Oleh : Indrayanti Indah ( Pemerhati Remaja)
Pengaruh luar biasa bagi remaja dapat menghancurkan diri sendiri dan ummat manusia. Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa hari ini kita menghadapi berbagai kerusakan yang terjadi sebagian besar pelakunya adalah remaja. Mulai dari gaul bebas, pornoaksi, narkoba, tawuran antar pelajar dst. Tidak bisa dipungkiri narkoba telah banyak merusak generasi muda bangsa ini, penggunaan narkoba dikalangan generasi muda terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Sebagaimana data yang dilansir oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat dari 87 juta populasi anak di Indonesia, sebanyak 5,9 juta di antaranya menjadi pecandu narkoba. Mereka jadi pecandu narkotika karena terpengaruh dari orang-orang terdekat. “Dari total 87 juta anak maksimal 18 tahun, tercatat ada 5,9 juta yang tercatat sebagai pecandu,” kata Komisioner Bidang Kesehatan KPAI, Sitti Hikmawatty dalam konferensi pers di Gedung KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/3/2018). (News.okezone.com).
Tidak hanya narkoba, kenakalan remaja yang lain seperti tawuran antar pelajar pun ikut mendominasi prilaku remaja masa kini. Tawuran antar pelajar mengakibatkan kerusakan fasilitas sekolah maupun publik, teror, kehilangan jiwa dari kedua kelompok yang berkelahi dan tidak jarang menyasar masyarakat di sekitar lokasi. Peran orang tua, institusi pendidikan, dan model peran dari masyarakat belum benar-benar berperan sebagai agen perubahan yang bisa mengikis budaya kekerasan tersebut. Sekitar 74 kasus anak dengan kepemilikan senjata tajam. Tentu saja ini sangat memprihatinkan, kata komisioner KPAI Putu Elvina dalam pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (8/9). (www.KPAI.co.id).
Paham Kapitalisme yang di anut oleh negeri ini menumbuh suburkan kerusakan di berbagai sendi-sendi kehidupan. Dimana manusia berusaha dijauhkan dari nilai agama, bahkan agama dianggap sebagai racun yang menghambat kehidupan manusia. Alhasil, generasi yang tumbuh dalam sistem kapitalisme menjadi generasi yang tidak takut dan gampang ingkar kepada Allah SWT.
Terlebih lagi paham Liberalisme yang di puja-puji dalam sistem kapitalis mendorong manusia berbuat sekehendaknya. Tak ada lagi standar hidup yang di jadikan sebagai patokan dalam berbuat. Tidak ada halal -haram, surga-neraka, pahala-siksa seperti halnya dalam agama. Jadi tak perlu heran, jika remaja yang hidup di sistem seperti ini banyak yang terperosok dalam kubangan kemaksiatan.
Ditambah lagi perilaku hedonisme yang telah menghipnotis dan melalaikan manusia. Menikmati segala kemewahan dan kesenangan dunia semata hingga terlena dan melupakan negeri akhirat.
Itulah berbagai suguhan yang diberikan oleh sistem Kapitalisme. Manusia diajarkan untuk terus berbuat sesuai dengan keinginannya. Jadi wajar saja jika para pemuda memperlihatkan perilaku-perilaku yang tidak bertanggung jawab.
Untuk menyelamatkan pemuda dari bobroknya peradaban kapitalis, harus diupayakan perubahan yang mendasar dan sistemik, baik pada tataran paradigma sistem hukum dan implementasi yang berdasarkan pada aqidah dan syari'ah Islam.
Karena islam adalah satu-satunya kunci untuk meletakkan dasar yang benar dan kokoh dalam mendidik generasi. Oleh karena itu, pantas bila generasi muda dikatakan sebagai salah satu penentu maju dan mundurnya suatu Negara. Sebab telah terbukti sejak dahulu hingga dimasa kini dan sampai yang akan datang, generasi muda merupakan tulang punggung suatu negara. Sebab pemuda adalah penerus estafet perjuangan terhadap negerinya. Wallahu A'lam Bishawab.