Oleh: Ika Ummu Alfatih |
(Aktivis Muslimah)
Banjir di wilayah Sentani Jayapura memiliki beberapa penyebab, diantaranya BNPB menduga, selain tingginya curah hujan, banjir di Sentani disebabkan oleh rusaknya ekosistem di Gunung Cycloop, Jayapura, Papua. Kerusakan hutan di sana sudah berlangsung lama.
"Dan kalau kita melihat yang ada di Gunung Cycloop banyak kerusakan karena adanya pembabatan hutan," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di Gedung BNPB, Jl Pramuka Raya, Jakarta. Minggu, 17/3/2019 (detiknews).
Masuknya pendatang di Cyclops tak lepas dari menariknya gemerlap Kota Jayapura sebagai ibukota provinsi Papua sekaligus pusat ekonomi, 75 persen para pemukim di Cyclops berasal dari masyarakat yang bermigrasi dari pegunungan.
Secara geografis, masyarakat pegunungan yang dimaksud adalah berasal dari pegunungan tengah Papua, seperti Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten Yahukimo.(mongbay.co.id 25/05/17)
Bila kita runtut, pembukaan lahan pada Gunung Cycloop adalah karena keinginan sebagian rakyat Papua untuk memperoleh kesejahteraan yang lebih layak daripada tempat tinggal yang sebelumnya. Ini sangat ironis mengingat Papua adalah wilayah yang memiliki tambang emas (gunung emas) yang sangat besar. Tapi kesejahteraan rakyat tidak merata, banyak rakyat pedalaman yang jauh dari peradaban sehingga harus mengorbankan Gunung Cycloop yang seharusnya menjadi lahan resapan air, malah dijadikan pemukiman yang melalui proses penggundulan hutan sebelumnya. Ini lah yang menjadi persoalan.
Seharusnya untuk menangani masalah ini selain himbauan kepada rakyat agar tidak melakuan pembukaan lahan tapi juga harus ada perhatian pemerintah untuk mensejahterakan rakyat walaupun berada di pedalaman.
Kawasan-kawasan lindung siklus air yang vital yang pada umumnya berupa perbukitan yang menjadi hutan lindung, tidak boleh diubah menjadi pemukiman penduduk. Hal ini menyebabkan berkurangnya fungsi penyerapan air di kawasan perbukitan sehingga ketika terjadi curah hujan yang tinggi bisa terjadi banjir bandang seperti yang terjadi baru-baru ini di Sentani.
Prinsip tata kota yang dikembangkan harus memberikan daya dukung lingkungan, karena Islam melarang bersikap dzolim baik terhadap sesama manusia maupun hewan dan tumbuhan. Daerah produktif untuk pertanian misalnya, maka tidak boleh dibuka untuk perindustrian, karena membalikkan tanah menjadi produktif lagi tidaklah mudah.
Allah berfirman dalam surat Ar Rum ayat 41
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Seyogianya kita kembali pada aturan islam agar tercipta lingkungan yang aman dan sehat.
Wallahu a'lam.