Oleh : Masliati, S.Pd
(pengurus MT Al Munawwarah Banjarbaru)
Saya sudah sering menyampaikan dalam banyak kesempatan, bagaimana Pak Jokowi tetap menjaga shalat dan puasa Senin-Kamis di tengah kesibukannya," kata Yusuf Mansyur, Sabtu (2/3/2019).
Yusuf Mansyur mengatakan itu saat menyampaikan ceramah dalam Diskusi Publik dan Pembekalan Relawan Pemenangan 01 se-Jawa Barat, di Bandung, Sabtu (2/3/2019), seperti dikutip melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (3/3/2019).
Beliau juga menceritakan hasil penelitian pribadinya bahwa ke-Islaman Presiden Joko Widodo yang selama ini diketahuinya adalah murni dari pribadi yang taat beragama, bukan pencitraan di ruang publik.
Benarlah bahwa setiap orang berbuat dengan niatnya masing-masing. Apa yang diniatkan, terkadang tidak semua orang bisa mengartikan atau malah menyalah artikan. Tapi, manusia harus selalu belajar baik untuk dirinya sendiri atau untuk melihat perbuatan orang lain yang sesuai fakta yang sebenarnya atau hanya pencitraan saja. Pengalaman dan pengamatan yang dirasakan itulah yang menimbulkan persepsi masyarakat terhadap sesuatu, apalagi ini menyangkut tanggung jawab terhadap rakyat, akan lebih sensitif dan sangat membekas dihati dan pikiran masyarakatnya.
Seperti apa yang diungkapkan oleh Ustadz kondang sebelumnya, maka kita mestilah bijak dalam menilai, karena ini kaitannya dengan pilihan kehidupan yang pastinya berpengaruh terhadap semua urusan kehidupan dan setiap pilihan akan dipertanggung jawabkan kelak di yaumil hisab.
Dalam hal ini, yang harus kita pahami adalah bagaimana dengan posisi Islam itu sendiri dalam kehidupan. Jelas sebagai orang yang beriman kepada Allah, beriman kepada Malaikat, beriman kepada Kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul Nya, beriman kepada hari kiamat dan berimana pada Qada dan Qadar tentunya meyakini sepenuh hati bahwa Islam adalah jalan kehidupan , yang artinya hanya menjadikan semua aturan yang berasal dari Islam sebagai pegangan hidup.
Maka ketika seseorang yang mengamalkan Islam dalam kehidupannya, meneladani Rasul dan nabi-nabi terdahulu, memperbanyak ibadah nafilahnya, adalah sewajarnya yang memang harus dilakukan seorang hamba. Fastabiqul khairat adalah motivasi yang membuat seseorang semakin kuat dan istiqamah dalam beragama, harusnya memang terwujud dalam setiap pribadi muslim , wabil khusus mereka yang notabene menyandang status sebagai penguasa.
Penguasa adalah mereka yang paham dengan apa yang menjadi tanggung jawab dirinya, tidak hanya urusan pribadi tapi semua urusan rakyat adalah dalam pertanggung jawabannya, sehingga perlu penguasa yang paham betul posisi dia sebagai pelindung dan mengurusi urusan rakyat. Seorang pemimpin atau penguasa harus memiliki spirit yang kuat dalam rangka memang kewajibannya dan taqarrubnya kepada sang penguasa alam semesta, juga spirit yang kuat dalam mengurus rakyatnya.
Spirit tidak hanya dibutuhkan saat urusan hablumminallah saja, tapi semua urusan baik hablumminannas ataupun hablumminannafs tetap harus dengan spirit keagamaan yang kuat, artinya semua urusan, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, keamanan, kesehatan dan lain-lain harus dilaksanakan dengan spirit Islam yang kuat. Sebab Islam tak cukup hanya spirit dalam hubungan vertikal saja, tapi Islam adalah pandangan hidup yang didalamnya terpancar aturan kehidupan.
Andai Islam hanya spirit, andai dulu Rasulullah berdakwah hanya masalah ibadah mahdhah saja atau ibadah ritual saja, bagaimanankah keadaan umat saat ini? Mengapa dulu Rasul sampai begitu dimusuhi kaum kafir quraisy , berbagai penyiksaan fisik dialami Rasul dan para sahabat, propaganda licik mereka gencarkan, pemboikotan juga menimpa umat Islam kala itu, sampai semuanya gagal dan pada akhirnya kaum Kafir Quraisy kehabisan akal untuk menghentikan dakwah Rasulullah, langkah akhir mereka ambil yaitu akan membunuh Nabi Muhammad Saw. Selanjutnya Rasulullah pun berhijrah ke Madinah.
Itu semua mereka lakukan karena mereka yakin dan menyadari bahwa apa yang disampaikan Rasulullah tidak hanya masalah aqidah, tidak hanya masalah ibadah, tapi adalah ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Kaum kafir pun menyadari dakwah Rasulullah ini akan mengancam eksistensi mereka dan akan ada kekuatan besar yang akan mempengaruhi dunia. Itulah perjuangan dakwah Rasulullah yang patut dijadikan contoh dan teladan dalam kehidupan terlebih mereka yang berposisi sebagai penguasa atau pemimpin.
Jadi, untuk memilih pemimpin tidaklah patut kita melihat hanya sebatas spirit dalam hal pribadinya. Pilih pemimpin yang memenuhi syarat dalam Islam, yaitu Muslim, baligh, berakal, adil, merdeka, mampu, dan pastinya laki-laki. Dari sejak Kekuasaan Islam runtuh di Turki tahun 1924, oleh Mustafa Kemal At Turk, hingga saat ini kondisi Umat Islam makin terpuruk, padahal tidak semua pemimpin jahat pada rakyatnya, ada juga pemimpin diseluruh belahan bumi ini yang memiliki spirit kuat dalam beragama, tapi itu ternyata tidak cukup untuk memperbaiki kondisi umat, karena tidak hanya butuh sosok, tapi juga perlu pengaturan sistem kehidupan yang haq.
Pemimpin yang paham tanggung jawabnya, tidak diintervensi pihak yang malah merugikan umat. Berpendirian teguh terhadap Islam , takut kepada Allah dan hari akhir. Hingga hanya menjalankan aturan yang berasal dari Nya yang maha mengetahui yang terbaik bagi setiap makhlu Nya.
Wallahu 'Alam bisshawab.