Islamofobia Di Era Demokrasi

Oleh : Dara Millati Hanifah, S.Pd


Ketika mendengar kata islamofobia, pasti yang ada di benak orang-orang awam adalah ketakutan atau anti terhadap islam. Istilah ini sudah lama di dengungkan oleh orang-orang yang tidak suka dengan keberadaan islam di tengah-tengah masyarakat, khususnya orang-orang barat.

Dua minggu yang lalu, terjadi aksi yang sangat menyedihkan kaum muslim di seluruh dunia. Nyawa kaum muslim hilang karena aksi penembakan brutal yang terjadi di dua masjid di Cristhchurch, New Zealand yang menewaskan 50 orang termasuk warga Indonesia.

Di kota Birmingham, Inggris tepatnya pada hari Kamis (21/03/2019) dini hari terjadi pengrusakan masjid. Bukan hanya satu, melainkan empat masjid yang dirusak dengan menggunakan palu gondam di Birchfield Road. Pengrusakan juga terjadi di Slade Road, Erdington. Dua serangan serupa terjadi di masjid yang berada di Aston dan Perry Barr. (www.bbc.com 22/032019)

Selain itu, di Denmark. Terjadi aksi bakar salinan Al-Qur'an yang dilakukan oleh kelompok sayap kanan ekstrem Denmark. Itu terjadi ketika para muslim sedang   menggelar aksi solidaritas untuk para korban penembakan dua masjid di Christchurch, New Zealand. Mereka berkumpul dan sempat menunaikan Shalat Jumat di depan gedung parlemen Denmark. (m.republika.co.id 23/03/2019)

Dari beberapa fakta di atas menunjukkan begitu besarnya rasa kebencian mereka terhadap umat Islam. Padahal Islam merupakan Agama yang Rahmatan Lil 'Alamin. Sebagaimana Firman Allah swt dalam surat Al-Anbiya ayat 107 :

"Dan Kami tidak mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam". (TQS Al-Anbiya : 107)

Artinya Nabi Muhammad diutus oleh Allah swt untuk memberikan rahmat kepada umatnya. Agar manusia menjadi aman dan sejahtera dalam menjalankan segala aktivitasnya khususnya dalam menjalankan ibadah.

Hidup aman dan sejahtera bukan hanya untuk umat Islam saja melainkan untuk umat agama selain Islam. Mereka akan dilindungi dengan sebaik mungkin. Sebagaimana yang terjadi pada era kekhilafahan. Di mana, orang-orang dari berbagai suku, ras, maupun warna kulit hidup berdampingan tanpa menimbulkan rasa takut terhadap orang-orang asing atau xenofobia. Aman dalam menjalankan ibadah juga aktivitas yang lainnya.

Ini menjadi bukti nyata bahwa Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil 'Alamin bukan seperti yang di dengungkan oleh orang-orang barat selama ini. Yang mengidentikkan Islam dengan hal-hal negatif. Hingga menimbulkan islamofobia di mana-mana.

Namun, untuk  menghilangkan islamofobia pada era demokrasi saat ini sangatlah sulit. Karena, sistemnya tidak mendukung dan kurangnya pengamanan dari negara untuk memberikan rasa aman kepada setiap warga negaranya. Inilah salah satu pemicu adanya serangan-serangan yang tidak diinginkan. Tapi, jika sistemnya diganti dengan sistem Islam. Tidak ada lagi yang namanya islamofobia. Semua warga negara akan hidup aman dan sejahtera. Dan itu dibawah naugan Negara Khilafah Islamiyah.

Wallahu'alam Bis Shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak