Oleh: Sumiati (Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif )
Mendengar kata takut berarti menunjukkan ada ketundukan pada yang ditakuti. Dan pastinya tidak akan berani melanggarnya. Karena ada rasa takut dalam dirinya. Ibarat seseorang yang takut terhadap tempat angker, pasti dia tidak akan berani melewati tempat tersebut karena takut. Baru-baru ini Presiden Indonesia menyatakan bahwa Beliau hanya takut kepada Allaah SWT.
JAKARTA - Capres Jokowi menegaskan butuh keberanian dan ketegasan dalam mengelola negara Indonesia. Jokowi menekankan tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah SWT.
Jokowi awalnya mengatakan Indonesia merupakan negara besar dan tidak mudah mengelolanya. Jokowi mengungkap dia sudah punya pengalaman menjadi wali kota dan gubernur.
"Rakyat Indonesia yang saya cintai, mengelola negara sebesar Indonesia ini tak mudah, tak gampang. Sangat beruntung sekali saya punya pengalaman mengelola kota sebagai wali kota, Provinsi, dan 4,5 tahun ini mengelola negara kita Indonesia," kata Jokowi di panggung debat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam.
Karena itu, butuh ketegasan dan keberanian dalam membuat kebijakan. Jokowi mencontoh pemerintahannya membubarkan mafia migas petral, merebut Blok Rokan dan Blok Mahakam serta sudah menguasai 51 persen saham Freeport.
"Kita ingin negara ini semakin baik dan saya akan pergunakan seluruh tenaga yang saya miliki, kewenangan yang saya miliki. Tidak ada yang saya takuti untuk kepentingan nasional, rakyat, bangsa negara. Tidak ada yang saya takuti kecuali Allah SWT.
Dengan begitu percaya dirinya beliau menyatakan hanya takut kepada Allaah SWT saja. Namun masyarakat Indonesia tidak melihat bahwa beliau takut kepada Allaah SWT. Karena segala kebijakannya tidak mencerminkan manusia yang takut pada Sang Maha Pencipta. Dengan berbagai kebijakan yang semuanya tidak ada yang pro rakyat. Tidak menujukan kepeduliannya kepada rakyat. Yang ada justru hanya memeras rakyat dan menyengsarakan rakyat. Ini menunjukkan bahwa rezim telah gagal meriayah masyarakat.
Dimasa Kekhilafahan seorang Khalifah khawatir jika jalan utama rusak yang akan membuat unta terperosok. Maka dari itu Khalifah selalu mengontrol agar hewan yang dijadikan kendaraan tidak terluka. Masya Allaah.
Itu menunjukkan bahwa Khalifah takut kepada Allaah SWT, hingga dalam pelaksanaannya bukan hanya dilisan tapi diaplikasikan dalam kehidupan.
Allaah SWT berfirman:
إِنَّآ أَنزَلْنَا ٱلتَّوْرَىٰةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا ٱلنَّبِيُّونَ ٱلَّذِينَ أَسْلَمُوا۟ لِلَّذِينَ هَادُوا۟ وَٱلرَّبَّٰنِيُّونَ وَٱلْأَحْبَارُ بِمَا ٱسْتُحْفِظُوا۟ مِن كِتَٰبِ ٱللَّهِ وَكَانُوا۟ عَلَيْهِ شُهَدَآءَ ۚ فَلَا تَخْشَوُا۟ ٱلنَّاسَ وَٱخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِى ثَمَنًا قَلِيلًا ۚ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿٤٤﴾
"Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir."
(Q.S.5:44)
Wallaahu a'lam bishawab.