Indonesia Negeriku

Oleh :  Sri Wahyuni

 (Aktivis Dakwah Batang kuis)

Indonesia negara agraris yang membentang 1.905 km2. Dimana letak geografis Indonesia terletak diantara dua benua yaitu benua Asia dan Australia dan dua samudera yaitu samudera pasifik dan samudera hindia. Dimana letak geografis memberi pengaruh negatif dan positif dari ekonomi, budaya dan sisi positif jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia. Yang luas daratnya mencapai 1.922.570 km dan lus lautnya 3.325.483 km. Yang terdiri dari 13.466 pulau, menjadikan Indonesia termasuk negara kepulauan.

Indonesia juga negara yang kaya akan sumber daya alam, meliputi petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, batu bara, emas, perak dan minyak bumi. Disamping itu Indonesia memiliki tanah yang subur dan baik untuk berbagai jenis tanaman. Indonesia sebagai negara yang luas memilliki kekayaan alam dan sumber daya alam yang sangat besar, baik itu berasal dari pertanian, perkebunan dan juga pertambangan. Dimana sumber daya alam ini tidak akan habis dan ada yang bisa habis. Kita sebagai manusia berkewajiban menjaga dan memelihara agar tercapai kebutuhan manusia.

Inilah gambaran negara kita yang luas dan kaya tempat yang strategis perekonomian antar negara. Tapi saau kita lihat faktanya negara Indonesia yang kita cintai, kehidupannya semakin lama semakin terpuruk. Penuh dengan pencitraan tanpa memberi solusi yang salutif.

Bagaimana yang dikabarka saat ini lagi di galang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menggalang PROGAS (Progran Gizi Anak Sekolah) bekerjasama dengan Cargil dan WFP (World Food Programe) dimulai di Sumatera utara. Kususnya untuk Deli Serdang, tidak tanggung-tanggung Cargil menggelontorkan dana 500 ribu Dollar Amerika. Untuk mendanai dana membeli makanan bergizi untuk anak SD.

Di Deli Serdang yang mendapat dijadikan Pilot PROGAS yaitu SD Negeri 102451, Karang Anyar Lubuk Pakam dan SD RK Percut Sei Tuan. Kalau kita lihat dari program PROGAS ini sangat nyaris bentuk pencitraan saja. Kalau kita renungkan kembali apakah yang perlu makan makanan bergizi hanya anak SD saja?

Dimana kalau kita lihat saat inimasih banyak orang yang membutuhkan gizi. Masalah gizi buruk yang menimpah sebagian wilayah Indonesia khususnya Papua. Karena kita lihat yang utama bertanggung jawab untuk rakyat yang kurang gizi yang pertama adalah penguasa dan pemerintah. Keluarga yang seharusnya menyediakan makanan bergizi tidak mampu karena keterpurukan ekonomi mereka. Dengan susahnya lapangan kerja dan upah yang minim dengan biaya kesehatan dan pendidikan yang mahal.Bagaimana mereka akan menopang ekonomi keluarga dengan memenuhi kebutuhan makanan bergizi.

Baru-baru ini di Metro Tv, News.com menyatakan Ratyanto itu namanya lemas digendongan ibunya. Anak satu tahun rata-rata harusnya mempunyai berat tubuh 7 kg. Sedangkan Radityanto hanya mempunyai berat badan 5,9 kg, ini menunjukkan anak ini kurang gizi. Karena keseharian dia hanya minum teh, bukan susu. Karena keterbatasan keluarga Radityanto yang kurang mampu, jadi hanya makan seadanya da minum teh saja.

Sungguh ini lepas dari pengawasan pemerintah daerah setempat, padahal tanggal 25 Januari Indonesia memperingati sebagai hari gizi nasional. Seharusnya tidak ada lagi anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau gizi buruk. Hal ini harusnya menjadi pengigat kita, bahwa janji mewujdukan kesejahteraan rakyat yang selalu digunakan seiap rezim di negeri ini dalam sistem demokrasi kapitalis sekuler. Ternyata pada faktanya berjalan semakin terjal, bahkan janji tersebut hanya sekedar janji kosong yang tidak dirasakan oleh rakyat .

Karena itu kini saatnya tak perlu alergi melirik sistem yang baik dan membuang sistem yang gagal. Sebagai gantinya adakah sistem yang bersumber dari zat yang maha benar dari yang maha tahu. Tak ada salahnya mengahdirkan sosok pemimpin yang baik dan mampu memimpin penuh amanah, yang mau perduli degan rakyat, sehingga Indonesia bisa lebih baik.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak