Oleh : Yati Sulastri, S.TP.
(Pemerhati masalah perempuan dan anak)
Tim pasangan capres cawapres no.01 telah menyelenggarakan perhelatan besar yang diadakan di Sentul Internasional Convention Center, Minggu (24/2). “Indonesia maju bukan hanya slogan. Indonesia maju adalah wujud optimisme. Sebuah transformasi dari berbagai harapan besar bangsa Indonesia”. Demikian disampaikan Ketua Tim Kampanye nasional Jokowi-Ma’ruf Erick Thohir dalam Konvensi Rakyat yang mengangkat tema ‘Optimis Indonesia Maju’. Statement tersebut diperkuat dengan pernyataan calon wakil presiden Ma’ruf amin “Untuk Indonesia maju, kita harus menang. Untuk menang, kita harus memiliki modal besar” ujarnya. Menurut ma’ruf, pasangan Jokowi-ma’ruf telah memiliki “modal besar” yakni berbagai hal yang telah berhasil dicapai oleh pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai landasan kuat dan program-progam yang akan ditawarkannya akan menambah kemajuan atas apa yang telah berhasil dicapai oleh pemerintahan selama ini. Pernyataan tersebut disampaikan di depan puluhan ribu pendukungnya yang ‘membanjiri’ Internasional Convension Center, Sentul, Bogor ini.
Tentu saja sebagai rakyat biasa, saya tergelitik dengan slogan Indonesia maju yang di usung petahana ini. Pasalnya modal besar yang digadang-gadang keberhasilan pemerintahan saat ini, sungguh jauh panggang dari api. Selama ini tidak nampak kemajuan yang berarti, yang justru meningkatkan adalah jumalah hutang yang terus membumbung tinggi. Fakta menunjukkan sebagian besar SDA sudah dikuasai asing dan aseng. Semua dikuras demi syahwat kekuasaan semata yang mengakibatkan negeri ini tergadai. Kran impor diperbesar, hingga para petani lokal gulung tikar, tidak mampu bersaing dengan harga import. Rakyat menjadi babu di negeri sendiri. Pendidikan dan kesehatan semakin mahal dan semakin buruk pelayanannya, bahkan cenderung tidak diurusi oleh negara. Di bawah sistem kapitalisme dan liberalisme, telah memposisikan kelompok bermodal yang notabene hanya 1%, menguasai kelompok minoritas 99%. Lantas dengan buruknya prestasi diatas, layakkah ini dinamakan sebagai modal besar? Yang ada justru ini adalah modal terburuk dan gambaran prestasi terburuk dari pemerintahan saat ini.
Lantas, bagaimana konsep Indonesia agar bisa maju? Realitas saat ini masyarakat sudah mulai cerdas. Tidak hanya terpaku pada pergantian pemimpin, tapi juga ada gelombang besar untuk ganti sistem. Tagar ganti presiden dan ganti sistem pun semakin semarak merajai opini di twitter. Hal ini mengindikasikan bahwa rakyat sudah menginginkan ada perubahan secara fundamental. Pasalnya sistem yang selama ini dijalankan, yang notabene merupakan sistem kapitalisme, liberalisme yang merupakan warisan penjajah, tidak mampu membuat Indonesia semakin maju, tapi justru semakin terpuruk.
Maka sebagai umat Islam, sudah selayaknya memakai sistem Islam. Hal ini didasarkan kepada perintah Allah SWT untuk melaksanakan hukum Islam secara kaffah, mulai dari ibadah ritual sampai kepada hukum yang berkaitan dengan urusan publik (politik). Sistem islam ini dinamakan dengan khilafah. Khilafah sudah terbukti telah membuat dunia maju dan berada di puncak kegelimangannya selama 14 abad. Hanya khilafah yang akan membuat Indonesia bahkan dunia maju. Karena bukti kegemilangan khilafah ini sudah nampak dalam sejarah peradaban dunia. Maka, maju nya Indonesia tidak hanya bisa didasarkan kepada slogan saja tanpa realitas, tapi harus didasarkan kepada bukti nyata serta kesempurnaan sistem yang akan diterapkannya. Wallahu a’lam bissawab.