Oleh : Sumiyah Ummu Hanifah ( Member Akademi Menulis Kreatif ).
Kalimat ini terdengar begitu indah di telinga kita.
Dan pastinya menjadi harapan setiap keluarga muslim.
Rumah tangga bernuansa SYURGA tentu sangatlah menyenangkan, untuk itu harus di upayakan oleh setiap Pasangan Suami dan lstri yang menghendaki kehidupan Keluarga nan TENTERAM, DAMAI, PENUH CINTA dan di warnai dengan KASIH SAYANG yang tulus.
Berikut ini trik-trik menarik yang dapat menghantarkan kepada KEBAHAGIAAN dan KESELAMATAN dalam Rumah Tangga muslim:
1. Menjadikan lman dan lslam sebagai pondasi / landasan Pernikahan.
Seorang Calon Suami dan Calon lstri hendaknya mempersiapkan lman yang kokoh dan berusaha memiliki Tsaqofah ( Pemahaman menyeluruh ) tentang islam Supaya tidak terjadi "benturan- benturan" di saat akan menentukan keputusan yang di ambil ketika menghadapi problematika kehidupan.
Bilamana setelah Pernikahan ternyata Salah satu pasangan atau mungkin kedua-duanya belum memiliki Pemahaman yang mendalam, maka tetap tidak boleh berputus asa, karena masih ada kesempatan untuk belajar yaitu dengan sering mengikuti Kajian-kajian ilmu tentang islam dan prakteknya, bergaul dengan Orang-orang yang Sholih / Sholihah sehingga Pola pikir kita akan berubah menuju ke arah yang lebih baik.
2. Menetapkan Visi dan Misi serta tujuan Pernikahan.
Visi keluarga muslim adalah meraih kebahagiaan hidup di dunia Dan akhirat, serta mengharap bisa masuk ke dalam Syurga bersama-sama dengan keluarganya.
Sedangkan misi dan tujuan berkeluarga adalah mewujudkan keluarga yang Sakinah, mawaddah, warohmah dan melahirkan generasi Yang Sholih /Sholihah , menjadi imam /pemimpin bagi Orang-orang yang bertakwa serta melanjutkan Estafet perjuangan islam.
3. Menjalani Kehidupan keluarga sesuai Panduan Syari'at islam.
Setiap Rumah tangga pasti akan merasakan "ujian" dan "kegoncangan" dalam pperjalanan kehidupan keluarganya.
Menempuh kehidupan rumah tangga ibarat "bahtera" yang sedang mengarungi samudera yang luas dan dalam, yang terkadang melaju dengan tenang, tapi di lain waktu juga di hadang badai dan gelombang, seperti itulah kehidupan.
Namun bagi Orang yang beriman, ujian itu tidak akan mengaburkan jalan dan tidak akan memalingkan tujuan karena ARAH PERJALANAN sudah di pandu dengan "aturan"hidup yang telah di turunkan Allah SWT yaitu Al Qur'an dan As-sunah.
Di dalam islam Seorang Suami berperan sebagai Qowwam ( pemimpin ) bagi istri dan anak - anak nya.
Suami wajib memberikan nafkah yang layak dan mempergauli istrinya dengan sebaik-baiknya, serta memberikan keteladanan yang mulia kepada keluarganya.
Suami adalah pemimpin yang akan di mintai pertanggung-jawabannya atas apa yang ia pimpin, yaitu dirinya dan keluarganya di dunia maupun di akhirat kelak.
Sebagai contoh, Suami wajib menasehati istri dan anak-anaknya yang berbuat "melanggar" aturan Allah SWT, seperti : tidak mau sholat, tidak mau menutup aurat secara sempurna ( di hadapan yang bukan mahram ), berghibah, tabarruj ( berlebih - lebihan dalam berpenampilan dan berperilaku ), ikhtilat ( bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram di satu tempat, kecuali dalam urusan jual- beli, pengajaran dan pengobatan yang di halalkan Syari'at ), boros, termasuk sering melakukan perbuatan yang mubah ( di bolehkan ) tapi meninggalkan yang wajib, dan lain-lain.
Sedangkan Seorang lstri berperan sebagai Umm (un) wa rabbah al bayt yaitu Sebagai lbu dan pengatur rumah tangga, jadi Seorang lstri memiliki tugas untuk mengurus dan atas apa yang ada ( di percayakan oleh Suami ) di rumah, di antaranya memberikan pendidikan karakter islami kepada anak-anaknya.
Seorang lstri berperan pula sebagai "Umm (un) madrosatul uula" yaitu Ibu adalah sekolah yang pertama bagi anak-anaknya.
Baik atau buruknya karakter anak bisa di lihat dari bagaimana Sang lbu ( serta Orang-orang terdekat ) memberikan contoh / teladan, termasuk di sini adalah dari "derasnya" barang elektronik yang menghujani Pemikiran anak dan berimbas ke perbuatan anak.
Di sini tugas Orang tua semakin berat.
Tapi bagaimanapun Orang tua adalah figur pertama bagi anak, jadi apapun perbuatan Orang tua, baik ataupun buruk pasti akan di tiru oleh Sang anak.
Seperti peribahasa ," Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga",,,,
Demikian pula bila anak kita sejak kecil sudah di didik dengan cara-cara islami, bagaimana menutup aurat yang benar bagi anak laki-laki dan perempuan, maka di jamin anak kita tidak akan canggung lagi untuk berbusana syar'i , begitu pula dalam memperkenalkan makanan yang halal dan toyyib ( baik bagi kesehatan ) itu semua menjadi tugas Seorang lbu.
Dan masih banyak lagi tugas-tugas lbu yang lainnya, maka wajar bila "lbu" mendapatkan kemuliaan tiga kali lipat di banding "Ayah",,,
Dalam sebuah hadist di jelaskan bahwa SYURGA ADA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU,
Pertanyaannya lbu yang bagaimanakah yang di maksud ?
Apakah setiap ibu yang memiliki "jatah" Syurga ?
Ternyata tidak begitu mengartikannya, sebab Syarat masuk Syurga adalah harus mendapatkan Ridho Allah SWT, berarti perlu banyak upaya agar Allah Ridho kepada Sang lbu tersebut, di antaranya dengan senantiasa mengikuti contoh dari kehidupan keluarga Rosulullah SAW, dan berusaha untuk menjadi istri yang Sholihah tentunya.
Sabda Rosullullah SAW, " Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan Seorang Lelaki ( Suami )? Yaitu istri Sholihah yang apabila di pandang la akan menyenangkan Suaminya, bila di perintah ( dalam kebenaran ) la akan mentaati Suaminya, bila Suaminya pergi la akan menjaga dirinya.
( H.R. Abu Dawud )
Demikianlah betapa penting peran Suami dan istri dalam membingkai rumah tangga yang harmonis dan lndah laksana di Syurga.
Keduanya saling melengkapi, karena Suami adalah "Pakaian" untuk istri dan lstri adalah "Pakaian" bagi Suaminya.
Artinya Suami dan lstri harus saling melindungi dan menerima "kelebihan" dan "kekurangan"pasangan hidupnya, menjaga nama baik Pasangan adalah kewajiban yang harus di tunaikan.
Istri Sholihah akan memposisikan dirinya sebagai Pendamping hidup yang setia, menjadi peredam kegelisahan Sang Suami dan siap untuk menjadi pendidik bagi anak-anaknya agar kelak menjadi anak yang Sholih / Sholihah dan menjadi Qurrota a'yun ( Penyejuk hati ) bagi kedua orang tuanya.
ltulah Rumah tangga yang di dalamnya mempraktekkan ajara islam secara kaffah ( menyeluruh ) dan sekaligus mendakwahkannya kepada sesama Keluarga muslim, agar semua bisa ikut merasakan KENIKMATAN RUMAH DUNIA Serasa RUMAH di SYURGA...
Wallahu a'lam bishawab.