Oleh: Oom Rohmawati (Muslimah Pembelajar Islam Kaffah)
Gara-gara tarif Tol Sentuh Jutaan rupiah. Truk-truk trans Jawa mengalihkan lajunya kembali ke jalur pantura. Dan ini di benarkan oleh pengusaha logistik, mereka merasa tarif Tol dinilai terlalu tinggi bagi para pengemudi truk.
Ini terbukti dari meningkatnya kepadatan arus lalu lintas di jalur pantura terutama di di pekalongan. Dari data dinas Perhubungan mencatat adanya peningkatan arus lalu lintas mencapai 70% dari data dinas Perhubungan kota pekalongan tercatat adanya yang didominasi kendaraan truk.
Kabid lalu lintas dinas Perhubungan kota Restu Hidayat mengatakan sebelum adanya pemberlakuan tarif Tol, 200 truk melintas dalam satu jam. Namun saat ini jumlahnya truk yang melintas di jalur pantura mencapai dua kali lipat.
Ketua Asosiasi logistik Indonesia Zaldy Ilham Marsita telah meminta PT Jasa Marga untuk menurunkan tarif Tol Trans Jawa. Pasalnya untuk truk yang menggunakan tol jakarta Surabaya tarifnya bisa mencapai Jutaan rupiah. Detik Finance, Senin (28/1-2018). PT Jasa Marga Tbk. Eka Setya Ardianto menjelaskan tarif yang berlaku saat ini di Tol Trans Jawa sudah di tentukan berdasarkan kesepakatan awal, "kita hitung tarif sudah berdasarkan tender", ujar Eka dalam acara sharing season di menara BCA jakarta. Kamis (7/2-2019). Dia juga mengungkapkan jalan tol di Indonesia saat ini adalah alternatif atau pilihan bagi para pengemudi, jika memang di anggap tarif terlalu mahal, maka pengendara dapat mengambil pilihan melalui jalur alternatif atau non tol, "Kalau merasa mahal lewat luar, kalau merasa pas lewat dalam", jelasnya.
Jalan tol sebagai infrastruktur berbayar di klaem sebagai keberhasilan rezim dalam kampanye, padahal itu bentuk ke dzoliman penguasa.
Infrastruktur identik dengan prasarana, infrastruktur meliputi jalan raya, kereta Api, bandara, dermaga, pelabuhan dan saluran imigrasi.
Secara umum, infrastruktur ini adalah fasilitas umum. Yang di butuhkan oleh semua orang.
Pertanyaan nya bagaimana pemerintah membiayai pembangunan infrastruktur ini?
Dalam kitab Al-Amuwaal fi Dawlah al-Khilafah karya al- 'Allamah Syaikh' ABD Qadim Zallum, di jelaskan bahwa ada tiga strategi yang bisa di lakukan negara untuk membiayai infrastruktur yaitu;
Pertama meminjam kepada asing termasuk ke lembaga uangan global.
Kedua Memproteksi beberapa kategori kepemilikan umum, seperti minyak, gas, dan tambang.
Ketiga Mengambil pajak dari rakyat atau umat.
Mengenai pinjaman dari negara lain atau lembaga ke uangan global, maka strategi ini jelas keliru, dan tidak di benarkan oleh syariah. Pertama karena hutang-hutang tersebut akan di sertai bunga. Jika tidak pun pasti di sertai dengan berbagai syarat yang mengikat, sebab hari gini mana ada makan siang gratis. Padahal hutang dengan di sertai bunga secara qath'i hukum nya haram, baik individu maupun negara, karena termasuk tiba. (Lihat, QS Al-B (2):278).
Kedua, hutang luar Negeri dan hutang kepada lembaga ke uangan global ini merupakan ancaman serius bagi negara.
Inilah yang membuat orang kafir mempunyai cengkraman di negeri kaum muslim.
Mengenai strategi yang kedua, yaitu memproteksi beberapa kategori kepemilikan umum, seperti minyak, gas dan sumber tambang tertentu seperti Fosfat, Emas, tembaga dan sejenisnya, pengeluaran nya di khususkan untuk infrastruktur sebagai mana telah di jelaskan di atas. Strategi ini boleh di tempuh oleh pemerintah.
Ketiga Mengambil pajak dari kaum muslim untuk membiayai infrastruktur, Strategi ini hanya boleh dilakukan ketika betul mal tidak ada di kas yang bisa digunakan untuk membiayai sarana dan prasarana vital, dan hanya di ambil dari kaum laki-laki yang mampu, selain itu tidak.
Begitulah strategi pemerintah Islam dalam membiayai pembangunan infrastruktur.
Jadi sudah saat nya kita tinggalkan sistem Kapitalisme ini, karena telah terbukti gagal dalam mengurusi rakyat secara merata, dan kita ganti dengan sistem Islam yang mampu mensejahterakan rakyat. Dan telah di contohkan oleh Rasulullah SAW, para sahabat dan khal setelahnya. Yakni menerapkan Islam secara keseluruhan.
Wallahualam bish shawab. []