Di Balik Manisnya Womans'Day

Oleh : Nina Marlina (Komunitas Pena Islam)


Tahun ini kaum wanita kembali merayakan hari perempuan internasional atau Women’s Day. Tepatnya tanggal 8 Maret, para perempuan di seluruh dunia ikut merayakannya dengan penuh harap dan suka cita. Adapun tema yang diangkat tahun 2019 ini adalah balance for better. Ide kesetaraan gender ini bermula dari masih adanya diskriminasi terhadap perempuan. Salah satunya yaitu adanya gap pendapatan atau gaji pria dan wanita. Diharapkan perempuan mendapatkan keadilan dalam semua aspek, baik pemerintahan, liputan media, dunia kerja, kekayaan maupun dunia olahraga (Detik.com). 

Memang saat ini para perempuan sudah menyejajarkan dirinya dengan kaum pria. Dalam dunia politik, hampir 50% perempuan telah menempati jabatan strategis di kursi parlemen, partai politik, bahkan menjadi menteri. Seperti halnya yang dilakukan oleh beberapa artis. Di dunia kerja, saat ini perempuan berhak untuk berkarir sesuai dengan bidangnya. Posisi pekerjaan yang biasanya dipegang laki-laki, sekarang tidak sedikit yang dijalani oleh perempuan. Misalnya sopir bus, ojeg, direktur perusahaan, serta pekerjaan lainnya yang memberikan ruang untuk perempuan berkarya dan berekspresi. Sementara dalam pendidikan hari ini, perempuan pun justru lebih banyak yang berpendidikan tinggi ketimbang laki-laki. Bahkan, ada yang kuliah dan bekerja di luar negeri karena prestasinya. 

Ya, memang ide kesetaraan ini sudah lama digaungkan oleh para feminis. Mereka bermaksud untuk memperjuangkan nasib kaum perempuan. Manis, tapi ternyata ada kebusukan di baliknya. Berbagai upaya dilakukan seolah untuk memperjuangkan perempuan. Namun, yang ada malah eksploitasi terhadap wanita. Kaum perempuan dimanfaatkan secara ekonomi dan politik. Tenaganya diperas oleh para kapitalis demi keuntungan mereka. Kecerdasannya pun dimanfaatkan untuk kepentingan mereka dalam mempertahankan sistem dan kekuasaan saat ini. 

Mereka belebihan dalam melanggar kodrat perempuan. Syariah pun dilabraknya. Perempuan menjadi bebas ke luar rumah dengan memperlihatkan kecantikan tubuh dan dirinya kepada orang lain. Auratnya pun tak tertutup dengan jilbab dan khimarnya. Tidak sedikit pula yang membangkang terhadap orang tua dan suaminya. Bahkan, berujung perceraian karena merasa lebih berwibawa dan mapan dalam ekonomi. Miris jika ada muslimah yang ikut menjadi kaum feminis.  

Stigma negatif yang mereka tuduhkan kepada Islam tidaklah benar. Islam tidak mengekang kaum perempuan. Islam memberikan ruang kepada muslimah untuk berkiprah di tengah masyarakat. Mereka diperbolehkan untuk ke luar rumah, bermuamalah, dan berinteraksi dengan umat. Bahkan, kerja pun boleh bagi mereka asalkan tidak melalaikan aktivitas mereka sebagai istri dan seorang ibu. Syariah mewajibkan dan mendorong para suami dan ayah untuk mencari nafkah. Seharusnya negara memfasiliasi sehingga hal tersebut tidak memberatkan para ibu hingga harus bekerja ke luar rumah. 

Islam justru sangat menghormati dan memuliakan perempuan. Syariah mewajibkan mereka untuk menutup auratnya. Mereka pun terhindar dari tindak pelecehan. Allah menjadikan perempuan dan laki-laki sama derajatnya. Faktor yang membedakan mereka adalah tingkat ketakwaannya. Meski mereka berbeda peran, namun hal tersebut adalah upaya untuk saling melengkapi di antara mereka. Allah SWT tentu lebih mengetahui kebaikan bagi mereka. 

Pada masa Rasulullah SAW, para shahabiyah biasa menjadi perawat ketika terjadi peperangan. Ada juga yang menjadi penyemangat kaum muslimin. Bahkan, tidak sedikit pula yang ikut berjuang dalam medan jihad dengan mengangkat senjata. Seperti Ummu Imarah yang berjuang untuk melindungi Rasulullah SAW dari serangan musuh. Maka, sungguh perempuan memiliki peran penting baik di dalam keluarga, masyarakat bahkan negara. Hal ini tentu merobohkan ide kesetaraan gender yang digaungkan Barat. 


*sumber gambar : DQWeek

Sang Mentari

Assalamualaikum sahabat... Aku hanya seorang biasa yang sedang belajar tuk jadi pribadi yang tak biasa. Setiap desain adalah passionku, menulis dan bercerita merupakan kesukaanku, berbagi hal yang bermanfaat adalah kegemaranku. Islam sebagai way of life adalah dienku. Semoga dengan izinNya segera kan tegak kembali di bumi Allah ini. Aamiin @naybeiskara

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak