Pemimpin Sebarkan Berita Hoax,Rakyat Menjadi Soak


Oleh: Rina Tresna Sari, S.Pd.I

(Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif) 


Sebagai seorang pendidik salah satu yang selalu ditanamkan kepada anak-anak didik adalah pentingnya kejujuran. Mengapa? karena di negeri tercinta ini sedang terjadi krisis kepercayaan akibat dari ketidak jujuran. 


Bagaimana tidak, hasil debat antara paslon 01 dan 02 menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat, pasalnya data-data yang diberikan Jokowi tidak sesuai dengan realita. 


Sebagaimana dilansir DetikNews.Com Jakarta - Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyebut tak ada lagi kebakaran hutan dan lahan dalam 3 tahun terakhir. Rupanya ada data berbeda menurut BNPB, "Kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan ini sudah bisa kita atasi. Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan, hutan, kebakaran lahan gambut dan itu adalah kerja keras kita semuanya," kata Jokowi di panggung debat kedua, di Hotel The Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).


Berbeda dengan BNPB atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana merekapitulasi bencana alam, termasuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Bahkan di tahun 2019 ini tercatat sudah terjadi beberapa kali karhutla.


Begini data karhutla di Indonesia menurut data BNPB:

- Tahun 2019 (hingga Februari): 5 kali kejadian karhutla, 1 orang hilang/meninggal dunia 

- Tahun 2018: 370 kali kejadian karhutla, 4 orang hilang/meninggal dunia

- Tahun 2017: 96 kali kejadian karhutla, tak ada korban jiwa/hilang

- Tahun 2016: 178 kali kejadian karhutla, 2 orang hilang/meninggal dunia.


Ironi memang menyaksikan semua ini, bagaimana tidak seorang pemimpin memberikan berita hoax yang dikonsumsi masyarakat, membuat rakyat semakin soak. Apalagi hal ini dilakukan ketika mendekati pemilihan Presiden. Apakah seperti itu wujud seorang pemimpin di negeri demokrasi ?  Selalu menyengsarakan rakyat,bahkan melakukan kebohongan demi meraih simpati dan suara rakyat. Data memang dibutuhkan dalam menguatkan argumen, namun bukan data hoax tentunya.


Dalam Islam, kepemimpinan hakikatnya adalah memberikan keteladanan dalam ucapan dan perbuatan, karena setiap tindakan dan kebijakan seorang pemimpin akan di pertanggungjawabkan kelak di akhirat atas kepemimpinannya.



Rasulullah Muhammad SAW bersabda :

“Setiap Kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya” (HR. Bukhari Muslim) 


Karena sejatinya seorang pemimpin itu mengemban amanah, dapat dipercaya, tidak menghianati kepercayaan rakyatnya karena kini rakyat pun sudah paham, kritis dan semakin cerdas. Jadi sebaik apapun rangkaian kebohongan dibalut data-data, maka akan terkuak juga. Seperti peribahasa, sebaik-baik menyimpan bangkai, maka baunya akan tercium juga. 


Allaahu a'lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak