Oleh : Lilik Yani
Merenungi perjalanan hari ini. Ternyata jatah hidup itu hanya kumpulan detik. Ketika detik-detik itu terus berlalu, kita isi dengan kesibukan demi kesibukan dunia. Tugas demi tugas yang diberikan pimpinan tak kunjung selesai dikerjakan. Terkadang harus dibawa pulang, untuk dilanjutkan. Begitu berulang setiap hari.
Lantas, kita dapat apa dari pengorbanan itu? Imbalan materi yang semakin tak berarti, ketika harga barang kebutuhan hidup semakin mahal. Biaya sekolah anak-anak juga semakin menanjak. Apalagi biaya kesehatan yang harus ditanggung sendiri jika tidak sabar antri.
Padahal detik hidup terus berjalan. Semakin hari semakin mendekati garis finish. Sudahkah kita persiapkan bekal? Untuk menghadapi akherat yang panjang dan lama itu?
Jika hidup di dunia yang sebentar saja. Orang sibuk dengan berbagai persiapan. Tabungan masa depan, deposito, dan berbagai saham yang dianggap menguntungkan. Dengan harapan masa depannya bahagia. Anak keturunan tak kekurangan harta.
Sementara akherat yang panjang sering dilupakan. Bukankah seharusnya mempunyai cadangan bekal yang jauh lebih banyak? Ternyata kebanyakan manusia justru abai. "Ahh, akherat urusan nanti. Masih muda, kita hura-hura dulu. Kita nikmati saja, mumpung masih sehat."
Yach, mereka tidak tahu, kalau mati tidak harus tua. Yang muda bahkan anak-anak bisa meninggal lebih dulu. Mati juga tidak harus sakit. Karena orang sehat habis olahraga, tiba-tiba mati juga ada. Maka dari itu, masihkah bersantai dan sia-siakan detik hidup berlalu tanpa makna?
Saudara muslimku, mari saling mendoakan. Semoga Allah selalu membimbing setiap langkah kita. Agar setiap detik hidup yang terlewat, selalu ada bekas kebaikan. Berupa amal sholih yang kita tabur di dunia ini. Hingga ketika kita di akherat nanti, benih-benih kebaikan itu berbuah manis. Dan kita bisa memanen dan menikmatinya. Bersama keluarga tercinta. Di jannah atas Ridlo-Nya.
In syaa Allah.
Surabaya, 5 Maret 2019
#JanganBiarkanDetikHidupLewatSiaSia
#SiapkanBekalTerbaikUntukAkheratmu