Oleh: Tumro (Muslimah Pembelajar Islam Kaffah)
Mengimani Allah swt. tidak cukup sebatas meyakini Allah sebagai pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan. mengimani Allah swt. juga berarti meyakini bahwa Allah swt. mengawasi setiap amal perbuatan manusia.
Allah swt. berfirman:
"sungguh Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian". (TQS. An-Nisa: 1)
" Engkaulah yang mengawasi mereka. Engkau Maha Menyaksikan sesuatu" (TQS. Al-Maidah: 117)
Ayat diatas menunjukkan sifat Allah yang meliputi apa saja yang didengar. Dia menyaksikan apa saja dari semua yang dilihat. Dia mengetahui seluruh informasi yang kecil dan tersembunyi. Dia maha mengawasi apapun yang terbersit dan yang menggerakkan pandangan apalagi yang digerakkan oleh anggota tubuh.
Sayang, saat sekarang ini aqidah islam ditengah umat justru digerus oleh paham sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan). Akibat sekularisme, rasa takut dan pengawasan Allah swt tidak ada lagi kecuali dalam urusan ibadah belaka. Orang bisa bercucuran air mata saat menunaikan ibadah, saat berdiri di depan ka'bah, bersedekah kepada fakir miskin, membaca Al-Quran, berzikir atau berdoa. Namun air mata tak menetes setetespun saat menelantarkan hukum-hukum Allah swt. dan melakukan perbuatan haram. Hati mereka tak gemetar ketika mempraktikkan ekonomi ribawi, melakukan korupsi, suap-menyuap, menipu rakyat, menjual kedaulatan negeri kepada pihak asing dan aseng. Mereka tidak perduli sedikitpun bahwa tindakan mereka senantiasa diawasi Allah dan pasti mengundang azab-Nya.
Sistem sekuler ini juga mencetak orang-orang munafik berpura-pura menampakkan kebaikan padahal tidak tulus. ada pamrih yang dituju. tidak jarang politisi dan pejabat bermental sekuler berbaik- baik pada umat muslim, menampakkan wajah keislaman semata untuk mencari dukungan politik. saat kedudukan sudah diraih, umat justru dizolimi. itu terjadi karena mereka seolah tidak percaya bahwa Allah SWT. Maha Tahu atas setiap penghianatan yang disembunyikan dalam hati manusia.
Alhasil, meyakini sifat Allah Ar-Raqib adalah bagian yang penting dalam keimanan. Ia tak akan lenyap dari kehidupan umat. Inilah yang akan menghantarkan kaum muslim pada karakter muraqabatullah. Dengan karakter ini umat akan kembali pada ketaatan yang utuh. mereka akan bersungguh-sungguh melaksanakan hukum-hukum Allah swt. dan meninggalkan semua perkara yang telah diharamkan. Karakter inipun akan mendorong umat untuk mencampakkan ideologi kapitalisme yang berakidahkan sekularisme juga ateisme dan komunisme yang telah nyata merusak tatanan kehidupan umat manusia.
Wallahu'alam bishowab