Burning Sun Scandal: Bukti Nyata Rendahnya Wanita dalam Pandangan Sekuler


Oleh: Kunthi Mandasari

(Member Akademi Menulis Kreatif)

 

Dunia K-Pop tengah diguncang prahara. Pasalnya, Seungri  (Lee Seung Hyun) yang merupakan salah satu member boy band Big Bang terseret kasus hukum. Mulai dari skandal seks, prostitusi, dugaan penyimpangan pajak, bekingan polisi hingga peredaran narkoba. Sehingga membuatnya mengundurkan diri dari Big Bang yang telah membesarkan namanya.

Nama Seungri terseret setelah aksi pemukukalan terhadap pelanggan di club Burning Sun pada akhir tahun lalu, dimana Seungri menjabat sebagai Manager Eksecutif Promosi Burning Sun. Setelah menjalani pemeriksaan Minggu (10/03) status Seungri resmi ditetapkan sebagai tersangka. Ia dijerat pada kasus penyediaan wanita panggilan untuk layanan seksual pada jajaran eksekutif dan investor asing.

"Kami telah menahan dan mengubah status Seungri sebagai tersangka untuk mengeluarkan surat perintah penggeledahan, penyitaan, dan menghapus [Seungri] dari kecurigaan [yang mengelilinginya]," demikian sumber dari kepolisian, dikutip dari Soompi, (cnnindonesia, 11/03/2019).

Kasus ini semakin bergulir membesar bak kobaran api. Tatkala bocornya obrolan grup chat Kakao Talks oleh seorang whistleblower. Percakapan yang tersedot mulai dari tahun 2015 hingga 2016, melibatkan Seungri dan beberapa kawan serta rekan bisnisnya. Serta menyeret sejumlah artis seperti Jung Joon Young, Choi Jong Hoon mantan FT Island, Lee Jong Hyun hight Light, dan beberapa orang lainnya.

Dalam percakapan tersebut mereka bertukar video tindak asusila yang dilakukan oleh penghuni grup tersebut. Jung Joon Young menjadi orang yang paling banyak mengirimkan video asusila, dengan iming-iming korbannya akan dijadikan artis. Bahkan ada juga indikasi pemerkosaan yang dilakukan penghuni grup chat tersebut. 

Karena ikut terseret kasus, mereka turut mengundurkan diri dari dunia keartisan.

Belum lagi peredaran narkoba yang mewarnai kasus ini. Orang korea menyebutnya Mulpong atau gamma hydroxybutyrate (GHB).

GHB adalah depresan sistem saraf pusat (SSP) yang biasa disebut sebagai “obat klub” atau “obat perkosaan”. Narkoba jenis ini sering disalahgunakan oleh remaja dan dewasa di bar, pesta dan klub. Biasanya narkoba ini sering dimasukkan dalam minuman beralkohol.

GHB tidak memiliki bau dan tidak berwarna ketika dicampurkan pada minuman alkohol. Efek penyalahgunaan obat ini, menyebabkan meningkatnya gairah seks, berkeringat, kehilangan kesadaran, mual, sakit kepala, kelelahan, halusinasi, amnesia hingga koma. Sampai disini bisa di bayangkan betapa ngerinya efek obat ini.

Akar Permasalahan

Penerapan sistem sekuler yang menghalalkan kebebasan. Tidak bisa dipungkiri bahwa gaya hidup mereka mengekor dunia barat yakni Amerika Serikat. Dimana setiap orang bebas melakukan apapun yang diinginkan selama tidak mengganggu ketertiban umum. Termasuk free sex. Selama pria dan wanita saling suka. Dunia barat beranggapan bahwa sex merupakan sebuah kebutuhan dasar, yang apabila tidak dipenuhi akan mematikan. Dari anggapan inilah muncul kebebasan dalam memenuhinya.

Sayangnya imbas dari pergaulan bebas ini lebih banyak merugikan wanita. Termasuk dalam mega skandal Seungri ini. Wanita hanya dijadikan objek dagangan yang dengan mudah diperjual belikan. Bahkan dengan cara yang tidak manusiawi melalui obat-obatan terlarang bahkan pemerkosaan. 

Lebih disayangkan lagi gaya hidup hedonisme yang mereka jalani. Demi mendapatkan popularitas wanita tersebut juga mau diperdaya dengan merendahkan martabatnya. Rasa malu telah hilang, hanya digantikan oleh nafsu dunia yang tiada habisnya. Dan jika dituruti hanya berakhir kerusakan.

Dan yang lebih mengkhawatirkan dunia K-Pop telah menjadi candu bagi sebagian besar remaja kita. Bahkan gaya hidup mereka juga dijadikan rujukan. 

Aksi panggung yang memukau serta romantisme drama yang disuguhkan tak selalu sesuai dengan realita. Keindahan hidup sang bintang hanya sebatas mencari ketenaran yang menambah pundi penghasilan. 

Solusi

Gaya hidup hedonisme yang menjadi gaya hidup mereka tak pantas dijadikan kiblat. Kebebasan yang mereka anut hanya untuk memperturutkan hawa nafsu. Wanita hanya diposisikan sebagai pemuas. Keberadaannya tidak memiliki derajat. Dianggap rendah.

Maka tidak pantas menjadikan mereka sebagai acuan. Karena hanya Islam telah terbukti mampu memuliakan wanita.

Sepanjang sejarah kepemimpinan Islam hingga runtuhnya pada tahun 1924 kemuliaan wanita senantiasa terjaga. Dengan penerapan hukum syara' wanita menjadi mulia. Baik melalui ketaatan individu terhadap syara' maupun perlindungan dari khalifah. Karena peraturan Islam sejatinya adalah pelindung bagi kaum wanita. Sayangnya khilafah sebagai institusi penjaga kehormatan wanita telah runtuh. Hanya dengan mengupayakan kembalinya khilafah, wanita akan senantiasa terjaga kehormatannya. Mari bahu-membahu menyampaikan pentingnya penerapan syariat Islam secara kaffah melalui khilafah. Sehingga generasi kita terlindung dari gaya hidup yang menyesatkan. Wallahu 'alam bisshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak