Rezim Represif Makin Agresif


Oleh : Yuli Ummu Raihan


Ahad 3/02/2019 beredar secara massif  link vidio konser musik Dewa 19 distadion Malawati Shah Alam Kuala Lumpur Malaysia sebagai platform di media sosial. 

Konser yang berlangsung pada Sabtu 02/02/2019 itu awalnya adalah konser reuni group band legendaris ini dengan mantan personilnya dulu musisi Ari Lasso dan Once Mekel. Namun konser ini berubaha menjadi tribute to Ahmad Dhani karna musisi kontoversial ini mendekam di LP Cipinang karna tuduhan melakukan ujaran kebencian.


Sebelumnya pendiri Republik Cinta Manajemen ini menilai hak kebebasan berpendapat di Indonesia sudah hilanh apabila ia diputuskan bersalah dalam sidang kasus ujaran kebencian di PN Jakarta Selatan.


" Kalau saya sampai dihukum, berarti tidak ada lagi kebebasan berpendapat, tidak ada perlindungan untuk berpendapat.

Benar presiden kita, banyak politisi sontoloyo, " kata Dhani di PN Jakarta Selatan, pada Senin (19/11/2018) tirto.id.


Dhani didakwa melakukan ujaran kebencian karna twitnya yang diunggah pada 6 Maret 2017 yang berbunyi, "Siapa saja yang dukung penista agama adalah bajingan yang perlu diludahi mukanya-ADP".


Jaksa mendakwa dengan pasal berlapis yakni pelanggaran pasal 45 ayat 2 UU No.19/2016 tentang ITE, pasal 28 ayat 2 UU ITE, pasal 55 ayat 1 KUHP dengan total ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara.


Ini jauh berbeda dengan Ahok si penista agama sendiri yang hanya dituntut 1 tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun, meski akhirnya divonis 2 tahun penjara dan saat ini telah menghirup  udara bebas lagi dan berencana menikahi seorang wanita yang awalnya seorang muslimah tapi memutuskan murtad demi seorang Ahok.


Inilah bukti kesekian yang membuktikan rezim ini adalah rezim represif, karna nyaris banyak pihak oposisi atau yang berseberangan dengan rezim ini yang dijerat hukum, dipenjara, belum lagi upaya persekusi, dan kriminalisasi lainnya termasuk kepada ulama yang seharusnya dihormati.


Siapa saja yang kritis menyuarakan kebenaran apalagi kebenaran yang merugikan rezim berupa kebobrokan rezim, kebijakan yang dzolim, makar penjajah, dan opini lain yang berseberangan dengan rezim ini satu persatu diciduk dan dijatuhi hukuman.


Sementara siapa saja yang mendukung, menjilat, sekubu,  dengan rezim saat ini maka lolos dari jerat hukum meski melakukan pelanggaran hukum yang sama atau lebih berat.

Contoh kasus Viktor Laiskodat, Sukmawati, Remaja China yang membuat vidio menghina presiden, abu janda, Ade Armando dll.


Sikap pemerintah yang anti kritik dan represif ini menunjukkan bahwa politik dalam sistem demokrasi ditujukan untuk meraih dan melanggengkan kekuasaan bukan untuk kepentingan rakyat.

Semua cara dihalalkan demi mencapai keinginan  termasuk cara- cara batil, tidak ada kawan  dan lawan abadi yang ada hanya kepentingan abadi dan apapun serta siapapun yang menghalangi atau mengaggangu kepentingan penguasa maka akan disingkirkan.


Hanya sistem politik dan kepemimpinan Islam yang mampu mengatasi semua ini, mengurusi kepentingan umat, dan memberi keadilan pada semua rakyat tanpa memandang apakah ia kawan, saudara, atau siapapun. Semua sama dimata hukum meski penguasa sekalipun. Tidak boleh kebencian seseorang pada orang lain atau sekelompok orang membuat ia tidak berlaku adil, apalagi jika ia adalah penguasa atau pemimpin yang memang bertugas memberi perlindungan pada semua rakyatnya.


Dalam islam diatur tatacara menyampaikan pendapat melalui mekanisme muhasabah/ kritik tentunya dengan tuntunan syara'.

Seseorang dianjurkan berkata baik dan benar atau lebih baik diam, jika berbeda pendapat tetap mengedepankan adab, menggunakan hujjah, dan cara yang baik.


Dalam Islam tidak ada kebebasan yang mutlak, ada aturan dan adab yang harus diikuti ketika menyampaikan pendapat, bahkan ada wadah khusus yang memfasilitasi rakyatnya untuk memyampaikan kritik mereka yaitu melalui majlis wilayah, yang kemudian disampaikan pada majlis umat.

Bahkan dalam Islam menyampaikan kebenaran/ kritik dihadapan penguasa yang dzalim adalah jihad terbesar.

Penguasa dalam sistem Islam pun bukan penguasa anti kritik, ia justru akan senantiasa menerima kritik dan saran dari rakyatnya  dan legowo jika ada kebijakannya yang dikritisi karna bertentangan dengan hukum syara.


Hanya sistem Islam yang membuat penguasa menjadi pendengar yang baik, dan rakyat sebagai pemberi kritik terbaik demi kemashlatan umat. 

wallahu a'lam bishowab. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak