"Ibu" di mana Kau?


Oleh : Lilik Yani


"Ibu", dimana engkau berada?

Kafir laknat mengusir posisimu semaunya

Engkau dibuang, disingkirkan, dan jejakmu dihilangkan 

Hingga anak-anak  keturunanmu tak bisa mengenalmu, sekarang


Jejakmu dihilangkan tak berbekas

Sedikit peradaban yang tersisa juga diubah

Hingga generasi kini tak mengenalmu, walau hanya sekedar nama

Menyebut namamu masih asing di telinga mereka

Masih kaku lidah mereka untuk mengejanya

Terkadang terbolak balik hingga mengubah makna


"Ibu", tanpamu rumah kacau balau tak beraturan

Anak-anak dan segenap penghuni rumah hidup bebas

Jalani aktivitas tanpa aturan yang jelas

Bebas bertindak, memilih sesuka hatinya


"Ibu", saat anak-anakmu butuh belajar

Tak ada kurikulum yang tepat mengarahkan

Belajar semua tanpa pedoman yang benar

Yang penting lulus mendapat gelar

Tak peduli kualitas ilmu yang berharap berkah

Demi kemajuan dan kebangkitan umat

Apalagi memikirkan kesejahteraan hidup manusia


Ketika anak-anakmu sakit perlu berobat

Harus membayar mahal jika ingin mendapat fasilitas cepat

Fasilitas gratis diperebutkan seluruh masyarakat

Yang ber-uang pun tak mau sekedar mengalah

Ikut berebut gratis hingga antrian menjadi teramat panjang


Pasien yang menderita menjerit pilu, kesakitan

Tak kuat menunggu panggilan masuk ruang perawatan

Diperiksa pun dengan bergegas, sambil menceritakan keluhan

Obat ditulis serba cepat karena petugas sudah penat

Ahh, kondisi serba darurat


"Ibu", dimana engkau berada?

Kami rindu hangatnya pelukan 

Kata para ulama yang amanah

Saat engkau berada bersama kita

Umat hidup sejahtera

Segenap kebutuhan hidup tercukupi semua


Anak-anak berangkat sekolah dengan riang

Orang tua melepas anak dengan hati tenang

Di sekolah anak-anak belajar dengan penuh semangat

Buku-buku dan segala fasilitas disiapkan 

Lengkap tanpa berfikir harus menyiapkan pembayaran


Para pendidik pun, membimbing dengan totalitas

Karena segala kebutuhan hidup sudah lengkap

Hingga fokus dengan pelaksanaan tugas

Mendidik anak-anak 

Mencetak generasi cemerlang


Ketika ada keluarga sakit tak perlu kebingungan

Fasilitas kesehatan sudah lengkap disiapkan

Tenaga medis dan dokter melayani dengan penuh keramahan

Tak risau penat dan berburu nafkah

Hingga fokus mengobati dan merawat umat


Ahh, "Ibu".. Kami rindu itu semua

Kisah membahagiakan terjadi berabad-abad lamanya

Saat ada "Ibu" yang mengatur dan mengayomi kita

Hingga kehidupan umat teramat sejahtera


Kini, "Ibu" tiada

Tak ada pelindung dan pengayom umat

Tak ada yang membela jika ada musuh datang tiba-tiba

Sudah hampir satu abad lamanya

Kehidupan dunia jadi kacau tak berdaya


Kerusakan dan kemaksiatan terjadi di mana-mana

Sesama saudara saling menghujat 

Bermusuhan demi berebut kekayaan dunia

Juga jabatan dan kekuasaan sementara


"Ibu", dunia makin rusak kondisinya

Penghuni dunia tak menggunakan aturan Sang Pencipta

Dianggap tidak up to date dengan zamannya

Mereka sibuk membuat aturan semaunya

Dicocok-cocokkan dengan situasi kondisi yang ada

Ahh, mana bisa??

Setiap hati punya rasa

Tak mungkin bisa memuaskan semuanya


Hanya aturan Allah yang cocok untuk semua manusia

Allah paling tahu apa yang dibutuhkan hamba-Nya

Tugas kita hanya tunduk taat kepada-Nya

Hidup sejahtera pasti akan dirasakannya


Saudaraku, saatnya berjuang satukan tujuan

Taklukkan hawa nafsu pribadi demi sebuah kekuatan

Menghadang setiap rintangan yang datang

Menghalau lawan yang akan menerjang

Satukan visi misi demi meraih kemenangan


"Ibu", kami akan berjuang dengan sepenuh jiwa raga

Galang persatuan untuk membentuk kekuatan

Berjuang mengembalikan "Ibu" perisai umat

Memimpin dunia dengan aturan yang benar

Menegakkan syariah Islam dalam bingkai khilafah

Agar kesejahteraan umat kembali dirasakan



Surabaya, 23 Maret 2019



#RinduPemimpinCintaIslam

#RasulullahPemimpinUmat




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak