Oleh: Nur Rahmawati
Setiap perbuatan manusia akan diminta pertanggung jawaban di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala.
Ketika orang dikatakan beriman, apakah ia sudah melakukan amalan yang terbaik untuk nya. Dalam surat Al Mulk ayat 2 yang berbunyi:
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ
" Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun".
Yang memberikan mati dan hidup seseorang itu Allah, dan Dia pula yang menguji hambanya serta siapa-siapa yang amalannya baik bagi Allah.
Mukmin itu orang yang beriman dimana seluruh perbuatannya adalah perbuatan yang baik. Sedangkan amalan terbaik itu dilakukan dengan 2 syarat:
1. Niatnya Ikhlas
2. Caranya benar
Sekarang kita paparkan dari syarat yang pertama. Ikhlas melakukan perbuatan semata-mata murni dilakukan untuk mendapatkan keridhoan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tanda-tanda orang yang ikhlas ialah memiliki sifat sabar, tunduk pada kebenaran, tidak gampang berfatwa dan tidak malu untuk mengatakan kalau saya tidak tahu. Ikhlas dapat terwujud dari diri seseorang ketika dia mampu menyatukan Islam secara sempurna pada dirinya.
Kedua caranya benar, yaitu perbuatan yang mukmin lakukan. Harus sesuai dengan perintah Allah dan larangannya (sesuai dengan hukum-hukum Allah). Walaupun perbuatan niatnya ikhlas tapi caranya tidak benar, berarti belum memenuhi syarat amalan terbaik.
Ketika perbuatan itu sudah didasarkan dengan niat yang ikhlas dan caranya benar. Maka amalan-amalan sudah pasti diterima disisi Allah dan mendapat pahala serta balasannya Surga bagi orang-orang yang melaksanakannya.
Ketika ingin mengetahui bahwa amal perbuatan kita baik atau tidak maka dibutuhkan ilmu. Seperti didalam bunyi suatu hadist:
أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الَّلحْدِ
Artinya : ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits).
Dari bunyi hadist diatas, jelas bahwasannya mencari ilmu itu dari sejak kecil sampai akhir hayat. Orang hidup butuh ilmu, jangan malu untuk mengkaji ilmu Islam secara Kaffah, agar kelak tidak tersesat di akherat nanti, gunakan waktu hidup kita dengan sebaik-baiknya. Karena dunia ini seperti kata orang jawa bagaikan numpang ngombe( minum). Hanya sebentar sekali.
Semoga kita selalu tetap istiqomah, untuk menjadi mukmin yang taat. Agar amalan-amalan kita diterima disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.