Oleh : Nurul Putri K
Ummu Warrabatulbait dan Pegiat Dakwah
Seiring semakin dekatnya pemilu Presiden nanti, masing-masing Capres berupaya untuk meyakinkan rakyat. Bisa kita lihat sendiri di televisi ada yang berjanji-janji lewat sebuah program diskusi di beberapa televisi, ada pula yang berupaya mengorek-ngorek prestasi yang katanya telah berhasil dicapainya. Seperti sistem saat ini membuat siapa saja ingin menghalalkan berbagai macam cara untuk mencapai sebuah tujuan. Berbohong sekalipun menjadi hal yang biasa. Karena tidak takut kepada Allah SWT sebagai aplikasi keimanan dan ketakwaannya.
Menurut beberapa sumber Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyebut tak ada lagi kebakaran hutan dan lahan dalam 3 tahun terakhir. Rupanya ada data berbeda menurut BNPB. "Kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan ini sudah bisa kita atasi. Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan, hutan, kebakaran lahan gambut dan itu adalah kerja keras kita semuanya," kata Jokowi di panggung debat kedua, di Hotel The Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Lebih lanjut Jokowi menyatakan penyebab tak ada kebakaran hutan dan lahan karena penegakkan hukum yang tegas. Dia juga menyebut ada 11 perusahaan yang telah diberi sanksi. Kemudian "11 Perusahaan yang diberikan sanksi denda sebesar Rp 18,3 triliun takut urusan dengan yang namanya kebakaran hutan," ujar Jokowi. Sementara itu diberitakan bahwa dalam 4,5 tahun terakhir hampir tidak ada konflik dalam pembebasan lahan untuk memuluskan proyek-proyek infrastruktur negara," kata Jokowi.
Namun, klaim Jokowi tersebut bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Dimana, sejumlah pengerjaan proyek infrastruktur ditemukan kerap kali berujung konflik dengan masyrakat pemilik lahan. Adhityani Putri dari Yayasan Indonesia Cerah mengatakan, bahwa konflik akibat pembebasan lahan masih kerap terjadi.
Mengatur kemaslahatan umat merupakan tanggung jawab terbesar seorang pemimpin. Kemakmuran atau kesengsaraan suatu masyarakat sangat tergantung pada peran yang ia mainkan. Ketika seorang pemimpin berlaku adil sesuai dengan petunjuk Syariat Islam maka masyarakat pun akan sejahtera. Demikian sebaliknya, ketika pemimpin tersebut berlaku zalim dan tidak jujur dalam menjalankan amanahnya maka rakyat pun akan berujung pada kesengsaraan. Sudah jelas sistem saat ini menimbulkan banyak berbagai maslah kehidupan. Karena banyak yg berkehendak tidak takut kepada Allah. Sehingga jalan apapun ditempuh termasuk membohongi seluruh rakyat. Sudah buruk sistemnya buruk pula moral pemimpinnya.
Apalagi ketika kita menyerahkan nasib kita kepada para penguasa yang selalu menipu rakyatnya. Jika diserahkan kepada mereka, mereka akan terus membuat berbagai makar untuk menghancurkan Islam dan umatnya. bukan solusi yang didapat, namun justru bencana dan Allah akan cabut keberkahan di negara ini.
Inilah sebuah permainan yang telah dilakukan oleh penguasa. Yang berupaya memanfaatkan penderitaan rakyatnya untuk membangun sebuah citra positif. Seandainya mereka tahu bahwa seorang pemimpin negera akan mendapatkan ancaman yaitu para pemimpin yang berani menipu rakyatnya. Dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah memelihara dan mengurus (kepentingan) rakyat lalu meninggal, sementara ia menipu rakyatnya, kecuali Allah SWT mengharamkan atasnya surga.” [H.R Muslim, dan Ad-Darimi]
Pencitraan dan kebohongan para calon penguasa rezim yang gagal ini tidak mampu menjalankan fungsi kepemimpinan karena tidak memiliki konsep yang kuat dan benar serta berbasis pada azas yang salah dan batil. Jika ingin perubahan, maka perubahan itu harus hakiki, bukan hanya ganti rezim tapi sistemnya juga harus diganti. Sistem Islam yang harus menjadi pengganti dari sistem kapitalis, bukan yang lain. Khilafah adalah solusi tuntas. Kita wajib tunduk pada hukumnya Allah, sedangkan sistem pemerintahan yang mampu menerapkan seluruh hukum Islam adalah Khilafah.
Insya Allah, dengan izin dan pertolongan Allah SWT harapan itu akan benar-benar menjadi kenyataan. Untuk itu, saatnya mentukan sikap dengan terus memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah Rasyidah ala minhajj an Nubuwwah, yang akan menjadi perisai bagi umat. Wallahu a’lam bi ash shawwab.