PEMIMPIN YANG TAKUT KEPADA ALLAH ADALAH DIA YANG BERANI MENERAPKAN HUKUM ALLAH


Oleh : Melani Widaningsih, S.Pd. 

Pemilu 2019 semakin dekat, sebagaimana yang sudah diumumkan jauh-jauh hari rencananya pada tanggal 17 April mendatang akan dilaksanakan pemilihan Presiden dan calon wakil presiden yang serentak dilaksanakan bersamaan dengan Pemilihan anggota legislatif (DPR-MPR).

Menghadapi pilpres mendatang tentu kedua pasang bakal calon yang sudah resmi terus mempersiapkan diri semaksimal mungkin agar bisa memenangkan pemilu mendatang. Berbagai agenda kunjungan, safari politik ke berbagai wilayah terus dilakukan untuk mencari suara dan dukungan.

Berbicara tentang kepemimpinan, tentu sebagai seorang Muslim kita sudah memahami bahwa ia merupakan sesuatu yang memang mendapatkan porsi pembahasan khusus dalam khasanah keislaman. Mengingat peran penting seorang pemimpin yang di dalam Islam berfungsi sebagai Qowwam yang mengurusi setiap urusan-urusan Umat di berbagai bidang kehidupan dengan Islam. Namun tentu terdapat perbedaan yang cukup besar antara kriteria pemimpin di dalam Islam dan dalam konteks politis praktis hari ini.

Islam memandang bahwa seorang pemimpin adalah mereka yang mau menjalankan aturan-aturan baku dari Allah SWT yakni Syariat Islam bukan yang lain. Dia haruslah orang yang memiliki kesungguhan untuk mengabdikan diri di jalan Allah. Menjadikan kepemimpinannya sebagai wasilah Taqorub ilallah. Dan memiliki sifat-sifat kepemimpinan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW dan Para Khalifah setelahnya.

Jika melihat politik praktis hari ini, tentu sulit untuk menemukan kriteria pemimpin sebagaimana yang diSyariatkan di dalam Islam. Terlebih pemimpin yang mau sepenuhnya menjalankan segala ketetapan-Nya (Syariat Islam). Karena sebagaimana yang sudah diketahui sampai hari ini pemimpin-pemimpin yang terpilih pada akhirnya hanya berfungsi sebagai pelanjut estafet pelaksanaan hukum-hukum kufur buatan manusia. Maka tidak jarang kita temukan berbagai aturan dan kebijakan yang justeru tidak sejalan dengan apa yang dikehendaki oleh Islam.

Dalam salah satu debat pilpres yang sudah dilaksanakan Minggu, 17 Februari lalu, calon petahana yaitu Joko Widodo menyampaikan bahwa satu-satunya yang dia takuti adalah Allah SWT tidak ada yang lain. Namun melihat rekam jejaknya selama memimpin tentu kita bisa melihat bahwa apa yang disampaikannya tidak lebih merupakan omong kosong semata mengingat baru di rezim dialah kita melihat bagaimana kriminalisasi terhadap ajaran Islam, para Ulama dan Organisasi Dakwah begitu gencar dilakukan. Sementara itu di kubu lawan kita pun tidak pernah mendengar dari berbagai visi dan misi yang disampaikannya di berbagai forum bahwa ia akan menjalankan apa-apa yang sudah Allah perintahkan dalam konteks kepemimpinan sebagaimana yang ditetapkan dalam Islam.

Jelas dari sini, bahwa ideologi sekulerisme yang menapikan hadirnya aturan Agama (Islam) dalam pengaturan berbagai urusan kehidupan masyarakat tidak akan pernah bisa melahirkan para pemimpin yang benar-benar takut terhadap Allah SWT. Jika Hak-hak Allah saja berani dilanggar apalagi hak kita sebagai rakyat biasa.

Maka hanya dibawah Sistem Islam yang berasal dari Ideologi Islam lah yang akan benar-benar melahirkan para pemimpin yang benar-benar takut kepada Rabb-Nya. Seraya berani untuk menerapkan hukum-hukum Syariat-Nya. Wallahu a'lam.


1 Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak