Potret Buram Pendidikan Dalam Sistem Sekuler

Oleh : Yuli Ummu Raihan


Guru itu adalah pahlawan tanpa tanda jasa, bahkan saking tiada penghargaan atas jasa seorang guru presiden saja kaget karna ternyata masih ada guru honorer yang bergaji 300 ribu rupiah sebulan, padahal ini adalah realita yang banyak terjadi bahkan yang tidak dibayar berbulan-bulan pun masih ada karna kurangnya perhatian dari pemerintaha daerah apalagi pusat.


Belakangan viral vidio seorang murid yang menantang gurunya di Gresik Jawa Timur 2 Februari 2019 lalu. Murid berinisial AA menantang sang guru (NK) dengan prilaku yang sangat tidak layak hanya karna ditegur untuk tidak merokok di dalam kelas, si murid kurang ajar bahkan berani memegangi kerah baju dan kepala sang guru ( Tribbunnews.com).


Ini bukanlah yang pertama, banyak kasus serupa pernah terjadi dan sempat viral dijagat maya, banyaknya kecaman dari netijen dan pihak terkait membuat kasus ini menjadi viral, tapi sayang semua berakhir damai dengan satu kata maaf.

Usia pelaku yang dianggap masih remaja sehingga hanya dianggap kenakalan remaja, atau pertimbangan lain membuat masalah selesai begitu saja tanpa menumbulkan efek jera bagi pelaku dan peringatan bagi yang lainnya.

Justru menjadi seperti trend bagi kalangan pelajar membuat aksi serupa dilain waktu dan tempat.


Semua ini buah dari sistem sekuler saat ini yang melahirkan sistem pendidikan yang salah karna menjauhkan pelajar dari nilai-nilai agama, sehingga agama bukan lagi menjadi prioritas utama. Akidah Islam tidak dijadikan sebagai landasan pendidikan, pelajaran agama disekolah dikurangi, pembinaan adab dan akhlak sangat minim, apalagi keterikatan pada hukum syara' sangatlah jauh.


Pendidikan sekarang hanyalah proses transfer ilmu, hanya proses mengajar bukan mendidik, maka wajar jika hasilnya kacau balau begini.Tujuan pe didikan sekarang adalah dunia kerja, bagaimana bisa mendapat materi yang banyak agar bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan naluri sebanyak-banyaknya.

Sehingga yang ada diotak pelajar saat ini bagaimana bisa mendapat nilai bagus tanpa peduli caranya.

Bahkan potret pendidikan hari ini makin buram, masuk disuruh melakukan hal sia-sia(MOS) yang berisi ajang buly, baik verbal maupun pisik dan banyak yang sampai meregang nyawa, begitu sekolah tawuran antar sekolah, pelecehan seksual sesama pelajar, atau guru pada murid, kepala sekolah pada guru,bahkan tindakan amoral lainnya seperti pacaran yang kelewat batas, perzinaan sehingga mengakibatkan kehamilan yang tidak dikehendaki yang berakhir aborsi, atau pembunuhan karna motif asmara, dll.

Ini menjadi  menu berita yang hampit tiap saat kita indra.


Dalam Islam kurikulum pendidikan wajib berlandaskan akidah Islam, mata pelajaran serta metologi penyampaian pelajaran seluruhnya disusun tanpa ada penyimpangan sedikitpun dalam pendidikan dari azas tersebut.

Politik pendidikan Islam adalah membentuk syaksiyah Islam yaitu pola pikir dan sikap harus berlandaskan Islam.


Islam adalah agama yang sempurna dan agung yang mampu melahirkan generasi gemilang dan bermartabat tinggi dengan keilmuannya, kita lihat bagaimana baginda Rasulullah saat membina sahabatnya dengan akidah yang lurus, dengan Al qu'an, sehingga lahirnya sahabat-sahabat yang namanya harum hingga kini.

Para sahabatpun mempunyai adab yang luar biasa terhadap Rasulullah yang sekaligus guru mereka,jangankah menantang, memotong perkataan nabi saja para sahabat tidak, apalagi meninggikan suara dihadapan beliau.


Dalam Islam guru dihargai sangat mulia, baik diberi penghormatan dimasyarakat, derjat yang lebih, serta gaji yang layak. Pada masa khalifah Umar bin Khotob seorang guru digaji 15 dinar (1 dinar=4,25 gram emas) yang kalau dirupiahkan saat ini kira-kira sekitar dua puluh jutaan rupiah, sementara kebutuhan pokok sudah dipenuhi negara sehingga gaji segitu besar sangat amat layak untuk kehidupan seorang guru.


Bandingkan dengan sekarang saat kebutuhan pokok melangit, belum tuntutan yang lain seperti air, listrik, kesehatan, pendidikan ini membuat guru harus putar otak mencari kerjaan sampingan agar tetap bisa bertahan hidup disela keinginannya mencerdaskan anak bangsa. Sementara dari pelajar sendiri terbebani dengan kurirkulum yang berubah seiring  pergantian mentri pendidikan yang menjadikan mereka sebagai kelinci percobaan.


Budaya liberal juga merasuki para pelajar dinegri ini mulai dari cara berpakaian, bicara, penampilan, dan tingkah laku.

Kurangnya perhatian dari keluarga terutama orantua karna disibukkan mencari nafkah membuat anak kurang perhatian dan mencarinya ditempat yang salah, kurangnya kontrol masyarakat serta tidak ada sanksi tegas dari negara menambah buruk potret pelajar di negri ini.


Dalam Islam bagi penuntut ilmu memperlajari adab sebelum ilmu itu wajib seperti yang dikatakan Imam Daarul Hijrah, Imam Malik ra:" Pelajarilah adab sebelum memperlajari ilmu".

Keluhuran adab adalah pondasi dan ketinggian ilmunya adalah sesuatu yang pasti.

Maka hanya Islam lah yang mampu melahirkan generasi yang gemilang dengan keluhuran adabnya, 

Islam juga membentuk karakter guru sebagai teladan yang layak ditiru dan dihormati, sehingga terjadi sinergi antara pelajar dan guru ditunjang oleh sistem pendidikan yang  Islami menghasilkan para ilmuan yang gemilang wallahu a'lam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak