Valentine Day Romantise Palsu


 Laily Chusnul Ch. S. E

(Pemerhati Generasi )


"Nyabar cepat, yang jual buket bunga dan paket valentine sekitaran kota", seperti itu kira-kira postingan yang saya baca di beberapa grup efbi. Sedikit penasaran, coba telusuri profil efbi tsnya. Sudah bisa ditebak. Dia masih muda, usia SMP/SMA. Semua album foto dan update statusnya cukup mewakili betapa intimnya hubungan yang dia jalin dengan teman khalwatnya. 

Suasana maksiat berbalut kasih sayang seperti ini akan terus ada dalam kehidupan kita. Betapa banyak generasi muda yang berlomba mengisi perayaan vday dengan berbagai cara, mulai dari yang sekedar memberikan setangkai mawar dan sebatang coklat, hingga sengaja pelesiran ke luar kota, luar pulau bahkan hingga luar negri berburu romantisme palsu bernama vday. 

Apakah puncak kenikmatan yang ingin mereka raih dengan semua pengorbanan tersebut kalau bukan untuk seks bebas. Sudah menjadi kebiasaan umum yang merusak dan terwariskan setiap tahunnya perayaan di bulan Februari ini. 

Bahkan tak hanya kalangan anak muda, orang dewasa pun yang telah memiliki pasangan sah tapi diluar itu mereka punya pasangan simpanan, maka mereka pun tak ketinggalan ikut merayakan secara sembunyi-sembunyi dari pasangan sahnya. Beberapa kamar hotel full booked, penjualan alat kontrasepsi pun sold out. Begitulah ritual setiap tahunnya. 

Dalangnya siapa lagi kalau bukan sistem kapitalisme yang dipaksakan di negri-negri muslim. Hingga membuat umat Islam berbondong-bondong larut dalam perayaan hari maksiat dunia bernama vday. Para kapital pun dengan rakusnya tak menyia-nyiakan moment setahun sekali ini dengan menjual seluruh dagangan vday nya mulai dari media cetak, televisi, hingga media online. 

Tak hanya barang, namun juga peradaban yang luar biasa berbahayanya sengaja dipromosikan lewat program dan acara-acara di berbagai media hinggal mall-mall dan lainnya. Semua demi pundi dolar tanpa peduli kerusakan yang disebabkan olehnya. 

Sungguh, hanya Islam yang dapat menyelamatkan kita dari budaya rusak warisan sistem kapitalisme seperti ini. Bukan ciri muslim sejati jika arah pandang hidupnya masih menapaki jalan orang-orang kafir. Benar kiranya sabda Nabi Shallalahu 'alaihi Wasallam, "Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. 

Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (HR Bukhari Muslim).

Islam telah memiliki seperangkat mekanisme sempurna bagi manusia untuk bisa menyalurkan rasa cinta dan kasih sayangnya tanpa harus merasa kekeringan hidupnya karena tanpa melalui proses yang bernama pacaran. 

Rasa cinta dan kasih sayang dalam Islam akan tumbuh subur dalam balutan pernikahan. Sistem pergaulan Islam yang diterapkan oleh negara Khilafah lah yang mampu mewujudkannya, sehingga kehidupan ini menjadi berkah. InsyaAllah. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak