benih tersebut). Ketika rahim perempuan ditanami benih dari laki-laki yang berbeda-beda (lebih dari satu). Maka akan terjadi kebingungan, siapakah ayah dari anak tersebut.


Sekelumit problematika tersebut membuat banyak muslimah yang akhirnya meninggalkan pakaian yang seharusnya ia kenakan. Sehingga banyak sekali kriminalitas yang terjadi. Seperti, kenakalan remaja, seks bebas, perselingkuhan, perceraian, pemerkosaan, aborsi dan kekerasan terhadap perempuan.


Fokus perempuan bukan kepada peraturan-peraturan Allah semata. Akan tetapi fokus perempuan tergesar pada pemikiran bagaimana caranya supaya terlihat cantik, terlihat menarik dan bisa mencari uang sendiri tanpa bantuan suami. Karena kehilangan fokus yang hakiki tadi, maka kembalilah kriminalitaspun terjadi. Banyak sekali berita-berita krimial yang terjadi di berbagai daerah.


Segala bentuk ketidaksesuaian yang terjadi inipun tetap saja mengantarkan pada pandangan bahwa ajaran Islam yang dipersalahkan. Ajaran Islam yang salah tidak sesuai dengan keadaan perempuan. Contohnya seperti UU PKS, terkait kekerasan perempuan, yang mensyahkan peraturan boleh melaporkan seorang suami yang ingin mempergauli istrinya akan tetapi istrinya tidak mau. Tentu saja peraturan ini sangat bertentangan dengan Islam. Di dalam ajaran Islam wajib hukumnya untuk memberikan penghormatan yang terbaik kepada suami, karena jannah balasannya. Karena ada malaikat yang ikut mendo'akan istri yang shalihah.


Ketika kita melihat sejarah seharusnya kita berpikir. Sebelum Islam datang ke dunia ini, perempuan begitu terhinakan, perempuan mengalami ketertindasan, mengalami eksploitasi. Sungguh hal tersebut merupakan kehidupan yang sangat gelap (Arab jahiliyyah). Bayi perempuan yang baru lahir langsung dikubur hidup-hidup. Perempuan yang menginjak usia remaja boleh digauli oleh beberapa laki-laki. Selain itu perempuan dewasa yang sudah melahirkan diasingkan dan di buang ke hutan.


Ketika Islam datang, Islam memuliakan perempuan. Perempuan tidak dianggap sebelah mata. Nyatanya ketika Rasulullah mendapatkan wahyu, beliau langsung menemui Khadijah dan Khadijahpun memeluk Islam. Di dalam Islam laki-laki dan perempuan sama saja di mata Allah. Selain memuliakan perempuan, Islam pun menyelamatkan perempuan. Seperti halnya ketika sebelum datangnya Islam, kebiasaan Arab jahiliyyah yakni memiliki istri yang banyak. Islam mengaturnya dengan cara membatasi hanya sampai empat orang saja.


Islam sangat memuliakan perempuan, Islam menjaga dan menjamin kehormatan perempuan. Ketika Rasulullah menjabat sebagai seorang khalifah ada seorang Yahudi yang menggoda seorang muslimah. Kamudian Rasulullah pun memerintahkan untuk membunuh seorang Yahudi tersebut. Sama halnya ketika masa pemerintahan khalifah Mu'tasim Billah. Ada seorang muslimah yang tersingkap jilbabnya, ia pun menangis sekencang-kencangnya karena ulah orang Yahudi tersebut. Lalu Khalifah pun mengirim pasukan yang sangat banyak untuk membunuh Yahudi yang sudah berbuat tidak baik pada seorang muslimah tadi. Sama halnya dengan Khalifah Ummar Bin Khattab yang sangat menghormati perempuan, ketika ada seorang nenek yang memberikan saran kepada beliau. Beliau langsung mengatakan "Iya andalah yang benar dan Umarlah yang salah".


Dari beberapa penggalan kisah diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa Islam sangat memuliakan perempuan. Islam sangat menjamin pendidikan untuk perempuan. Islam memperbolehkan perempuan berkecimpung diranah pendidikan, kesehatan, politik dan ranah publik. Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama. Ketika Islam belum datang perempuan terhinakan, ketika Islam dicampakan perempuan terhinakan. Tapi ketika Islam diterapkan ditengah-tengah kehidupan, maka perempuan akan termuliakan.


Setelah pemaparan materi dari Ustazah Siti, sesi tanya jawab pun berlangsung antara peserta dan pemateri dipandu oleh MC. Setelah sesi tanya jawab, acara ditutup dengan pembacaan do'a yang dipimpin oleh Ustazah Neneng Siti Rohmah. Terakhir Ukhty Mimin menutup dengan istigfar, do'a kafaratul majelis dan hamdalah. Acara kajian ditutup dengan foto bersama antara peserta kajian, pemateri dan para panitia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak