Oleh : Lilik Yani
Saudaraku, Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang tak mungkin menganiaya hamba-hamba yang beriman. Apalagi hamba yang datang ke rumah sucinya dalam rangka menjalankan sebuah ketaatan. Hamba-hamba sholih yang menyambut panggilan adzan untuk menjalankan sholat Jum'at di masjid Al-Noor Selandia Baru.
Mereka datang dengan niat tulus ikhlas untuk beribadah kepada Allah, Rabb Penguasa seluruh alam. Mereka datang dengan penuh harapan, Rabb-nya akan menurunkan berkah . Agar kehidupan diri dan seluruh umat muslim di dunia selalu dalam limpahan rahmat-Nya. Berharap ada perubahan sistem yang mengatur aktivitas umat, agar sejalan dengan apa yang dikehendaki Allah. Hingga janji Allah untuk menurunkan berkah-Nya dari langit dan bumi akan terasakan seluruh penghuni alam.
Kalau realitas yang terjadi, ada tamu tak diundang tiba-tiba datang. Seorang musuh yang sangat membenci Islam, datang membawa senjata dengan sejumlah peluru yang sudah dipersiapkan. Siapa yang menyangka hal itu terjadi? Kemudian orang asing itu memberondongkan peluru ke para jamaah yang sedang khusyuk, munajat kepada Rabb-Nya.
Musuh itu sangat gemas, hingga seluruh peluru yang disiapkan tuntas ditembakkan. Walau para jamaah sudah tak berdaya, tapi kebencian yang menyelubungi hatinya, tak puas sebelum korban betul-betul tak bernyawa. Astaghfirullah. Syetan jenis apa yang menyusup ke dadanya? Hingga masih sempat juga untuk merekam dan menyebarkan kejadian tak beradab itu ke media.
Sungguh, peristiwa sesaat yang tak terduga kejadiannya. Seluruh umat muslim sedunia menjerit. Ada yang marah, mengumpat, mencela, menghujat. Ada yang menangis, menyesakkan dada. Ada yang istighfar mohon ampun kepada Allah atas duka yang mendadak ini. Yach, respon setiap orang berbeda-beda. Yang pasti, Allah pasti punya rencana terbaik di balik duka membara ini.
Saudaraku, tetap husnudzon pada Allah. Pasti ada hikmah di balik setiap kejadian yang menimpa umat mulia. Biarlah pihak yang berwewenang yang akan menghukum korban biadab itu. Walau belum sesuai hukuman yang sebenarnya. Dimana hukum qishos belum bisa ditegakkan karena belum ada institusi yang menjalankan.
Saudaraku, dengan kejadian yang menggemparkan ini, maka umat Islam yang terlena dalam zona nyaman jadi terbangun. Mareka bangkit, terbelalak melihat kenyataan bahwa puluhan saudara muslimnya dibunuh dengan kejam. Dadanya berdesir, antara marah dan memberontak. Tapi tak bisa bergerak maksimal untuk menolong mereka.
Yang pasti umat mulai sadar, bahwa ketiadaan khilafah sebagai pemimpin dan perisai umat, membuat umat Islam terhina. Bagaimana tidak? Hanya dengan seorang musuh yang datang ke masjid, bisa membunuh 49 orang jamaah yang khusyuk beribadah. Bagaimana tak terhina, jika kejadian itu dilakukan musuh di rumah Allah yang suci? Astaghfirullah.
Wahai saudaraku, mari kita doakan bersama agar saudara muslim kita yang terbunuh, menjadi para syuhada yang dirindu jannah. Semoga keluarga yang ditinggalkan dicukupi semua kebutuhannya oleh Allah, diberi hati yang lapang, iman yang kuat. Semoga kita semua, umat Islam sedunia segera sadar dan bersatu. Kuatkan barisan untuk menggempur musuh, yang siap menyerang tiba-tiba. Mari bersatu berjuang untuk mengembalikan junnah yang hilang.
Saudaraku, tidak ada yang sulit bagi Allah. Yang perlu dipersiapkan adalah diri kita semua. Mari pantaskan diri untuk menyambut janji Allah dan berita gembira dari Rasulullah saw. Perisai umat itu pasti kembali. Itu yang harus diyakini dan terus diperjuangkan. Allahu Akbar.
Surabaya, 17 Maret 2019
#AdaHikmahDibalikSetiapKejadian
#BangkitBersatuKembalikanPerisaiUmat