Oleh : Mimin Aminah
(Ibu Rumah Tangga)
International womens day atau hari perempuan internasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 8 Maret, tema yang diangkat tahun ini adalah "Balance for better". Dalam situs resminya International Womens Day mengungkapkan alasan kenapa "Balance fot better " dijadikan tema pada tahun ini, ditujukan untuk kesetaraan gender, kesadaran yang lebih besar tentang adanya diskriminasi dan merayakan pencapaian perempuan.
Hal ini termasuk mengurangi adanya gap pendapatan atau gaji pria dan wanita, memastikan semuanya adil dan seimbang dalam semua aspek, pemerintahan, liputan media, dunia kerja, kekayaan dan dunia olah raga. Demikian penjelasan di situs resmi Hari perempuan internasional.
Melihat fakta di atas sungguh ide yang diusung kaum feminis ini telah berhasil merasuki pemikiran kaum wanita, gerakan yang dikenal dengan kesetaran gender ini atau lebih dikenal di tanah air dengan emansipasi ini disambut dengan gegap gempita di berbagai negara termasuk di tanah air ini, membuat banyak wanita yang percaya bahwa mereka selama ini tertindas dan harus bangkit melawan kaum pria, merebut kembali hak mereka, mendapatkan kedudukan yang sama dengan kaum pria sehingga mereka yang mendapatkan kehormatandan harga diri yang sama dengan kaum pria. Yang jadi persoalannya apakah benar kesetaraan gender ini memberikan kehidupan yang lebih baik bagi kaum wanita?
Kenyataannya jauh panggang dari api
Faktanya saat ini perempuan banyak berkubang dalam kehinaan dan exploitasi dalam bekerja itu adalah buah dari penerapan system yang tidak mengenal kemuliaan perempuan tetapi hanya mengedepankan manfa'at dan keuntungan semata.
Dalam Islam Allah telah menciptakan segala sesuatu secara adil dan sesuai dengan kodratnya, begitu juga dengan manusia. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan perbedaan kodratnya namun perbedaan ini tidak membuat kedudukan wanita berada jauh di bawah laki-laki.
Islam memberikan aturan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan, laki-laki wajib mencari nafkah, berjihad, shalat jum'at, menunaikan perwalian. Sedangkan perempuan tidak wajib, sebaliknya perempuan terikat dengan hukum-hukum lainya, seperti wajibnya meminta izin pada suami, beribadah dan lain sebagainya. Hukum-hukum ini tidak berlaku pada laki-laki.
Hukum-hukum yang berbeda diantara laki-laki dan perempuan diturunkan Allah sebagai solusi atas perbedaan fitrah dan kodrat mereka yang tidak dapat diingkari, bahkan hukum-hukum dalam Islam lebih memuliakan perempuan daripada hukum dalam agama yang lainnya.
Islam menjadikan ibu bukan ayah sebagai sosok yang pertama kali harus dihormati bahkan sampai tiga kali Rasulullah Saw memerintahkan untuk menghormati ibu setelah itu baru menghormati ayah.
Islam menjadikan perempuan dalam kehidupannya memiliki dua peran penting yaitu sebagai ibu dan pengatur urusan rumah tangga suaminya(ummun wa rabbah al bayt), ibu adalah pendidik utama dan pertama bagi para buah hatinya, ibu adalah peletak dasar jiwa kepemimpinan pada anak dan mempersiapkannya menjadi generasi pejuang, dan yang paling utama ibulah yang pertama kali mengajarkan tentang Tuhannya pada siapa ia harus tunduk, patuh,dan taat, dan hasilnya adalah pemimpin-pemimpin masa depan yang memberikan rasa aman, empati dan peduli pada rakyatnya, pemimpin yang takut pada Allah SWT sehingga ketika memimpin akan benar-benar taat padaNya dan menjalankan segala peraturaNya.
Kesetaraan dalam Islam bukan berarti harus sama antara laki-laki dan perempuan dalam segala hal, masing-masing mempunyai fungsi dan tugasnya, dalam Islam perempuan memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki dari sudut penciptaan, kemuliaan, dan hak mendapatkan balasan atas amal usahanya.
Dengan demikian kesetaraan gender menurut kaum feminis yang lahir dari demokrasi sangatlah jauh berbeda dengan kesetaraan dalam pandangan Islam. Maka jelaslah bagi kita hanya Islamlah satu-satunya yang membawa manusia kepada kemuliaan, maka dari itu sudah saatnya kita campakkan Demokrasi sistem buatan manusia dan kembali kepada aturan Allah dengan penerapan syari'at Islam secara kaffah.
Wallahu alam bishawab.