By Bunda Rinie
Bismillah
Generasi Home service adalah sebutan dari generasi yang selalu minta semua dilayani, ini lebih ditujukan kepada anak-anak, karena sekarang ini banyak orang tua yang mengeluhkan hal ini. Sebagai contoh kebiasaan setiap pagi saat anak-anak melakukan rutinitas sekolah, ingin selalu siap sedia/instan, harus ada semua yang ia butuhkan. Dari mulai bangun tidur, mandi, ganti baju, sarapan, dan lainnya, ingin semua di layanin. Padahal untuk urusan tersebut anak harusnya sudah mampu ataupun mandiri untuk melakukannya sendiri.
Dalam pandangan Islam generasi home service atau generasi yang ingin selalu di layani ini, mereka itu termasuk generasi yang lemah.
Allah SWT berfirman: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar"(QS. An-Nisa: 9).
Anak-anak harus di latih dan belajar kemandirian untuk menghadapi tantangan kehidupan.
Apa yang menjadi penyebab home service? Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mereka dilayani oleh pembantu dari kecil.
2. Kemana-mana dijaga baby sitter.
3. Keperluan/keinginan anak itu selalu dipenuhi tanpa dilatih untuk berusaha sendiri.
4. Terlalu lama pakai popok bayi dan selalu disuapi (untuk balita).
5. Biasa dicarikan tanpa berusaha mencari sendiri.
6. Terbiasa dibantu.
7. Main gadget, buka google, game dan aplikasi lain secara instant.
8. Keinginan selalu dipenuhi oleh orangtua.
Solusi/kunci agar anak tidak menjadi Generasi Home Service
* Latih anak mandiri sejak dini
* Latih anak-anak untuk bertanggungjawab
* Biasakan anak tumbuh dengan tantangan
* Libatkan ayah untuk ikut membantu pekerjaan rumah
* Latih kedislipinan kepada anak-anak
* Jadilah teladan dengan ketakwaan kepada Allah
* Tanamkan Kejujuran
* Doakan anak
0-4 tahun : Sudah mulai diperdengarkan 30 juz al-Qur'an, hapalan lebih dulu dan harus sesering mungkin untuk mendengarkan al Qur'an. Bisa oleh orangtuanya sendiri atau alat bantu murotal.
4-6 tahun : Memahami al Qur'an, seperti apa isi kandungan/terjemahan, dengan maksud anak di ajak berpikir sambil melanjutkan hafalan.
6-10 tahun : Fase hapalan lebih dikritisi
- Al-Qur'an sudah menjadi nafas anak
- Al Qur'an dijadikan sumber hukum
- Berpengaruh untuk mengamalkannya
*Dihapal, difahami dan diamalkan*
Itulah kepribadian Islam atau pola Qur'ani. Jangan sampai kita sebagai orangtua meninggalkan anak-anak yang lemah yaitu lemah mengenalkan ilmu Syariat Islam, semoga kelak anak-anak kita menjadi generasi tangguh, generasi perubahan menuju peradaban Islami masa depan yang cemerlang.. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin..
Wallahu a'lam bi ash showwab