Cara Jitu Mencegah Maksiat


Oleh : Hawilawati


---


Di era digital ini semakin berseliweran kabar  rusak dunia generasi. Aksi pacaran, sex bebas, kehamilan di luar nikah, hingga  aborsi  ramai diperankan siswa berseragam putih biru, putih abu-abu bahkan putih merah yang hingga detik ini tak pernah tamat. Tak jarang aksi tersebut berujung  stres dan  kematian (pembunuhan), sungguh ironis.


Taraf berpikir dan berperilaku generasi dalam sistem sekuler saat ini, sangat jauh dari nilai-nilai  Islam. Bertindak liar melebihi binatang, tak mampu membedakan antara perkara  haq  dan bathil. Semua Itu membuktikan  sistem sekuler telah gagal menciptakan kualitas pribadi generasi yang  sesuai dengan  usia biologisnya. Yang ada kemerosotan berpikir hingga menyebabkan perilaku menyimpang. Ini masalah serius yang wajib dicarikan  solusinya  agar  tuntas terselesaikan.


Dalam Islam generasi sejatinya  adalah manusia yang memiliki fisik tangguh dan   produktif, berada dalam fase taklif. Memiliki level berpikir serius  yang  mampu  menyelesaikan  masalahnya  (problem solving) karena memiliki  modal  ilmu  agama.  Keberadaan mereka  sangat penting dalam arsitek peradaban bangsa di masa depan. Karenanya  Islam sangat  menjaga keberadaanya  agar  tidak lemah berpikir, lemah fisik dan lemah amal.


Adalah Khilafah  Islamiyyah  yang pernah berjaya selama 1400 tahun lamanya, telah memiliki role model generasi tangguh. Sistem Islam telah berhasil melahirkan   pribadi-pribadi unggul. Keberhasilan itu tidak lain karena sistem  pergaulan pada  masa  itu  berjalan sesuai dengan rambu-rambu Alquran  dan As-sunnah. 


Para pemuda Islam di masa itu tak disibuki urusan percintaan semu, tapi lebih sibuk dengan percintaan hakiki yaitu kecintaan kepada Allah dan Baginda Rosulullah serta agamanya. Hingga dalam usia mudanya serius memberikan kontribusi besar terhadap perjuangan Islam hingga berperan  penuh mengantarkan kegemilangan Islam hingga keagungannya bisa kita rasakan detik ini.


Merekalah yang telah memberikan kontribusi besar pada masa mudanya,  seperti  : Zaid bin Tsabit 13 tahun. Penulis wahyu. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani sehingga menjadi penterjemah Rasul Shallallu’alalihi wasallam. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Alquran.


Thalhah bin Ubaidillah 16 tahun. Orang Arab yang paling mulia. Berbaiat untuk mati demi Rasul Shallallahu’alaihi wasallam pada perang Uhud dan menjadikan dirinya sebagai tameng bagi Nabi.


Athab bin Usaid. Diangkat oleh Rasul Shallallahu’alaihi wasallam sebagai gubernur Makkah pada umur 18 tahun. Dan masih banyak lagi profil pemuda keren di era itu yang usia mudanya  dihabiskan tuk persembahan cinta hakiki terhadap  Islam. Tentu pengorbanan jiwa dan raganya bukan tanpa sebab, melainkan  karena akidah Islam terpatri kuat dalam dirinya dan pembinaan karakter  yang benar kaya tsaqofah Islam hingga mampu membentuk level berpikir serius dalam menjalankan tanggungjawab kehidupan. Sehingga  mereka tak terjebak dengan percintaan semu yang melalaikan dan melenakan diri dari insan bertakwa.


Kerenanya Sistem pergaulan Islam sangat penting diterapkan dalam seluruh level usia, mulai dari  usia dini hingga orang dewasa.Tidak lain  untuk menuntun manusia  hingga terjaga iffah dan izzah diri dan identitas sejati  generasi yang memiliki kepribadian  Islam (syakshiyah Islamiyyah), di antaranya:


1. Memperkenalkan gender yang benar. Islam hanya memperkenal dua jenis manusia saja yaitu laki-laki dan perempuan. Tidak ada yang di tengah-tengah (tidak ada golongan manusia homo atau lesbi) dua  gender ini yang akan membedakan batasan aurat dengan jelas.


"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan  seorang perempuan ....."(QS.Al-Hujurat : 13)


2. Generasi wajib memahami tentang auratnya. Bahwa aurat bagi perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali  wajah  dan  telapak  tangan. sementara aurat laki-laki adalah dari pusar hingga lutut. Aurat tersebut  wajib dijaga dengan memakai pakaian yang sempurna  yaitu pakaian  yang menutup aurat. Bagi muslimah adalah busana muslimah.


"Sesungguhnya seorang anak perempuan jika telah haidh (baligh) tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali wajah dan kedua tangannya hingga pergelangan tangan" (HR.Abu Dawud)


3. Islam pun telah menetapkan mahrom (semua orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya karena sebab nasab, persusuan dan pernikahan).  hanya  mahromlah   yang boleh melihat aurat kaum perempuannya. Di luar mahrom  maka aurat haram untuk  ditampakkan. Dan  mahrom ini adalah bagian yang paling dekat  tuk  menjaga iffah (kesucian) generasinya.


Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nur ayat 31, yang artinya, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putera-putera mereka atau putera-putera suami mereka atau saudara-saudara lelaki mereka atau putra-putera saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara perempuan mereka.”


4.Islam pun telah membatasi hubungan lawan jenis dengan  aktivitas yang diperbolehkan, misal. hubungan silaturahim antar mahrom, dan   urusan muamalah yang diperbolehkan  seperti: aktivitas  perdagangan, pendidikan, menghadiri kajian  ilmu, melakukan salat  berjama'ah, mengemban  dakwah, dengan komunitas laki-laki dan perempuan yang terpisah. Semua ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian.


4.Islam melarang hal-hal  yang medorong terjadinya hubungan seksualitas yang tidak disyariatkan,  seperti melarang berpacaran (berkholwat) dan  campur baur (ikhtilat). jika satu dengan yang  lainnya saling mencintai,  Islam memiliki solusi  khitbah dan pernikahan. Jika belum mampu menikah, maka berpuasa.


"Janganlah sekali-kali seorang pria dan wanita berkholwat, kecuali jika wanita itu disertai Mahromnya " (HR. Bukhori)


5. Islam pun memerintahkan kepada kaum laki-laki untuk menundukkan pandangan dan melarang kaum perempuan  bertabarruj di hadapan laki-laki non mahrom.


"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya" (QS. An-Nuur :30)


6.Islam melarang seorang perempuan untuk melakukan safar (perjalanan)  selama satu hari satu malam tanpa disertakan mahrom.


"Tidak halal seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan perjalanan selama sehari semalam, kecuali jika disertai mahromnya" (HR.Muslim)


7.Islampun menutup tempat-tempat maksiat, apapun  alasannya. Tak ada devisa  negara dari tempat  maksiat. Dan menutup situs-situs cabul pornografi dan  pornoaksi.


8.Generasi juga harus mencari komunitas takwa, berteman dengan teman yang gemar melakukan projek amar ma'ruf, tsaqofahnya senantiasa ditingkatkan dengan mengikuti kajian intensif di berbagai majlis ilmu.


Cara di atas adalah sebagai  bentuk pencegahan (preventif) generasi dari  maksiat, yang  harus  dilakukan oleh setiap  warga  negara dengan  ketakwaan  kepada  Allah subhanahu wata'ala. Negara  juga akan terus mendorong  masyarakatnya  tuk  berani beramar  ma'ruf nahiy  munkar ketika  melihat kemaksiatan. 


Negarapun akan membuktikan peranannya yang sangat kuat dalam menjamin  penjagaan pergaulan  generasi dengan memberikan   edukasi  sistem pergaulan  Islam dalam  dunia  pendidikan di  berbagai  level,  yang harus  diamalkan dalam kehidupan.


Penguasa  juga  akan  memberikan  sanksi  tegas  bagi  pelaku  maksiat, bagi pezina  yang  sudah menikah (mukhson) akan dirajam. Bagi pezina  yang  belum  menikah (ghoiru mukhson) akan  dicambuk seratus kali. Fungsi sanksi tegas ini untuk  membuat jera pelaku dan penebus dosa.


Demikianlah cara jitu yang ditetapkan Islam dalam menjaga pergaulan generasi dan masyarakat. pertanyaannya sekarang, apakah negara saat ini betul-betul serius ingin menjaga pergaulan generasinya? jika penguasa mencintai rakyatnya, mencintai generasinya tentu  akan memberikan solusi tuntas yang diridai Al-Kholiq Azza Wajalla dengan menerapkan sistem  pergaulan  Islam yang telah Allah desain untuk umat manusia.


Wallahu'alam bishowwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak