Oleh: SW.Retnani, S.Pd. (Praktisi Pendidikan)
Keindahan negeri ku terbentang dari Sabang hingga Merauke. Berjajar pulau- pulau di seluruh pelosok menjadi satu ikatan wilayah yang elok. Negeri ramah nan indah akan budaya penduduknya. Lautnya yang indah membentang menampakkan berbagai kekayaan alam terkandung didalamnya. Namun sayang, Indonesia negeri yang kaya akan sumber daya alam,tapi tidak mampu mensejahterakan dan membahagiakan rakyatnya. Sistem kapitalis yang rusak dan dzalim telah mendorong sejumlah penduduk Indonesia untuk lebih memilih mengais rezeki di negeri orang. Benar, mereka adalah tenaga kerja Indonesia (TKI). Para pahlawan devisa yang tiada henti menjadi sorotan media karena nasib naasnya. Untung tidak dapat diraih malang tidak dapat ditolak. Seperti inilah nasib para TKI kita. Ada sebagian dari mereka yang bisa meraup rezeki di negeri orang, namun banyak pula yang bernasib malang. Ada yang disiksa, dirampas haknya, diperkosa, direndahkan harga dirinya, dipenjara, tidak dibayar dan lebih tragis lagi ada yang pulang tinggal nama.
Pederitaan para TKI tidak hanya berhenti di negeri orang bahkan mereka pun di paksa memenuhi keinginan para oknum negerinya sendiri, baik di paksa membayar sejumlah materi ataupun dipaksa memenuhi nafsu bejat para oknum tak bermoral.
Kesedihan ini dirasakan pula oleh semua keluarganya, bahkan ada yang mengalami trauma.
Seperti disinyalir dari www.pikiran-rakyat.com (31/10/2018)
Kabar mengejutkan diterima keluarga Iti Sarniti, warga Blok Manis RT 1, RW 1, Desa Cikeusik, Kecamatan Sukahaji, Majalengka, pada Selasa 30 Oktober 2018.
Anak perempuannya, Tuti Tursilawati (34), yang menjadi TKW di Arab Saudi telah dieksekusi mati Senin 29 Oktober 2018.
Jenazah Tuti Tursilawati telah dimakamkan di TPU Taif, Arab Saudi pada hari itu juga. Kabar duka tersebut disampaikan langsung Direktur Perlindungan TKI Lalu Muhamad Iqbal saat mendatangi kediaman Iti di Desa Cikeusik.
Menurut Kementrian Luar Negeri kaget dengan pelaksanaan eksekusi mati tersebut karena sebelumnya tidak pernah ada kabar apapun yang diterima pemerintah, baik KJRI maupun KBRI serta Kemenlu di Jakarta.
Seperti inikah nasib para pahlawan devisa selalu menjadi tumbal negeri ini? Puluhan trilliun telah disumbangkan, namun jasa mereka hanya di pandang sebelah mata.
Sikap pemerintah dingin dan tidak bisa tegas ketika para TKI mengalami kesulitan serta mendapatkan ketidakadilan di Negeri orang.
Perlindungan dan jaminan dari pemerintah seakan hanya dibibir saja. Para TKI hanya bisa pasrah ketika hukum negeri orang menjerat mereka. Sungguh sistem kapitalisme- liberalisme telah merobek hati nurani para penguasa negeri ini. Akhlak dan rasa kemanusiaan mereka telah terhapus oleh segelintir materi. Terlebih lagi, aturan negeri ini sering tidak memperhatikan aturan agama bahkan menjauhkan aturan agama pada hampir setiap hukum yang berlaku. Duka yang dialami para TKI adalah akibat dari rezim gagal dalam meri'ayah umat. Sekaligus rezim yang tidak punya nyali sebab rezim ini antek asing dan aseng.
Nasib TKI, mereka jadikan tumbal demi kepentingan mereka. Rezim dzalim inilah yang telah menghancurkan harapan dan impian para pahlawan devisa.
Semua kesengsaraan dan kepedihan para TKI jelas akibat sistem kapitalisme- liberalisme yang telah melahirkan sistem demokrasi. Sistem kufur yang dzalim menghalalkan segala cara demi kepuasan kesenangan dan kepentingan pribadi.
Sangat Berbeda dengan sistem Islam, sistem yang berasal dari aturan sang maha Pencipta Alloh azza wajalla. Sistem yang mampu menyelesaikan seluruh problematika kehidupan manusia bahkan memberikan rahmad untuk seluruh alam. Allah SWT berfirman:
وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ
wa maaa arsalnaaka illaa rohmatal lil-'aalamiin
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107)
Hukum Islam akan mengatur segala aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan politik luar negeri yang menyangkut hubungan bilateral maupun multilateral. Sehingga adanya kerjasama seperti pengiriman tenaga kerja tidak ada yg yang terdzalimi. Dan bila ada perselisihan antara pekerja dan majikan, negara harus mengetahui dan secepatnya memberikan solusi terbaik sesuai aturan Islam agar tidak terjadi kedzaliman pada salah satu pihak.
Khilafah atau negara yang menganut sistem Islam menjamin seluruh perkara yang berkaitan dengan kesejahteraan umat, hak pendidikan, kesehatan, jaminan hari tua dll. Negara wajib bertanggung jawab atas setiap individu rakyatnya. Negara wajib melindungi dan memelihara kepentingan umat. Negara juga wajib memenuhi seluruh kebutuhan dan keperluan umat. Pembiayaannya diperoleh dari pengelolaan sumber daya alam. Pengolahan kekayaan negeri ini dilakukan sendiri oleh negara. Sehingga hasil dan keuntungannya bisa mencukupi seluruh kebutuhan umat. Ingat, negeri kita Indonesia kaya akan emas, nikel, batu bara, minyak bumi, hutan, laut dll. Jadi, rakyat Indonesia tak perlu mengemis ke negeri orang.
Maka dengan sistem Islam, umat akan terjaga perekonomiannya sehingga tidak akan terjadi peristiwa seperti yang dialami Tuti Tursilawati dan TKI lainnya. Islam akan menjaga umat agar tidak terjebak kedalam pola hidup hedonis dan materialis. Islam juga mengajarkan umatnya untuk memahami bahwa pada diri setiap orang, sudah Alloh swt tentukan kadar rezekinya masing- masing. Allah SWT berfirman:
وَمَا مِنْ دَاۤ بَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
wa maa min daaabbatin fil-ardhi illaa 'alallohi rizquhaa wa ya'lamu mustaqorrohaa wa mustauda'ahaa, kullun fii kitaabim mubiin
"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)."
(QS. Hud 11: Ayat 6)
Sehingga umat akan selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Sang Maha Pencipta. Allah SWT berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
wa iz ta`azzana robbukum la`in syakartum la`aziidannakum wa la`ing kafartum inna 'azaabii lasyadiid
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 7)
Kesadaran tinggi akan pertanggung jawaban atas rezeki yang telah Alloh swt titipkan, akan membuat setiap umat berupaya agar hartanya menjadi berkah dunia dan akhirat.
Wahai kaum Muslim, saatnya kita wujudkan keadilan dan kesejahteraan dengan penerapan Sistem Islam dalam naungan Khilafah Rasyidah 'ala Minhajj an-Nubuwwah.
Wallohu a'lam bish showab.