Oleh : Rosmita (Aktivis Muslimah Peduli Umat)
Bukan lautan hanya kolam susu.
Kail dan jala cukup menghidupimu.
Tiada badai tiada topan kau temui.
Ikan dan udang menghampiri dirimu. Orang bilang tanah kita tanah surga.
Tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman.
Lagu Koesplus di era tahun 70-an menggambarkan betapa kayanya negeri ini. Sumber daya alam yang melimpah dengan tanah yang subur dan lautan yang membentang luas membuat negeri ini bak jamrud khatulistiwa.
Bahkan ada ungkapan "Gemah ripah loh jinawi" untuk negeri ini yang artinya : "Tentram dan makmur serta sangat subur tanahnya." Ada juga yang mengartikan "Kekayaan alam yang berlimpah."op
Untuk itu seharusnya rakyat Indonesia hidup sejahtera, karena kekayaan alam yang dimilikinya. Namun faktanya masih banyak rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan. Banyaknya pengangguran, tingginya kriminalitas, dan maraknya gelandangan dan pengemis membuktikan bahwa rakyat Indonesia belum sejahtera.
Lalu kemana sumber daya alam yang berlimpah milik Indonesia?
Realitanya sudah sejak lama, Indonesia menjadi objek rebutan para pejabat yang berprofesi sebagai makelar penjualan aset milik umat. Banyak sumber daya alam yang dijual murah oleh para pejabat negara.
Seperti dilansir dari Okezone.com – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M Syarief menyoroti maraknya korupsi di sektor Sumber Daya Alam (SDA). Menurut Laode, banyak pejabat di Indonesia yang sengaja menjual murah SDA.
Sejauh ini, kata Syarief, pihaknya baru dapat memproses sekira 20 penyelenggara negara ataupun pejabat daerah yang melakukan korupsi di sektor SDA. Dari korupsi tersebut, sambungnya, KPK menemukan kasus yang merugikan negara hingga Rp 1,2 triliun. (25/1/2019).
Maraknya penjualan sumber daya alam oleh oknum pejabat inilah yang menjadi sebab kesengsaraan rakyat. Bagaimana tidak? Sumber daya alam yang seharusnya dikelola oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kemaslahatan rakyat malah dijual murah kepada asing dan aseng.
Fenomena ini menjadi lumrah dalam negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalisme, pejabat negara yang seharusnya melayani urusan umat malah berlomba-lomba memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Sekularisme membuat para pejabat bebas menjual aset negara tanpa memikirkan nasib rakyatnya. Belum lagi liberalisme kepemilikan yang melegalkan swasta dan asing menguasai sumber daya alam yang ada. Inilah pangkal kerusakan yang menyebabkan sulitnya mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Di dalam Islam sumber daya alam ditetapkan sebagai harta milik umat, yang harus dikelola oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kemaslahatan rakyat. Sehingga haram hukumnya bagi siapapun memiliki sumber daya alam tersebut, apalagi menjualnya kepada asing.
Sebagaimana sabda Rosululloh saw : "Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara yaitu air, padang rumput dan api. " (HR. Ahmad)
Dan firman Allah swt : "Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu... " (Qs. Al-baqoroh :29)
Untuk itu saatnya umat kembali kepada sistem Islam, karena hanya dengan menerapkan syari'at Islam secara keseluruhan kesejahteraan dan ketentraman dapat terwujud. Bahkan Allah akan limpahkan keberkahan dari langit dan bumi sehingga negeri ini menjadi baldatun thoyibatun wa Robbun Ghofur.