Oleh: Binti Muzayyanah S. Pi*
Takut kepada Allah adalah karakter orang beriman. Iman adalah pembenaran secara pasti, tanpa ada keraguan terhadap perkara yang diimani. Artinya, orang yang beriman kepada Allah akan membenarkan wujud Allah beserta sifat-sifatNya. Dia tak meragukan sama sekali bahwa Allah adalah Sang Pencipta sekaligus sebagai Pengatur. Bersama dengan penciptaan makhlukNya, Allah sertakan seperangkat aturan yang harus ditegakkan dan kelak akan diminta pertanggungjawaban. Karenanya orang yang beriman kepada Allah akan menyadari pengawasan Allah. Sehingga muncul rasa takut pada dirinya.
Sesungguhnya takut kepada Allah itu adalah perbuatan hati. Seperti halnya cinta, benci, dan ikhlas. Semua berkaitan dengan rasa yang tentu hanya diketahui oleh dirinya dan Allah pastinya. Namun rasa yang ada dalam hati itu bisa diketahui tanda-tandanya melalui perbuatan yang dilakukan semua anggota tubuhnya.
Rasa takut hanya kepada Allah tidak bermakna apa-apa jika hanya keluar dari mulutnya. Apalagi jika terbukti perbuatan-perbuatannya bertolak belakang dengan pernyataan lisannya. Maka kemungkinan besar pernyataan takutnya kepada Allah hanyalah kebohongan semata.
Rasa takut kepada Allah muncul dari ma'rifat (pengenalan) seseorang akan Allah Subhanahu wa Ta'aala. Dia yakin Allah telah menetapkan baginya perintah dan larangan untuk menjadi panduan hidupnya di dunia. Jika dia taat maka Allah akan membalasnya dengan pahala dan rida-Nya. Sementara jika dia membangkang, maka Allah akan membalas dengan dosa dan murkaNya. Orang beriman paham betul bahwa Allah maha membalas. Kebaikan dan keburukan semua akan dibalas. Inilah yang mendorong dia untuk tunduk dan patuh pada ketentuan Syariat Allah.
"Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya". (TQS. Ali Imran: 28).
Seorang pemimpin yang lisannya menyatakan hanya takut kepada Allah, tapi keputusan-keputusan politiknya justru sebaliknya, dipastikan dustanya. Karena takut kepada Allah hanya akan melahirkan ketundukan kepada Allah.
"Dan hanya kepada-Ku lah kamu harus takut (tunduk) " (TQS. Al Baqarah: 40).
Tunduk kepada Allah hukumnya wajib bagi seorang muslim. Ketundukan itu diwujudkan dalam bentuk penegakan syariat Allah yaitu, Islam , untuk mengatur seluruh urusan hidupnya dalam lingkup pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Maka ketika seorang pemimpin justru menghalangi dakwah Islam. Mengkriminalisasi pengemban dakwah Islam. Membubarkan organisasi dakwah Islam. Layakkah disebut orang yang hanya takut kepada Allah? Wallahu a'lam.
*(Praktisi Pendidikan)