Oleh : Aila Hana Sofia
(Tenaga Didik dan Anggota Menulis Asyik, Cilacap)
Ustadz kondang H Yusuf Mansyur menceritakan hasil penelitian pribadinya bahwa ke-Islaman Presiden Joko Widodo yang selama ini diketahuinya adalah murni dari pribadi yang taat beragama, bukan pencitraan di ruang publik.
"Saya sudah sering menyampaikan dalam banyak kesempatan, bagaimana Pak Jokowi tetap menjaga shalat dan puasa Senin-Kamis di tengah kesibukannya," kata Yusuf Mansyur, Sabtu (2/3/2019). https://m.merdeka.com/peristiwa/puji-jokowi-yusuf-mansur-kutip-surah-alquran-terkait-cerita-nabi-musa.html
Ustaz YM menilai Jokowi memiliki spirit kenabian yang layak ditiru. Dia juga mengajak masyarakat meneladani kebaikan pemimpin, tanpa terkecuali Jokowi.
"Jika beliau memiliki spirit Nabi Musa ikuti, jika beliau miliki spirit Nabi Adam ikuti, jika beliau miliki spirit Nabi Muhammad SAW ikuti," katanya, yang juga berpesan agar bangsa Indonesia menghargai siapapun pemimpinnya, serta tak mudah menghujat dan menyematkan fitnah
wartakota.tribunnews.com/amp/2019/03/03/yusuf-mansyur-pastikan-jokowi-taat-beragama-dan-miliki-spirit-kenabian-yang-layak-ditiru?__twitter_impression=true
Kita memang hendaknya senantiasa memiiliki spirit para nabi. Namun spirit saja tidak cukup. Karena Islam itu dibangun diatas akidah dab syariat. Islam adalah sebuah ideologi bukan hanya spirit para nabi. Sangat disayangkan bila seorang ustadz kondang memandang sebuah ketaatan beragama seorang pemimpin hanya diukur dari sisi ibadah mahdhoh dan akhlak.
Nabi terdahulu hanya mengajak kepada tauhid dan akhlak bukan diterapkan dalam sebuah sistem. Namun, nabi akhir zaman datang menyempurnakannya menjadi sebuah ideologi yang diterapkan oleh negara.
Islam adalah Ideologi yang rahmatalil'alamin. Terdiri dari akidah dan syariat. Akidah itu sendiri tentang keimanan kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab, nabi dan rasul, Hari Kiamat, dan qadha’ dan qadar (baik buruknya dari Allah). Dari akidah inilah lahir dan terpancar berbagai aturan atau syariat dari Allah yang kita yakini dan wajib kita terapkan dalam kehidupan. Sebagai konsekuensi dari akidah atau keimanan. Baik aturan yang berhubungan dengan diri sendiri (seperti makanan, minuman, akhlak, dan pakaian), hubungan dirinya dengan Allah (seperti ibadah-ibadah ritual seperti salat dan haji), juga hubungan manusia dengan manusia lainnya/muamalah (seperti jual beli, sewa-menyewa, hutang-piutang, hukum, politik, sosial, ekonomi, politik pendidikan, politik kesehatan, politik luar negeri dan dalam negeri, dan lain sebagainya).
Semuanya itu tidak akan pernah bisa diterapkan tanpa adanya peran negara. Jika Islam ingin ditegakkan secara total, maka negara harus menerapkannya secara menyeluruh tanpa terkecuali. Islam adalah sebuah ideologi, ini fakta yang harus kita sampaikan kepada umat.
Allah berfirman,
“Dan kami turunkan kepada kamu kitab ini untuk menerangkan semua perkara dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri…” (QS. An Nahl: 89)
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al Anbiya’: 107)
“Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat. Dia bertanggung jawab atas rakyat yang diurusnya.” (HR. Muslim)
Islam mencegah dan memberantas berbagai kriminalitas.
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Maidah: 38)
Siapa saja yang menyakiti kafir dzimmi, maka dia akan berurusan denganku. Siapa saja yang berurusan denganku, maka aku akan memperkarakannya pada hari.
“Siapa saja yang membunuh kafir mu’ahad, dia tidak akan mencium wanginya surga, padahal wangi surga itu sudah tercium dari jarak perjalanan 40 tahun.” (HR. B ukhari)
Kafir dzimmi adalah kafir yang rela tunduk diperintah oleh syariat Islam, sedangkan kafir mu’ahad adalah kafir yang terikat perjanjian dengan negara Islam.
Islam juga tidak akan memaksa seseorang nonmuslim untuk keluar dari agamanya dan memeluk Islam. Allah berfirman,
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)…” (QS. Al Baqarah: 256)
Harta tidak boleh beredar di kalangan orang kaya saja. Tapi harus di distribusikan secara merata.
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu…” (QS. Al Hasyr: 7)
Dalil-dalil di atas jelas menerangkan bahwa Islam terdiri dari akidah dan syariat yang sempurna sehingga pastilah tidak ada satu hal pun yang tidak diatur oleh Islam. Dari masalah yang sangat sederhana seperti memindahkan duri dari tengah jalan sampai masalah yang sangat kompleks seperti mengurus negara, ada aturannya dalam Islam. Namun demikian, penjelasan yang menerangkan segala urusan tersebut secara umumnya dinyatakan dalam bentuk amarat (tanda-tanda umum) serta tanda-tanda yang perlu penggalian hukum untuk menguraikannya. Orang yang bertugas untuk menggali hukum haruslah seorang mujtahid. Bukan sembarang orang menurut hawa nafsunya sendiri.
Urwah bin Zubair bin Al Awwam berkata, bahwa Rasulullah saw. pernah menulis surat kepada penduduk Yaman: Siapa saja yang tetap memeluk agama Nasrani dan Yahudi, mereka tidak akan dipaksa untuk keluar dari agamanya. Hanya saja mereka wajib membayar jizyah.
Jizyah adalah sejumlah pembayaran yang harus diberikan orang kafir dzimmi kepada negara Khilafah Islam sebagai kompensasi atas dilindunginya harta, jiwa, kehormatan, agama, dan keluarga mereka. Jizyah hanya ditarik kepada laki-laki kafir dzimmi yang sudah dewasa. Nafi’ meriwayatkan dari Aslam, maula Umar yang menyatakan, Umar pernah menulis surat kepada para pemimpin pasukan, agar mereka memungut jizyah. Mereka tidak boleh memungut jizyah dari wanita dan anak kecil.
Negara Khilafah Islam yang mengemban ideologi Islam juga akan memberikan jaminan terhadap kesejahteraan rakyat dan masyarakat. Baik muslim maupun non muslim yang tunduk dan patuh dibawah naungat syariat.
Jadi, jelas Islam adalah sebuah ideologi yang harus diemban oleh seluruh kaum muslimin di dunia ini. Hanya kepada Allah lah kita semua berserah diri di dunia ini dan akan kembali kepadaNya di akhirat nanti. Wallahu'alam Bishawab
#JanganPilihPemimpinIngkarJanji
#Khilafah_pelindungku_perisaiku