Oleh : Anna Ummu Maryam
(Pengamat Media Dan Member Muslimah Back To Identity Aceh )
Masa kampanye makin memanas, jalan - jalan dipenuhi dengan bendera berbagai partai politik. Para kandidat calon pun semakin giat dalam melakukan kampanye di berbagai daerah.
Hampir semua daerah di singgahi untuk meraup suara demi menjadi pemenang menuju tampuk kekuasaan.
Namun ada hal yang menarik dan menggelitik saat kita hadir dalam setiap kampanye, yaitu para kandidat menabur janji dan memberi harapan pada rakyat akan harapan masa depan.
Bahkan tak jarang saling membongkar kebusukan dan kesalahan kebijakan yang telah diterapkan. Dan hal ini seolah diamini oleh panwaslu dan seolah hal ini luput untuk di tinjau.
Padahal harusnya dalam kampanye ini setiap kandidat memaparkan visi dan misi yang kuat demi kepentingan rakyat.
Tapi jika kita mau mengamati ternyata hal ini dilakukan adalah untuk meraup suara semata sedangkan kepentingan umum rakyat yang menjadi masalah dari tahun ke tahun tak pernah tersentuh.
Mengapa demikian ?. Sebenarnya hal ini terjadi karena partai politik saat ini tidak memahami arti dari politik yang sebenarnya. Dan tidak mempelajari politik dalam pandangan islam. Sehingga tidak memahami kerja utama sebagai seorang penguasa.
Sedangkan politik dalam islam bukan hanya berbicara tentang tampuk kekuasaan tapi bagaimana penerapan islam secara sempurna dalam segala aspek diterapkan dalam setiap kebijakan.
Model kepemimpinan calon penguasa pun tidak mengikuti kepemimpinan dalam Islam namun menjadikan kepemimpinan barat sebagai rujukan.
Makan wajar kita melihat, segala model manusia telah pernah berkuasa di negeri ini. Seperti militer, intelegtual, ulama bahkan wanita yang katanya paling faham bagaimana negeri ini diatur.
Namun kondisi negeri ini makin carut marut. Rakyat miskin makin bertambah, pengangguran makin besar, kejahatan semakin buas dan masalah lain yang kian hari makin menumpuk. Sistem kapitalis yang diterapkan negeri inilah sebenarnya yang telah melahirkan pemimpin - pemimpin yang mahir dalam mengubar janji tapi miskin dan salah dalam memberi solusi.
Maka hendaklah kita memahami khabar yang disabdakan Rasulullah Saw ;
«سَيَلِيكُمْ أُمَرَاءُ بَعْدِي يُعَرِّفُونَكُمْ مَا تُنْكِرُونَ، وَيُنْكِرُونَ عَلَيْكُمْ مَا تَعْرِفُونَ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلَا طَاعَةَ لِمَنْ عَصَى اللَّهَ»
“Akan ada masanya kalian dipimpin oleh para pemimpin setelahku, dimana mereka menganggap baik apa yang kalian anggap mungkar dan mengingkari apa yang kalian anggap baik. Siapa saja dari kalian yang mendapati itu maka tidak ada ketaatan kepada orang yang bermaksiat kepada Allah.” (Silsilah Al-Shahihah, no. 590)
Rasulullah juga mengingatkan kita bersabda,
«أَلَا إِنِّي أُوشِكُ أَنْ أُدْعَى فَأُجِيبَ، فَيَلِيَكُمْ عُمَّالٌ مِنْ بَعْدِي، يَعْمَلُونَ مَا تَعْلَمُونَ، وَيَعْمَلُونَ مَا تَعْرِفُونَ، وَطَاعَةُ أُولَئِكَ طَاعَةٌ، فَتَلْبِثُونَ كَذَلِكَ زَمَانًا، ثُمَّ يَلِيكُمْ عُمَّالٌ مِنْ بَعْدِهِمْ، يَعْمَلُونَ بِمَا لَا يَعْلَمُونَ، وَيَعْمَلُونَ بِمَا لَا تَعْرِفُونَ، فَمَنْ فادَهُمْ وناصَحَهُمْ فَأُولَئِكَ قَدْ هَلَكُوا وَأَهْلَكُوا، وخَالِطُوهُمْ بأجْسَادِكُمْ، وَزَايِلُوهُمْ بِأَعْمَالِكُمْ، واشْهَدُوا عَلَى الْمُحْسِنِ أَنَّهُ مُحْسِنٌ، وَعَلَى الْمُسِيءِ أَنَّهُ مُسِيءٌ»
“Ingatlah, aku khawatir akan dipanggil lalu aku akan menghadap (ke Allah –penerj) kemudian sepeninggalku kalian dipimpin oleh orang-orang yang mengatakan apa yang mereka ketahui (berupa kebaikan –penerj) dan mengamalkan apa yang mereka ketahui. Maka, taat kepada mereka itulah ketaatan (yang sebenarnya). Itu akan berlangsung selama beberapa lama.
Selanjutnya kalian akan diperintah oleh orang-orang yang mengatakan apa yang tidak mereka ketahui dan mengamalkan apa yang tidak mereka ketahui. Siapa yang jadi penasehat mereka, atau jadi pembantu mereka serta menguatkan kedudukan mereka, maka mereka itulah yang akan binasa.
Pergaulilah mereka dengan jasad kalian tapi berpisahlah dengan mereka melalui amal kalian. Persaksikan bahwa orang yang baik itu baik dan orang yang buruk itu buruk.” (hadits riwayat Al-Thabarani dan Al-Baihaqi) – As-Silsilah -Shahihah nomor 457.
Maka hendaklah kita makna mengurus negeri ini yaitu memberi kesejahteraan dan kebahagian pada seluruh rakyat dengan aturan yang benar dan hal itu hanya bisa dirasakan saat Islam kaffah yang menjadi aturan kehidupan.