Hidup Mulia dengan Khilafah atau Menderita tanpanya

Oleh : Heni Kusmawati, S.Pd 

(Anggota Akademi Menulis Kreatif Reg. Bima)


~Berpuluh tahun sudah kita menantikan,

Berpuluh tahun Sudah kita perjuangkan,

Khilafah Islamiyah segera tegak kembali,

Khilafah Islamiyah hadir memimpin dunia~. Lirik lagu yang dinyanyikan oleh  tim nasyid  Shoutul Khilafah ini menggambarkan penantian umat islam akan tegaknya kembali khilafah yang akan memimpin dunia.


Puluhan tahun kaum muslim hidup tanpa ada pemimpin dunia. Sejak tanggal 3 Maret 1924, Khilafah diruntuhkan oleh agen Yahudi Mustafa Kemal Ataturk yang berpura-pura masuk islam agar tujuannya terealisir. Sedari kecil, jiwa pemberontak telah nampak pada dirinya. (islampos.com)


Khilafah merupakan perisai umat. Keberadaan khilafah adalah untuk menerapkan syariah islam. Hukum menerapkannya adalah wajib. Imam Al-Ghazali menegaskan dalam kitab al-iqtishad fi al- i'tiqad mengenai eratnya hubungan agama dengan kekuasaan. Agama adalah asas, kekuasaan adalah penjaganya. Apa saja yang tidak ada asasnya akan roboh dan apa saja yang tidak ada penjaganya akan hilang (facebook.com).


Kita menyaksikan bersama kondisi umat tanpa adanya khilafah. Mereka  tidak pernah merasakan ketenangan dan ketentraman. Masalah dalam hidup terus menghantui mereka. Persoalan ekonomi yang semakin pelik. Kenaikan harga yang terus - menerus, BBM, listrik, sembako dan sebagainya. Dari permasalahan ekonomi ini menjadi penyebab munculnya permasalahan -permasalahan baru seperti pembunuhan.

Kasus pembunuhan yang terus berulang bukan hanya terjadi pada orang yang tak punya hubungan darah akan tetapi terjadi juga pada keluarga dekat seperti antara orang tua dengan anak, suami dengan istri dan sebagainya. Kasus pelecehan seksual dan berbagai kriminalitas lainnya. 


Umat islam tercerai berai, karena berbeda harokah, mereka saling mengklaim gerakannya lah yang benar sementara yang lain salah. Mengkafirkan sesama sauadaranya yang muslim dan sebagainya.


Umat islam hidup terlunta-lunta, ibarat ikan yang dipaksa hidup di daratan kering, tanpa air sebagai habitatnya. Di dalam negeri misalnya, umat islam diperlakukan seperti kaum minoritas, para pendakwahnya dikriminalisasi serta difitnah. Tuduhan terorisme selalu disematkan pada mereka. Agama islam dilecehkan, ajarannya pun ditolak.


Sementara di luar negeri, umat islam diperlakukan bak binatang atau bahkan lebih dari itu. Kaum muslim tidak diperkenankan menjalankan ibadahnya, dibunuh, dibakar dengan tempat tinggalnya, kaum perempuan diperkosa bahkan yang sedang hamil pun diperkosa.


Permasalahan yang menimpa umat akan terus terjadi karena tidak ada khilafah. Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya :


"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah membuat mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (TQS. Ar-Ruum : 41).


Menjadi kewajiban bagi kita kaum muslim untuk menerapkan hukum islam secara keseluruhan dalam bingkai Khilafah. Meski banyak yang menolak gagasan khilafah dan membenci pejuangnya. Khilafah tetap merupakan kewajiban dan janji Allah SWT.


"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang diantara kamu yang beriman dan mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka  berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhoi. Dia benar-benar mengubah keadaan mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa...." (TQS An-Nur ayat 55)

Wallahua'lam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak