SDA Dijual Pejabat, Kehidupan Rakyat Sekarat


Oleh: Yani Saptari (Ibu Rumah Tangga)


Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan sebagai kebutuhan hidup manusia, ada yang tergolong komponen biotik seperti: hewan,tumbuhan dan mokroorganisme. Ada juga yang tergolong abiotik seperti: minyak bumi, gas alam, serta berbagai jenis logam, air dan tanah.


Di Indonesia, Sumber Daya Alam sangat melimpah ruah, itulah sebabnya Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya raya akan sumber daya alamnya, banyak sekali sumber daya alam yang dapat dikelola oleh negara untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya. Jika dikelola dengan benar, maka rakyat Indonesia tentunya akan hidup makmur dan sejahtera.


Namun melihat kondisi Indonesia saat ini sangatlah memprihatinkan, dimana dari tahun ke tahun angka kemiskinan kian bertambah,Sumber Daya Alam yang kita miliki tidak dapat memakmurkan dan mensejahterakan rakyatnya. Ini dikarenakan SDA yang kita miliki tidak dikelola sendiri oleh negara, banyak SDA yang pengelolaannya diserahkan kepada asing, juga adanya pejabat yang berani menjual murah SDA demi kepentingan pribadinya, sehingga membuat rakyat di negeri ini tidak dapat menikmati hasil dari SDA itu sendiri.


Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (kpk) Laode M Syarief menyoroti banyaknya korupsi disektor Sumber Daya Alam (SDA), "Banyak Sekali Sumber Daya alam di Indonesia yang dijual murah oleh pejabat. Dan ingat,yang ditangkap itu hanya sebagian kecil dan sebagian besar belum tertangkap" kata syarief digedung kpk lama, jalan Hs Rasuna said,kuningan,jakarta selatan,jum'at (25/1/2019). (okenews.com)


Karena sistem ekonomi di negara kita adalah sistem ekonomi kapitalisme yang asasnya sekularisme, dimana standar perbuatannya adalah manfaat dan liberalisme, termasuk liberalisme kepemilikan.


Maka jangan heran bila SDA kita sangat mudah jatuh kepada tangan Asing bahkan SDA negeri kita diperjualbelikan dengan bebas, karena liberalisme bisa membebaskan siapa saja untuk memiliki dan membeli apa saja yang mereka inginkan selama mereka memiliki materi yang berlimpah. Maka inilah yang menjadi pangkal kerusakan di negeri ini, karena sistem ekonomi kapitalisme inilah yang telah membebaskan pemilik modal untuk bisa menguasai berbagai sektor termasuk sektor SDA, karena faktor inilah rakyat di negeri ini sangat sulit memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan.


Dalam Islam, Sumber Daya Alam harus dikelola sendiri untuk kemakmuran Umat, tidak boleh Sumber Daya Alam ini dialihkan pengelolaannya kepada Asing apalagi diperjualbelikan, haram hukumnya bagi siapapun untuk memiliki atau menjualnya.


Dalam Islam pula, Negara wajib mengelola SDA ini dengan baik  untuk kepentingan Umat,pengelolaannya harus sepenuhnya dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat dalam berbagai bentuk.


Dalam pandangan sistem ekonomi Isslam, SDA termasuk dalam kepemilikan umum sehingga harus dikuasai oleh negara dan dikelola oleh negara,karna SDA ini merupakan pemberian Allah SWT kepada hamba-Nya sebagai sarana kebutuhan hidupnya agar dapat hidup makmur dan sejahtera serta jauh dari kemiskinan. 


Allah SWT berfirman, "Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu..." (TQS. Al-Baqarah: 29)


Dengan demikian SDA yang menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan semua manusia dam penunjang kehidupan mereka, jadi tidak boleh SDA ini disalahgunakan apalagi dijadikan sebagai alat untuk memperkaya diri sehingga akan berdampak buruk bagi kahidupan orang lain. Dengan semakin banyaknya kemiskinan, ini membuktikan bahwa sistem kapitalisme ini adalah sistem yang menjadi  akar dari kebobrokan negeri ini.


Jika kita memang ingin mendapatkan kemakmuran dan kesejahteraan serta ingin menjauhkan rakyat dari kemiskinan maka tidak ada jalan lain kecuali menyudahi penerapan sistem kapitalisme dan beralih kepada sistem Islam dan syariah Islam dengan total atau menyeluruh dalam sistem khilafah Islamiyah, karena hanya dengan sistem Islamlah kemakmuran dan kesejahteraan akan diraih, dan setiap manusia akan hidup dalam keridhoan Allah SWT.


Allaahu a'lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak